Pengertian Salaf
salaf secara bahasa bermakna yang dahulu. lawannya kholaf. menurut banyak pendapat salaf adalah masa sahabat, tabiin dan tabiut tabiin atau 3 abad pertama. ini biasanya didasarkan hadits khoyrul qurun qorny tsummal ladzina yalunahum tsummal ladzina yalunahum
Allah yarham syaikh said romadlon al buthy menyebut salaf sebagai marhalah zamaniyyah mubarokah (periode waktu yang diberkati), bukan manhaj atau madzhab tertentu.
salaf secara bahasa bermakna yang dahulu. lawannya kholaf. menurut banyak pendapat salaf adalah masa sahabat, tabiin dan tabiut tabiin atau 3 abad pertama. ini biasanya didasarkan hadits khoyrul qurun qorny tsummal ladzina yalunahum tsummal ladzina yalunahum
Allah yarham syaikh said romadlon al buthy menyebut salaf sebagai marhalah zamaniyyah mubarokah (periode waktu yang diberkati), bukan manhaj atau madzhab tertentu.
syaikh mahmud said mamduh menyebut bahwa dari segi masa syi'ah itu
salaf, mu'tazilah salaf, khowarij salaf, jabariyyah salaf, qodariyyah
salaf, 4 madzhab salaf. jadi manhaj salaf itu ndak jelas. kalau mau ikut
kebiasaan salaf maka madzhab dinisbatkan pada pendirinya (hanafi,
maliki, hanbali, syafii dan sebagainya).
karena tidak semua salaf itu baik maka guru guru kami biasa menyebut bahwa mereka mengikuti as salafus sholih (salaf yang baik), karena ada as salafuth tholih (salaf yang jelek)
jadi istilah manhaj salaf atau madzhab salaf itu sebenarnya contradictio in terminis, karena masa salaf memuat banyak madzhab dan pemikiran. kecuali kalau yang disebut salaf adalah pengikut ibn taymiyyah atau ibn abdil wahhab, maka menurut kebiasaan salaf sebaiknya madzhabnya disebut taymiy atau wahhabiy.
karena tidak semua salaf itu baik maka guru guru kami biasa menyebut bahwa mereka mengikuti as salafus sholih (salaf yang baik), karena ada as salafuth tholih (salaf yang jelek)
jadi istilah manhaj salaf atau madzhab salaf itu sebenarnya contradictio in terminis, karena masa salaf memuat banyak madzhab dan pemikiran. kecuali kalau yang disebut salaf adalah pengikut ibn taymiyyah atau ibn abdil wahhab, maka menurut kebiasaan salaf sebaiknya madzhabnya disebut taymiy atau wahhabiy.
Makna barokah secara bahasa
البركة هى النماء والزيادة. والبركة ايضا الكثرة من كل ذى خير. والمبارك الذى يأتى من قبله الخير الكثير (لسان العرب جزء 10- 395)
Barokah bermakna tumbuh dan bertambah. Barokah juga bermakna kebaikan yang banyak. Sesuatu yang barokah adalah sesuatu yang darinya datang kebaikan yang banyak (Kamus Lisanul Arob)
البركة هى النماء والزيادة. والبركة ايضا الكثرة من كل ذى خير. والمبارك الذى يأتى من قبله الخير الكثير (لسان العرب جزء 10- 395)
Barokah bermakna tumbuh dan bertambah. Barokah juga bermakna kebaikan yang banyak. Sesuatu yang barokah adalah sesuatu yang darinya datang kebaikan yang banyak (Kamus Lisanul Arob)
Mengaku Salafi, Sudahkah Kita Memiliki Sifat-Sifat Salaf Berikut Ini…?
Salafusshalih (orang-orang terdahulu dari kalangan umat Islam yang shalih) memiliki segudang akhlak mulia yang “barangkali” sudah sangat sangat sangat jarang sekali ditemui di masa sekarang ini. Maka, dalam risalah ini, saya coba susun beberapa akhlak mulia mereka agar bisa menjadi perenungan bagi kita semua. Sudahkah kita memiliki akhlak mereka?
I. Salaf tidak Mencari-Cari Keburukan Muslim yang lain…
Seorang salaf, yang bernama Sahal ibn ‘Abdillah berkata, “Jangan suka mencari-cari kekurangan orang lain dan keburukan akhlaknya. Akan tetapi, cari dan telitilah bagaimana kondisi Anda di dalam akhlak Islam, sehingga Anda selamat dan bisa menghormati kedudukannya di dalam diri Anda dan di sisi Anda” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IV/279 ].
II. Salaf Senantiasa Berwajah Ceria terhadap Orang Lain
Urwah bin Zubair, murid shahabat Nabi, berkata, “Tertulis di dalam hikmah, “Ucapkanlah kata-kata yang baik dan tampilkanlah wajah yang cerah. Niscaya Anda lebih dicintai orang daripada mereka yang memberikan banyak hadiah.” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, II/178 ]
II. Salaf, Marah Besar Bila Melihat Islam Dilecehkan
Abu Salamah ibn Abdurrahman ibn Auf berkata, “Di antara shahabat-shahabat Nabi صلى الله عليه و سلم, ada seseorang yang apabila melihat AGAMANYA HENDAK DILECEHKAN, bola matanya langsung terlihat berputar-putar di wajahnya seperti orang gila (karena sangat marangnya-ed)” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IX/194 ]
III. Salaf Gembira Apabila Kebenaran Justru Muncul dari Lawan Debatnya
Hatim Al-Aslam berkata, “Aku mempunyai tiga pekerti yang membuatku bisa mengalahkan lawan bicaraku.” Apa itu?, tanya mereka. Ia menjawab, (1) Aku gembira jika lawan bicaraku benar. (2) Aku sedih jika ia salah. (3) Dan aku selalu menjaga diriku agar tidak membodohinya.”
Notes: Ketika hal ini didengar Imam Ahmad ibn Hambal, ia berkata, Subhanallah, betapa cedasnya ia.” [ lihat: حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, VII/82 ]
IV. Salaf Adalah Manusia yang Paling Sayang Kepada Ahli Maksiat, dengan Tidak Membiarkannya Terus dalam Kemaksiatannya.
Salaf bernama Mughirah berkata, “Ada seorang pria baik, tetapi kemudian melakukan perbuatan dosa. Hal ini kemudian diketahui Ibrahim An-Nakha’i, salah seorang ulama besar salafi. Lalu, Ibrahim berkata, “BANTULAH DIA, DAN NASIHATILAH DIA! JANGAN MENINGGALKANNYA”
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IV/233 ]
V. Salaf memberi Nasehat bahwa JURUS TERAKHIR SETAN ADALAH WANITA
Tabi’in senior Sa’id bin Musayyib berkata, “Setiap kali setan merasa frustasi terhadap sesuatu (menggoda manusia-ed), IA PASTI MENDATANGI KORBANNYA MELALUI WANITA.
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, II/166 ]
VI. Salaf Mendoakan Kebaikan terhadap ORANG YANG MENDZALIMINYA
Al-‘Alaa bin Musayyib berkata, “Ar-Rabi’ bin Khutsaim pernah Menjadi korban pencurian kuda, lalu warga pengajiannya berkata, “KUTUKLAH DIA” Ia menjawab, “JUSTRU AKU BERDOA UNTUKNYA: “YA الله JIKA DIA KAYA, TERIMALAH DENGAN HATINYA. JIKA DIA FAKIR, BERILAH DIA KECUKUPAN.”
VII. Salaf Membenci Popularitas dan Tidak Suka Terkenal di Mata Manusia
Bisyr ibn Harits berkata, “Aku tidak mengetahui orang yang ingin terkenal, melainkan agamanya hilang DAN AIBNYA TERBONGKAR, ia juga berkata, “Tidak akan menemukan manisnya akhirat bagi orang yang INGIN DIKENAL ORANG BANYAK.
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, VIII/343 ]
walLohu a'lamSalafusshalih (orang-orang terdahulu dari kalangan umat Islam yang shalih) memiliki segudang akhlak mulia yang “barangkali” sudah sangat sangat sangat jarang sekali ditemui di masa sekarang ini. Maka, dalam risalah ini, saya coba susun beberapa akhlak mulia mereka agar bisa menjadi perenungan bagi kita semua. Sudahkah kita memiliki akhlak mereka?
I. Salaf tidak Mencari-Cari Keburukan Muslim yang lain…
Seorang salaf, yang bernama Sahal ibn ‘Abdillah berkata, “Jangan suka mencari-cari kekurangan orang lain dan keburukan akhlaknya. Akan tetapi, cari dan telitilah bagaimana kondisi Anda di dalam akhlak Islam, sehingga Anda selamat dan bisa menghormati kedudukannya di dalam diri Anda dan di sisi Anda” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IV/279 ].
II. Salaf Senantiasa Berwajah Ceria terhadap Orang Lain
Urwah bin Zubair, murid shahabat Nabi, berkata, “Tertulis di dalam hikmah, “Ucapkanlah kata-kata yang baik dan tampilkanlah wajah yang cerah. Niscaya Anda lebih dicintai orang daripada mereka yang memberikan banyak hadiah.” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, II/178 ]
II. Salaf, Marah Besar Bila Melihat Islam Dilecehkan
Abu Salamah ibn Abdurrahman ibn Auf berkata, “Di antara shahabat-shahabat Nabi صلى الله عليه و سلم, ada seseorang yang apabila melihat AGAMANYA HENDAK DILECEHKAN, bola matanya langsung terlihat berputar-putar di wajahnya seperti orang gila (karena sangat marangnya-ed)” [ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IX/194 ]
III. Salaf Gembira Apabila Kebenaran Justru Muncul dari Lawan Debatnya
Hatim Al-Aslam berkata, “Aku mempunyai tiga pekerti yang membuatku bisa mengalahkan lawan bicaraku.” Apa itu?, tanya mereka. Ia menjawab, (1) Aku gembira jika lawan bicaraku benar. (2) Aku sedih jika ia salah. (3) Dan aku selalu menjaga diriku agar tidak membodohinya.”
Notes: Ketika hal ini didengar Imam Ahmad ibn Hambal, ia berkata, Subhanallah, betapa cedasnya ia.” [ lihat: حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, VII/82 ]
IV. Salaf Adalah Manusia yang Paling Sayang Kepada Ahli Maksiat, dengan Tidak Membiarkannya Terus dalam Kemaksiatannya.
Salaf bernama Mughirah berkata, “Ada seorang pria baik, tetapi kemudian melakukan perbuatan dosa. Hal ini kemudian diketahui Ibrahim An-Nakha’i, salah seorang ulama besar salafi. Lalu, Ibrahim berkata, “BANTULAH DIA, DAN NASIHATILAH DIA! JANGAN MENINGGALKANNYA”
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, IV/233 ]
V. Salaf memberi Nasehat bahwa JURUS TERAKHIR SETAN ADALAH WANITA
Tabi’in senior Sa’id bin Musayyib berkata, “Setiap kali setan merasa frustasi terhadap sesuatu (menggoda manusia-ed), IA PASTI MENDATANGI KORBANNYA MELALUI WANITA.
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, II/166 ]
VI. Salaf Mendoakan Kebaikan terhadap ORANG YANG MENDZALIMINYA
Al-‘Alaa bin Musayyib berkata, “Ar-Rabi’ bin Khutsaim pernah Menjadi korban pencurian kuda, lalu warga pengajiannya berkata, “KUTUKLAH DIA” Ia menjawab, “JUSTRU AKU BERDOA UNTUKNYA: “YA الله JIKA DIA KAYA, TERIMALAH DENGAN HATINYA. JIKA DIA FAKIR, BERILAH DIA KECUKUPAN.”
VII. Salaf Membenci Popularitas dan Tidak Suka Terkenal di Mata Manusia
Bisyr ibn Harits berkata, “Aku tidak mengetahui orang yang ingin terkenal, melainkan agamanya hilang DAN AIBNYA TERBONGKAR, ia juga berkata, “Tidak akan menemukan manisnya akhirat bagi orang yang INGIN DIKENAL ORANG BANYAK.
[ حلية الأولياء و طبقات الأصفياء, VIII/343 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar