Kamis, 25 Desember 2014

TENTANG IMAM ABDULLAH IBN KULLAB

TENTANG IMAM ABDULLAH IBN KULLAB
Berkata Imam Tajuddin as Subki dalam kitab ath Thoaqotus Syafiiyyah al Kubro (2/300):
( وابن كلاّب على كل حال من أهل السنة . . . . ورأيت الإمام ضياء الدين الخطيب والد الإمام فخر الدين الرازي قد ذكر عبدالله بن سعيد في آخر كتابه "غاية المرام في علم الكلام " فقال : ومن متكلمي أهل السنة في أيام المأمون عبدالله بن سعيد التميمي الذي دمّر المعتزلة في مجلس المأمون وفضحهم ببيانه ) اهـ.
“Dan Ibnu Kullab adalah pengikut ahlus sunnah … dan aku melihat Imam Dliyauddin al Khothib ayah Imam Fakhruddin ar Rozi menyebut Ibnu Kullab di akhir kitabnya Ghoyatul Marom fi Ilmil Kalam, dan dia berkata : Dan termasuk ahli ilmu kalam Ahlus Sunnah di masa al Ma’mun adalah Abdullah Ibnu Said at Tamimy yang menghancurkan argumentasi Mu’tazilah di majlis al Ma’mun.”

