KISAH NYATA ANGGOTA JAMA’AH TABLIGH MENYEKAP USTADZ SALAF KOTA PADANG
Memang beginilah pelaku bid’ah, melakukan kekerasan dalam menyebarkan bid’ahnya dan menentang kebenaran. Jama’ah tabligh adalah firqah yang berada dalam shaf terdepan dalam menolak kebenaran. Juga berada pada shaf terdepan dalam kebodohan dalam masalah agama. Maka kita akan melihat kebodohan meliputi mereka, baik dalam masalah aqidah, ibadah, mu’amalah dan lainnya. Mereka pun beribadah tidak berlandaskan kepada dalil.
Sebagian jama’ah tabligh (kalau tidak mau dikatakan sebagian besarnya) memang identik dengan kekerasan. Di antara anggotanya pernah melakukan pemukulan. Sebut saja pemukulan yang dilakukan jama’ah tabligh di daerah dekat UNP (Universitas Negeri Padang). Jama’ah Tabligh juga pernah memukul Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra (Alumnus Universitas Islam Madinah), hal ini pernah diceritakan oleh Ustadz Ali Musri di dalam ceramahnya. Bahkan seorang jama’ah tabligh di daerah Pariaman mengatakan kepada kami (penulis/penyusun) bahwa “jika seorang salafi [1] (ahlussunnah) menanyakan dalil, maka inilah jawabannya (sambil dia mengepalkan pukulannya)”.
Kekerasan ini wajar terjadi karena sebagian anggota jama’ah tabligh adalah berlatar belakang preman dan belum hilang sifat premannya yang identik dengan kekerasan.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada pihak keamanan agar bisa membendung kekerasan yang dilakukan anggota jama’ah tabligh dan orang-orang yang sepemikiran dengan mereka dalam kekerasan, termasuk di dalamnya barisan teroris yang membuat makar di negara kaum muslimin, yaitu Indonesia.
Ketahuilah, agama Islam tidaklah mengajarkan kekerasan. Allah dan Rasul-Nya tidak memerintahkan seorang muslim untuk berbuat kekerasan.
Allah Ta’ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka dengan sebab rahmat Allah-lah engkau berlemah-lembut terhadap mereka, dan sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159).
Rasulullah bersabda:
مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ
“Siapa saja yang diharamkan (mempunyai) sifat lemah lembut berarti ia telah diharamkan dari kebaikan” [2]
Kami akan menyebutkan peristiwa penyekapan yang dilakukan oleh anggota jama’ah tabligh, yang akan diceritakan sendiri oleh korban penyekapan, yaitu Ustadz yang kami muliakan, Ustadz Abu Fadhil Zul Asri Rusli (semoga Allah menjaganya dari makar jama’ah tabligh). Beliau menceritakan kisahnya dalam tulisan yang berjudul: “DURI KECIL DARI SEKIAN DURI DI MEDAN DA’WAH” [3]
Berikut adalah kisah lengkapnya:
DURI KECIL DARI SEKIAN DURI DI MEDAN DA’WAH
Oleh: Ustadz Abu Fadhil Zul Asri Rusli
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah Ta’aala, semoga Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullaah- shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, keluarga Beliau, Para Shahabat Beliau dan siapa saja yang mengikuti Beliau dengan baik hingga akhir zaman. Amma ba’du:
Setiap Jum’at kedua genap adalah jadwal khutbah ana di Masjid Al-Hijrah Jundul Rawang Kec. Padang Selatan Kota Padang, Sumatera Barat. Tema khotbah adalah :
“المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف و في كل خير” (Seorang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing ada kebaikan).
Setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Ralulullah, ana bacakan sebuah hadits dari Rasulullah-shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف و في كل خير، احرص على ما ينفعك و استعن بالله ولا تعجز، و إن أصابك شيء فلا تقل : لو أني فعلت كان كذا و كذا ، ولكن قل: قدر الله و ما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان. (رواه مسلم 2664/34
Bersabda Rasulullah –shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, maka katakanlah : “ini telah ditakdirkan oleh Allah, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”. Dan janganlah engkau berkata: “seandainya aku berbuat demikian tentu aku tidaklah jadi begini dan begitu, karena kata “seandainya” membuka pintu perbuatan syaithan” ( Hadits Riwayat Muslim, no.2664/34) [4]
Ana uraikan hadits ini, diantaranya, hendaklah seorang muslim kuat dalam segala hal, fisik, ekonomi dan lebih penting lagi dari itu adalah lebih kuat iman, aqidah dan tauhidnya. Jangan bermalas-malas sepeti tidur terlalu malam dan nanti bangunnya tengah hari. Tidur pagi hari sangat tidak disukai, karena menurut perkataan dokter siapa yang tidur pagi hari ia akan kehilangan kesempatan menghirup oksigen segar di pagi hari itu. Dst….
Ana pun jadi Imam sholat Jum’at, selesai salam ana menghadap ke jama’ah dan ana melihat seorang pada shaf awal berjubah putih, sorban putih dan berjenggot panjang membelalakkan matanya ke pada ana [5]. Tapi ana tak berfikir apa- apa, karena orang ini ada beberapa kali Sholat Jum’at di masjid tersebut. Berarti dia adalah jamaah masjid.
Namun, ketika ana mau pulang kira-kira 200 meter dari masjid, persisnya ditikungan, ana melihat dua orang duduk di pos ronda/warung dan ia langsung memanggil ana: “ustadz…! Sambil berlari kearah kendaraan ana. Ana menghentikan kendaraan karena tidak ada sama sekali curiga. Tapi, tiba-tiba ia langsung marah dengan mengatakan: “ saya mau tanya, kenapa khotbah tadi menghibah kaum muslimin???, ia terus memegang leher baju ana dan menarik ana keluar dari mobil, dan ana biarkan saja mobil berhenti di tengan jalan. Ia selalu memaki dan mendekap ana,ana berusaha untuk melepaskan diri, sementara kendaraan lain lalu lalang dan Qaddarallaahu, ana memang sedang diuji, tidak ada seorang pun yang menolong. Ketika ana berhasil lepas dari dekapannya, ana katakan kalau ini masalah khotbah, ayuk kita selesaikan di masjid. Tapi dia tidak mau, di sini saja katanya sambil ia berusaha lagi mendekap ana dan ia berhasil. Maklum ana ada sedikit gejala maag, ketika sedang sholat Jum’at ana merakan perih di dalam perut dan ana jadi agak lemah. Dalam kondisi seperti itu dia berusaha mendekap dan menyeret ana ke semak dan disaksikan oleh banyak ibuk-ibuk yang tak kuasa berbuat apa-apa. Ana diseret kesana kemari, ditarik mau disandarkan ketembok, ana berusaha melawan, ana melihat dia memasukkan tangannya ke dalam saku jubah putihnya. Ana sangat khawatir kalau-kalau dia mengambil benda tajam. Ia tidak puas, ia seret ana ke belakang rumah ke dekat sumur, ana pun sangat khawatir kalau-kalau ia membuang ana ke dalam sumur. Ana yakin Allah akan memberi pertolongan, akhirnya ana katakan: “ kamu kan dengan kostum ini menggambarkan seorang juru da’wah dan ulama besar, tidak baik kalau kamu menghajar saya di sini, nanti dilihat oleh orang banyak, bawalah saya ke dalam rumah ini, disana kita selesaikan, terserah saya mau diapakan”. Ia mengaku bahwa itu adalah rumahnya, ana agak yakin juga karena tuan rumah, seorang ibu dan anak lelakinya yang kira-kira berumur 20 tahun, hanya menonton, tidak bisa berbuat apa-apa. Namun anggapan ana itu berubah ketika ibu itu menyuguhkan dua gelas air sambil berkata: “pak minum dulu”. Ana memang dalam keadaan yang sangat letih dan dibasahi keringat. Ia tidak henti-hentinya mencerca ana, sesekali ia berkata sambil memegang tangan ana dan memelototkan mata: “ saya sudah dua kali masuk penjara, jangan masuk lagi saya gara-gara ini…!!!”. Kemudia ana katakan salah anda sendiri kenapa anda menyekap saya dirumah ini. Ana tetap memberikan perlawanan dengan kata-kata: Bapak dengan tampilan seperti ulama besar ini, tapi sangat beringas, bagaimana bapak menda’wahkan Islam dengan cara seperti ini???” dia jawab: “ saya mantan preman”. Ana katakan bapak masih preman dan belum berubah, lihat ini besarnya tato di tangan bapak sambil ana pegang tatonya itu.
Pada menit ke 35 datanglah seorang Bapak-bapak dengan diiringi oleh beberapa ibuk-ibuk, mereka masuk kedalam rumah. Seorang Bapak tadi langsung memarahi si jamaah preman tadi, dan ia mulai melunak dan mengatakan saya berteman dengan polisi. Kontan saja bapak tadi menjawab, saya juga seorang polisi di Mapolda Sumbar. Akhirnya ana pun spontan mengatakan saya adalah seorang ustadz di Mapolda Sumbar…!. Ia kata bapak itu, saya tahu. Ana katakan maaf pak saya tidak mengenal Bapak, kan waktu kajian polisi itu banyak, saya tidak bisa mengenal satu per satu.
Kemudian ana dibawa keluar oleh Bapak tadi, dan diikuti oleh jamaah preman tadi. Sebetulnya mereka dua orang, yang satu mengeksekusi ana dan yang satu lagi mengawal dan ikut juga membentak ana. Si jamaah preman tadi tiba-tiba saja memeluk ana dan minta maaf, tapi sudah terlambat, orang sudah ramai. Dan ana katakan kalau berita ini sampai ke pengurus dan jamah masjid, saya tidak tanggungjawab…!
Ana pun pulang dalam keadaan lemah dan menggigil dikawal dari belakang oleh Bapak tadi. Beliau mengantarkan ana ke jalan besar dan melepas ana sambil berkata nanti kalu ada apa-apa hubungi saya. Ana lihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB. Berarti ana disekap selama 40 menit lebih kurang, karena ketika ana pulang dari masjid waktu masih menunjukkan pukul 13.15 WIB.
Ana pulang, dan ketika tiba di rumah ana tidak bilang apa-apa sama isteri, namun ana buka baju ana yang telah copot kancing lehernya, terus ana sembunyikan karena suatu waktu nanti, akan berguna.
Baru beberapa menit HP ana berdering, ternyata dari seorang pengurus yayasan, beliau dapat berita bahwa ana tadi disekap. Setelah itu datang lagi telpon bertubi-tubi dari masyarakat sekitar, meminta ana untuk segera lapor ke pihak berwajib, nanti kami siap jadi saksi. Karena perbuatannya sangat mengerikan dan bisa mengancam ustadz yang lain. Ketika menerima telpon ana keluar rumah supaya tidak didengar oleh isteri. Karena akhir-akhir ini dia mengetahui ana banyak dapat terror melalui sms. Dan ia sangat mengkhawatirkan ana ketika ana suka pergi sendirian mengisi kajian keluar kota dan pulang lewat tengah malam.
Ana ganti baju dan ana pergi ke luar rumah, menuju rumah adek dan di sana ana kasih tahu apa yang terjadi pada diri ana. Dan sebelumnya ana menelpon seorang kawan di Mapolda Sumbar, ia juga menyarankan ana segera melapor. Katanya kejadian ini tidak bisa didiamkan. Telepon pun berdatangan dari banyak jamaah yang sama-sama mendesak ana melapor ke pihak berwajib.
Akhirnya ana pun pergi ke Polsek Padang Selatan yang kebetulan sangat dekat dengan markas jamaah ini. Ana dimintai keterangan selama dua jam dan ana menandatangani 10 halaman surat yang dibuat oleh pihak kepolisian. Kemudian ana tanya bagaimana kelanjutannya, ia menjawab segera akan kita turunkan tim kita ke TKP, Bapak boleh pulang katanya sampil memberi ana selembar surat bukti pengaduan.
Pagi ini Sabtu, 10 Desember 2011 jam 09.54 WIB ana ditelpon oleh polisi memberitahukan bahwa tersangka telah ada di kantor polisi. Bapak kalau mau datang, silakan katanya. Tapi ana jawab: “saya tidak bisa datang karena sangat letih disebabkan peristiwa kemaren, dan suara saya telah habis, karena kemaren ketika disemak-semak saya bertakbir. Iyalah pak kanya kalau begitu…! Sahut polisi tadi.
Walhasil, kita serahkan saja kepada Allah permasalahan ini. Kita hanya bisa mengambil hikmah yang besar dan memang selalu hati-hati karena musuh da’wah ada disekitar kita.
Walhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin.
Sekian.
(Sampai di sini tulisan Ustadz Abu Fadhil Zul Asri Rusli)
Keterangan:
1. Salafi adalah sebutan untuk orang-orang yang berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah, serta meneladani Sahabat Rasulullah dalam pemahaman agama. Salafi adalah nama lain dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
2. Lihat “Shahih Muslim”, hadits no. 2592. Lihat juga buku “Lembutnya Dakwah Ahlus Sunnah” karya Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad, halaman 57-58.
3. Kami sedikit melakukan editan dalam tulisan Ustadz Zul Asri yang dianggap perlu dan menambah catatan kaki, namun tidak merubah maksud tulisan beliau.
4. Silahkan lihat kitab “Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadish Shalihin” karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilali halaman 182, hadits ke-6 dari Bab al-Mujahadah. Atau silahkan lihat edisi terjemahan Bahasa Indonesianya.
5. Ustadz Zul Asri bukan bermaksud mencela jubah, serban dan jenggot. Karena beliau sendiri memelihara jenggot, karena mengamalkan perintah Rasulullah. Siapa yang memperolok-olok jenggot maka terancam batal keislamannya
Memang beginilah pelaku bid’ah, melakukan kekerasan dalam menyebarkan bid’ahnya dan menentang kebenaran. Jama’ah tabligh adalah firqah yang berada dalam shaf terdepan dalam menolak kebenaran. Juga berada pada shaf terdepan dalam kebodohan dalam masalah agama. Maka kita akan melihat kebodohan meliputi mereka, baik dalam masalah aqidah, ibadah, mu’amalah dan lainnya. Mereka pun beribadah tidak berlandaskan kepada dalil.
Sebagian jama’ah tabligh (kalau tidak mau dikatakan sebagian besarnya) memang identik dengan kekerasan. Di antara anggotanya pernah melakukan pemukulan. Sebut saja pemukulan yang dilakukan jama’ah tabligh di daerah dekat UNP (Universitas Negeri Padang). Jama’ah Tabligh juga pernah memukul Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra (Alumnus Universitas Islam Madinah), hal ini pernah diceritakan oleh Ustadz Ali Musri di dalam ceramahnya. Bahkan seorang jama’ah tabligh di daerah Pariaman mengatakan kepada kami (penulis/penyusun) bahwa “jika seorang salafi [1] (ahlussunnah) menanyakan dalil, maka inilah jawabannya (sambil dia mengepalkan pukulannya)”.
Kekerasan ini wajar terjadi karena sebagian anggota jama’ah tabligh adalah berlatar belakang preman dan belum hilang sifat premannya yang identik dengan kekerasan.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada pihak keamanan agar bisa membendung kekerasan yang dilakukan anggota jama’ah tabligh dan orang-orang yang sepemikiran dengan mereka dalam kekerasan, termasuk di dalamnya barisan teroris yang membuat makar di negara kaum muslimin, yaitu Indonesia.
Ketahuilah, agama Islam tidaklah mengajarkan kekerasan. Allah dan Rasul-Nya tidak memerintahkan seorang muslim untuk berbuat kekerasan.
Allah Ta’ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka dengan sebab rahmat Allah-lah engkau berlemah-lembut terhadap mereka, dan sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159).
Rasulullah bersabda:
مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ
“Siapa saja yang diharamkan (mempunyai) sifat lemah lembut berarti ia telah diharamkan dari kebaikan” [2]
Kami akan menyebutkan peristiwa penyekapan yang dilakukan oleh anggota jama’ah tabligh, yang akan diceritakan sendiri oleh korban penyekapan, yaitu Ustadz yang kami muliakan, Ustadz Abu Fadhil Zul Asri Rusli (semoga Allah menjaganya dari makar jama’ah tabligh). Beliau menceritakan kisahnya dalam tulisan yang berjudul: “DURI KECIL DARI SEKIAN DURI DI MEDAN DA’WAH” [3]
Berikut adalah kisah lengkapnya:
DURI KECIL DARI SEKIAN DURI DI MEDAN DA’WAH
Oleh: Ustadz Abu Fadhil Zul Asri Rusli
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah Ta’aala, semoga Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullaah- shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, keluarga Beliau, Para Shahabat Beliau dan siapa saja yang mengikuti Beliau dengan baik hingga akhir zaman. Amma ba’du:
Setiap Jum’at kedua genap adalah jadwal khutbah ana di Masjid Al-Hijrah Jundul Rawang Kec. Padang Selatan Kota Padang, Sumatera Barat. Tema khotbah adalah :
“المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف و في كل خير” (Seorang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing ada kebaikan).
Setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Ralulullah, ana bacakan sebuah hadits dari Rasulullah-shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف و في كل خير، احرص على ما ينفعك و استعن بالله ولا تعجز، و إن أصابك شيء فلا تقل : لو أني فعلت كان كذا و كذا ، ولكن قل: قدر الله و ما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان. (رواه مسلم 2664/34
Bersabda Rasulullah –shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, maka katakanlah : “ini telah ditakdirkan oleh Allah, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”. Dan janganlah engkau berkata: “seandainya aku berbuat demikian tentu aku tidaklah jadi begini dan begitu, karena kata “seandainya” membuka pintu perbuatan syaithan” ( Hadits Riwayat Muslim, no.2664/34) [4]
Ana uraikan hadits ini, diantaranya, hendaklah seorang muslim kuat dalam segala hal, fisik, ekonomi dan lebih penting lagi dari itu adalah lebih kuat iman, aqidah dan tauhidnya. Jangan bermalas-malas sepeti tidur terlalu malam dan nanti bangunnya tengah hari. Tidur pagi hari sangat tidak disukai, karena menurut perkataan dokter siapa yang tidur pagi hari ia akan kehilangan kesempatan menghirup oksigen segar di pagi hari itu. Dst….
Ana pun jadi Imam sholat Jum’at, selesai salam ana menghadap ke jama’ah dan ana melihat seorang pada shaf awal berjubah putih, sorban putih dan berjenggot panjang membelalakkan matanya ke pada ana [5]. Tapi ana tak berfikir apa- apa, karena orang ini ada beberapa kali Sholat Jum’at di masjid tersebut. Berarti dia adalah jamaah masjid.
Namun, ketika ana mau pulang kira-kira 200 meter dari masjid, persisnya ditikungan, ana melihat dua orang duduk di pos ronda/warung dan ia langsung memanggil ana: “ustadz…! Sambil berlari kearah kendaraan ana. Ana menghentikan kendaraan karena tidak ada sama sekali curiga. Tapi, tiba-tiba ia langsung marah dengan mengatakan: “ saya mau tanya, kenapa khotbah tadi menghibah kaum muslimin???, ia terus memegang leher baju ana dan menarik ana keluar dari mobil, dan ana biarkan saja mobil berhenti di tengan jalan. Ia selalu memaki dan mendekap ana,ana berusaha untuk melepaskan diri, sementara kendaraan lain lalu lalang dan Qaddarallaahu, ana memang sedang diuji, tidak ada seorang pun yang menolong. Ketika ana berhasil lepas dari dekapannya, ana katakan kalau ini masalah khotbah, ayuk kita selesaikan di masjid. Tapi dia tidak mau, di sini saja katanya sambil ia berusaha lagi mendekap ana dan ia berhasil. Maklum ana ada sedikit gejala maag, ketika sedang sholat Jum’at ana merakan perih di dalam perut dan ana jadi agak lemah. Dalam kondisi seperti itu dia berusaha mendekap dan menyeret ana ke semak dan disaksikan oleh banyak ibuk-ibuk yang tak kuasa berbuat apa-apa. Ana diseret kesana kemari, ditarik mau disandarkan ketembok, ana berusaha melawan, ana melihat dia memasukkan tangannya ke dalam saku jubah putihnya. Ana sangat khawatir kalau-kalau dia mengambil benda tajam. Ia tidak puas, ia seret ana ke belakang rumah ke dekat sumur, ana pun sangat khawatir kalau-kalau ia membuang ana ke dalam sumur. Ana yakin Allah akan memberi pertolongan, akhirnya ana katakan: “ kamu kan dengan kostum ini menggambarkan seorang juru da’wah dan ulama besar, tidak baik kalau kamu menghajar saya di sini, nanti dilihat oleh orang banyak, bawalah saya ke dalam rumah ini, disana kita selesaikan, terserah saya mau diapakan”. Ia mengaku bahwa itu adalah rumahnya, ana agak yakin juga karena tuan rumah, seorang ibu dan anak lelakinya yang kira-kira berumur 20 tahun, hanya menonton, tidak bisa berbuat apa-apa. Namun anggapan ana itu berubah ketika ibu itu menyuguhkan dua gelas air sambil berkata: “pak minum dulu”. Ana memang dalam keadaan yang sangat letih dan dibasahi keringat. Ia tidak henti-hentinya mencerca ana, sesekali ia berkata sambil memegang tangan ana dan memelototkan mata: “ saya sudah dua kali masuk penjara, jangan masuk lagi saya gara-gara ini…!!!”. Kemudia ana katakan salah anda sendiri kenapa anda menyekap saya dirumah ini. Ana tetap memberikan perlawanan dengan kata-kata: Bapak dengan tampilan seperti ulama besar ini, tapi sangat beringas, bagaimana bapak menda’wahkan Islam dengan cara seperti ini???” dia jawab: “ saya mantan preman”. Ana katakan bapak masih preman dan belum berubah, lihat ini besarnya tato di tangan bapak sambil ana pegang tatonya itu.
Pada menit ke 35 datanglah seorang Bapak-bapak dengan diiringi oleh beberapa ibuk-ibuk, mereka masuk kedalam rumah. Seorang Bapak tadi langsung memarahi si jamaah preman tadi, dan ia mulai melunak dan mengatakan saya berteman dengan polisi. Kontan saja bapak tadi menjawab, saya juga seorang polisi di Mapolda Sumbar. Akhirnya ana pun spontan mengatakan saya adalah seorang ustadz di Mapolda Sumbar…!. Ia kata bapak itu, saya tahu. Ana katakan maaf pak saya tidak mengenal Bapak, kan waktu kajian polisi itu banyak, saya tidak bisa mengenal satu per satu.
Kemudian ana dibawa keluar oleh Bapak tadi, dan diikuti oleh jamaah preman tadi. Sebetulnya mereka dua orang, yang satu mengeksekusi ana dan yang satu lagi mengawal dan ikut juga membentak ana. Si jamaah preman tadi tiba-tiba saja memeluk ana dan minta maaf, tapi sudah terlambat, orang sudah ramai. Dan ana katakan kalau berita ini sampai ke pengurus dan jamah masjid, saya tidak tanggungjawab…!
Ana pun pulang dalam keadaan lemah dan menggigil dikawal dari belakang oleh Bapak tadi. Beliau mengantarkan ana ke jalan besar dan melepas ana sambil berkata nanti kalu ada apa-apa hubungi saya. Ana lihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB. Berarti ana disekap selama 40 menit lebih kurang, karena ketika ana pulang dari masjid waktu masih menunjukkan pukul 13.15 WIB.
Ana pulang, dan ketika tiba di rumah ana tidak bilang apa-apa sama isteri, namun ana buka baju ana yang telah copot kancing lehernya, terus ana sembunyikan karena suatu waktu nanti, akan berguna.
Baru beberapa menit HP ana berdering, ternyata dari seorang pengurus yayasan, beliau dapat berita bahwa ana tadi disekap. Setelah itu datang lagi telpon bertubi-tubi dari masyarakat sekitar, meminta ana untuk segera lapor ke pihak berwajib, nanti kami siap jadi saksi. Karena perbuatannya sangat mengerikan dan bisa mengancam ustadz yang lain. Ketika menerima telpon ana keluar rumah supaya tidak didengar oleh isteri. Karena akhir-akhir ini dia mengetahui ana banyak dapat terror melalui sms. Dan ia sangat mengkhawatirkan ana ketika ana suka pergi sendirian mengisi kajian keluar kota dan pulang lewat tengah malam.
Ana ganti baju dan ana pergi ke luar rumah, menuju rumah adek dan di sana ana kasih tahu apa yang terjadi pada diri ana. Dan sebelumnya ana menelpon seorang kawan di Mapolda Sumbar, ia juga menyarankan ana segera melapor. Katanya kejadian ini tidak bisa didiamkan. Telepon pun berdatangan dari banyak jamaah yang sama-sama mendesak ana melapor ke pihak berwajib.
Akhirnya ana pun pergi ke Polsek Padang Selatan yang kebetulan sangat dekat dengan markas jamaah ini. Ana dimintai keterangan selama dua jam dan ana menandatangani 10 halaman surat yang dibuat oleh pihak kepolisian. Kemudian ana tanya bagaimana kelanjutannya, ia menjawab segera akan kita turunkan tim kita ke TKP, Bapak boleh pulang katanya sampil memberi ana selembar surat bukti pengaduan.
Pagi ini Sabtu, 10 Desember 2011 jam 09.54 WIB ana ditelpon oleh polisi memberitahukan bahwa tersangka telah ada di kantor polisi. Bapak kalau mau datang, silakan katanya. Tapi ana jawab: “saya tidak bisa datang karena sangat letih disebabkan peristiwa kemaren, dan suara saya telah habis, karena kemaren ketika disemak-semak saya bertakbir. Iyalah pak kanya kalau begitu…! Sahut polisi tadi.
Walhasil, kita serahkan saja kepada Allah permasalahan ini. Kita hanya bisa mengambil hikmah yang besar dan memang selalu hati-hati karena musuh da’wah ada disekitar kita.
Walhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin.
Sekian.
(Sampai di sini tulisan Ustadz Abu Fadhil Zul Asri Rusli)
Keterangan:
1. Salafi adalah sebutan untuk orang-orang yang berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah, serta meneladani Sahabat Rasulullah dalam pemahaman agama. Salafi adalah nama lain dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
2. Lihat “Shahih Muslim”, hadits no. 2592. Lihat juga buku “Lembutnya Dakwah Ahlus Sunnah” karya Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad, halaman 57-58.
3. Kami sedikit melakukan editan dalam tulisan Ustadz Zul Asri yang dianggap perlu dan menambah catatan kaki, namun tidak merubah maksud tulisan beliau.
4. Silahkan lihat kitab “Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadish Shalihin” karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilali halaman 182, hadits ke-6 dari Bab al-Mujahadah. Atau silahkan lihat edisi terjemahan Bahasa Indonesianya.
5. Ustadz Zul Asri bukan bermaksud mencela jubah, serban dan jenggot. Karena beliau sendiri memelihara jenggot, karena mengamalkan perintah Rasulullah. Siapa yang memperolok-olok jenggot maka terancam batal keislamannya
kamu harus belajar lagi.
BalasHapuskamu harus belajar lagi....belum layak jadi ustaz
BalasHapusSubhanaalah,..segala kesempurnaan hanya milik allah,..perbanyak istikfar ,karna perpecahan umat ,marilah bersama kita sadar jika semua muslim adalah sama dan satu.jd selayaknya hindarkan perpecahan dan perseteruan,.ingat riwayat Risullullah,yang selalu memberi maaf kepada orang yang mendzolimi beliau,karna sesungguhnya orang yang berbuat dzolim belum mempunyai derajat ilmu ke imanan,jadi harus kita tuntun bagi yang mampu.
BalasHapusSubhanaalah,..segala kesempurnaan hanya milik allah,..perbanyak istikfar ,karna perpecahan umat ,marilah bersama kita sadar jika semua muslim adalah sama dan satu.jd selayaknya hindarkan perpecahan dan perseteruan,.ingat riwayat Risullullah,yang selalu memberi maaf kepada orang yang mendzolimi beliau,karna sesungguhnya orang yang berbuat dzolim belum mempunyai derajat ilmu ke imanan,jadi harus kita tuntun bagi yang mampu.
BalasHapus