Berkata Ibnu Qodli Syuhbah dalam kitab Thobaqotus Syafiiyyah (1/78) :
( كان من كبار المتكلمين ومن أهل السنة ، وبطريقته وطريقة الحارث المحاسبي اقتدى أبو الحسن الأشعري ) اهـ.
“Ibnu Kullab termasuk pembesar ahli ilmu kalam dari ahlus sunnah. Imam al Asy’ari mengikuti metodenya dan metode al Harits al Muhasiby.”
Berkata al Imam adz Dzahabi dalam Siyar A’lamin Nubala (11/175)
( والرجل أقرب المتكلمين إلى السنة ، بل هو في مناظريهم ) اهـ.
“Laki-laki ini (Ibnu Kullab) adalah ahli ilmu kalam yang paling dekat dengan sunnah”.
Syaikh Syuaib al Arnauth mengomentari ucapan adz Dzahabi ini dengan berkata :
( كان إمام أهل السنة في عصره ، وإليه مرجعها ، وقد وصفه إمام الحرمين في كتابه " الإرشاد " بأنه من أصحابنا ) اهـ.
“Ibnu Kullab adalah imam dan rujukan ahlus sunnah di masanya.”
Berkata Ibnu Kholdun dalam kitab al Muqoddimahnya yang termasyhur (h. 853) :
( إلى أن ظهر الشيخ أبو الحسن الأشعري . . . . وكان على رأي عبدالله بن سعيد بن كلاّب وأبي العباس القلانسي والحارث المحاسبي من أتباع السلف وعلى طريقة السنة ) اهـ.
“Sampai muncul Syaikh Abul Hasan al Asy’ari … dan dia mengikuti pendapat Abdullah bin Said bin Kullab, Abul Abbas al Qolanisi dan al Harits al Muhasibi dari pengikut salaf yang menempuh jalan sunnah”.
Berkata al Hafidh Ibnu Hajar al Asqolany dalam Lisanul Mizan (3/291) setelah menukil ucapan Ibnun Nadim bahwa Ibnu Kullab termasuk al Hasyawiyyah :
يريد من يكون على طريق السلف في ترك التأويل للآيات والأحاديث المتعلقة بالصفات ، ويقال لهم المفوضة ) اهـ.
Maksud Ibnun Nadim adalah bahwa Ibnu Kullab mengikuti jalan salaf dalam meninggalkan ta’wil terhadap ayat dan hadits sifat. Mereka ini yang disebut al mufawwidloh (memasrahkan makna kepada Allah).
Bahkan Imam al Bukhori sendiri mengikuti jalan Ibnu Kullab. Berkata al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bary (1/293)
( البخاري في جميع ما يورده من تفسير الغريب إنما ينقله عن أهل ذلك الفن كأبي عبيدة والنضر بن شميل والفراء وغيرهم , وأما المباحث الفقهية فغالبها مستمدة له من الشافعي وأبي عبيـد وأمثالهـما , وأما المسائـل الكلامية فأكثرها من الكرابيـسي وابن كُـلاَّب ونحـوهما ) اهـ .
Imam Bukhori dalam menafsirkan kata-kata yang ghorib (asing) menukil dari ahli bidang ini seperti Abu Ubaidah, Nadlr ibn Syumail, al Farro’ dan lainnya. Dalam pembahasan fiqh beliau mengambil dari asy Syafii, Abu Ubaid dan lainnya. Adapun dalam masalah ilmu kalam maka kebanyakan mengambil dari al Karobisi, Ibn Kullab dan lainnya.
Lalu, mengapa timbul tuduhan Ibnu Kullab bukan ahlus sunnah ?
Sumbernya adalah perbedaan pendapat beliau dengan Imam Ahmad ibn Hanbal dalam masalah kholqul qur’an yang akhirnya membuat pengikut Imam Hanbali bermusuhan dengan beliau.
Berkata al Hafidh Ibnu Abdil Barr al Maliki dalam kitab al Intiqo’ (hal. 165) :
( وكانت بينه ـ يعني الكرابيسي ـ وبين أحمد بن حنبل صداقة وكيدة , فلمّا خالفه في القرآن عادت تلك الصداقة عداوة , فكان كلُّ واحد منهما يطعن على صاحبه , وذلك أن أحمد كان يقول : من قال القرآن مخلوق فهو جهمي , ومن قال القرآن كلام الله ولا يقول غير مخلوق ولا مخلوق فهو واقفي , ومن قال لفظي بالقرآن مخلوق فهو مبتدع . وكان الكرابيسي وعبدالله بن كلاّب وأبو ثور وداود بن علي وطبقاتهم يقولون : إن القرآن الذي تكلم الله به صفة من صفاته لا يجوز عليه الخلق , وإن تلاوة التالي وكلامه بالقرآن كسب له وفعل له وذلك مخلوق وإنه حكاية عن كلام الله . . . وهجرت الحنبلية أصحاب أحمد بن حنبل حسيناً الكرابيسي وبدّعوه وطعنوا عليه وعلى كل من قال بقوله في ذلك ) اهـ .
“Antara al Karobisi dan Imam Hanbali ada persahabatan yang kuat, sampai timbul perbedaan antara keduanya dalam masalah kholqul qur’an maka keduanya kemudian bermusuhan. Yang satu mencela yang lain.
Ini karena Imam Ahmad berkata : barangsiapa mengatakan al Qur’an adalah makhluq maka ia pengikut Jahmiyyah. Barangsiapa mengatakan al Qur’an tak bisa disebut makhluq atau bukan makhluq maka ia waqify (tak punya pendapat jelas). Barangsiapa yang mengatakan bahwa al Qur’an yang kuucapkan adalah makhluq maka dia ahli bid’ah.
Sementara al Karobisy, Ibnu Kullab, Abu Tsaur dan Daud bin Ali mengatakan : al Qur’an yang merupakan kalamulLoh dan salah satu sifatNya tak boleh disebut makhluq. Sesungguhnya bacaan pembaca al Qur’an adalah makhluq, dan menceritakan isi kalamulLoh tersebut.
Maka pengikut Imam Hanbali lalu memusuhi dan mencela Husain al Karobisy dan yang mengikuti pendapatnya.”
Al Imam adz Dzahabi menjelaskan bahwa pendapat al Karobisi dalam hal ini adalah yang benar. Adapun Imam Ahmad memilih pendapat yang berbeda karena alas an saddudz dzariah (menutup jalan kejelekan) agar orang tak mendiskusikan hal ini (Siyar A’lamin Nubala’ 12/82).
( ولا ريب أن ما ابتدعه الكرابيسي وحرره في مسألة اللفظ وأنه مخلوق هو حق ، لكن أباه الإمام أحمد لئلا يُتذرع به إلى القول بخلق القرآن فسدّ الباب ) اهـ.
Sebagai catatan kelompok wahhabi paling dekat dengan Hanabilah di antara 4 madzhab fiqh terbesar yang ada. Jadi bisa dipahami kalau mereka tak menyukai Ibnu Kullab dan yang lainnya. Padahal masalah ini sebenarnya perbedaan ringan dan enteng. Hal yang sama pernah terjadi pada Imam al Bukhori dengan guru beliau adz Dzuhaly, dan juga Imam ath Thobary dengan pengikut Hanbali.
Kesimpulannya : Imam Ibnu Kullab adalah imam ahlus sunnah di masanya, dan Imam al Asy’ari (dan sebelumnya Imam al Bukhory) mengikuti metodenya.
WalLohu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar