Selasa, 30 September 2014

Hukum Qishash Dan Membayar Diat

" HUKUM QISHAASH DAN MEMBAYAR DIAT "

178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih[111]. (Al Quran Surah 2. Al Baqarah ayat 178)
catatan :
[111]. Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Islam hampir disyariatkan, pada jaman Jahiliyah ada dua suku bangsa Arab berperang satu sama lainnya. Di antara mereka ada yang terbunuh dan yang luka-luka, bahkan mereka membunuh hamba sahaya dan wanita. Mereka belum sempat membalas dendam karena mereka masuk Islam. Masing-masing menyombongkan dirinya dengan jumlah pasukan dan kekayaannya dan bersumpah tidak ridlo apabila hamba-hamba sahaya yagn terbunuh itu tidak diganti dengan orang merdeka, wanita diganti dengan pria. Maka turunlah ayat di atas (S. 2: 178) yang menegaskan hukum qishash. 

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa'id bin Jubair.)

Doa Memohon Istri Dan Keturunan Yang Menyenangkan Hati

" Doa memohon Istri (pasangan) & keturunan yang menyenangkan hati "

وَ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يَ‍‍قُ‍‍ول‍‍ُ‍ونَ
‌‍رَبَّنَا‌ هَ‍‍بْ لَنَا‌ مِنْ ‌أَ‌زْ‌وَ‌اجِنَا‌ ‌وَ‌ذُ‌رِّيَّاتِنَا‌ قُ‍‍رَّةَ ‌أَعْيُنٍ‌ ‌وَ‌اجْ‍‍عَلْنَا‌ لِلْمُتَّ‍‍قِ‍‍‍ي‍‍نَ ‌إِمَاما ‌ ً‌

Wa Al-Ladhīna Yaqūlūna: " Rabbanā Hab Lanā Min 'Azwājinā Wa Dhurrīyātinā Qurrata 'A`yunin Wa Aj`alnā Lilmuttaqīna 'Imāmāan "

Dan orang-orang yang berkata: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa. "(QS. 25:74)

أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ يُ‍‍جْ‍‍زَ‌وْنَ ‌الْ‍‍غُ‍‍رْفَةَ بِمَا‌ صَ‍‍بَرُ‌و‌ا‌ ‌وَيُلَ‍‍قَّ‍‍وْنَ فِيهَا‌ تَحِيَّة ً‌ ‌وَسَلاَما ‌ ً‌

'Ūlā'ika Yujzawna Al-Ghurfata Bimā Şabarū Wa Yulaqqawna Fīhā Taĥīyatan Wa Salāmāan

Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, (QS. 25:75)

خَ‍‍الِد‍ِ‍ي‍‍نَ فِيهَا‌ ۚ حَسُنَتْ مُسْتَ‍‍قَ‍‍رّ‌ا‌‌ ً‌ ‌وَمُ‍‍قَ‍‍اما

Khālidīna Fīhā ۚ Ĥasunat Mustaqarrāan Wa Muqāmāan

mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. 25:76)

Hadis Tentang Kitab Shalat

KITAB BULUGHUL MARAM MIN ADILLATIL AHKAM : " KITAB SHALAT "

Hadits ke-305
Abdullah Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa mereka berdua mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda di atas kayu mimbarnya: "Hendaknya orang-orang itu benar-benar berhenti meninggalkan sholat Jum'at, atau Allah akan menutup hati mereka, kemudian mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lupa." Diriwayatkan oleh Muslim.

Hadits ke-307
Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami tidak pernah tidur siang dan makan siang kecuali setelah (sholat) Jum'at. Muttafaq Alaihi dengan lafadz menurut riwayat Muslim. Dalam riwayat lain disebutkan: Pada jaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

Hadits ke-309
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari sholat Jum'at atau sholat lainnya, maka hendaklah ia menambah rakaat lainnya yang kurang, dan dengan itu sempurnalah sholatnya." Riwayat Nasa'i, Ibnu Majah dan Daruquthni. Lafadz hadits menurut riwayat Daruquthni. Sanadnya shahih tetapi Abu Hatim menguatkan ke-mursal-an hadits ini.

Hadits ke-311
Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila berkhotbah memerah kedua matanya, meninggi suaranya, dan mengeras amarahnya seakan-akan beliau seorang komandan tentara yang berkata: Musuh akan menyerangmu pagi-pagi dan petang. Beliau bersabda: "Amma ba'du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah Kitabullah (al-Qur'an), sebaik-baiknya petunjuk ialah petunjuk Muhammad, sejelek-jelek perkara ialah yang diada-adakan (bid'ah), dan setiap bid'ah itu sesat." Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam suatu riwayatnya yang lain: Khutbah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada hari Jum'at ialah: Beliau memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian beliau mengucapkan seperti khutbah di atas dan suaru beliau keras. Dalam suatu riwayatnya yang lain. "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada orang yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tiada orang yang dapat memberikan hidayah padanya." Menurut riwayat Nasa'i: "Dan setiap kesesatan itu tempatnya di neraka."

Hadits ke-314
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa berbicara pada sholat Jum'at ketika imam sedang berkhutbah, maka ia seperti keledai yang memikul kitab-kitab. Dan orang yang berkata: Diamlah, tidak ada Jum'at baginya." Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad tidak apa-apa, sebab ia menafsirkan hadits Abu Hurairah yang marfu' dalam shahih Bukhari-Muslim.

Hadits ke-315
"Jika engkau berkata pada temanmu "diamlah" pada sholat Jum'at sedang imam sedang berkhutbah, maka engkau telah sia-sia."

Hadits ke-316
Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki masuk pada waktu sholat Jum'at di saat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang berkhutbah. Maka bertanyalahg beliau: "Engkau sudah sholat?" Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Berdirilah dan sholatlah dua rakaat." Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-317
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada sholat Jum'at biasanya membaca surat al-Jumu'ah dan al-Munafiqun. Diriwayatkan oleh Muslim.

Hadits ke-318
Dalam riwayatnya pula (Muslim) bahwa Nu'man Ibnu Basyir Radliyallaahu 'anhu berkata: Biasanya beliau pada sholat dua 'Id dan Jum'at membaca (Sabbihisma rabbikal a'laa) dan (Hal ataaka haditsul ghoosyiyah).

Hadits ke-319
Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat 'Id, kemudian beliau memberi keringanan untuk sholat Jum'at, lalu bersabda: "Barangsiapa hendak sholat, sholatlah." Riwayat Imam Lima kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.

Hadits ke-321
Dari Saib Ibnu Yazid Radliyallaahu 'anhu bahwa Muawiyah Radliyallaahu 'anhu pernah berkata kepadanya: Jika engkau telah sholat Jum'at maka janganlah engkau menyambungnya dengan sholat lain hingga engkau berbicara atau keluar, karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kami demikian, yakni: Janganlah kita menyambung suatu sholat dengan sholat lain sehingga kita berbicara atau keluar. Riwayat Muslim.

Hadits ke-322
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mandi kemudian mendatangi sholat Jum'at, lalu sholat semampunya, kemudian diam sampai sang imam selesai dari khutbahnya, kemudian sholat bersama imam, maka diampuni dosa-dosanya antara Jum'at itu dan Jum'at berikutnya serta tiga hari setelahnya." Riwayat Muslim.

Hadits ke-323
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah menyebut hari Jum'at beliau bersabda: "Pada hari itu ada suatu saat jika bertepatan seorang hamba muslim berdiri untuk sholat memohon kepada Allah, maka niscaya Allah akan memberikannya sesuatu." Kemudian beliau memberi isyarat dengan tangannya bahwa saat itu sebentar. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Muslim: "Ia adalah saat yang pendek."


note: Daripada Abu Qatadah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah SWT tidak menerima solat seorang perempuan hingga menutup perhiasannya (au rat),Dan Allah SWT tidak menerima solat seorang anak gadis yang telah mengalami haid hingga dia mengenakan tudung. (Hadis Riwayat At-Thabrani)

Hadis Tentang Berhati - Hati Dalam Memilih Pemimpin

" BERHATI-HATI DALAM MEMILIH PEMIMPIN "

51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al Quran Surah 5. Al Maa'idah ayat 51)

57. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (Al Quran Surah 5. Al Maa'idah ayat 57)

28. Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali[192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu). (Al Quran Surah 3. Ali 'Imran ayat 28)
catatan:
[192]. Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.

144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ? (Al Quran Surah 4. An Nisaa' ayat 144)
catatan:
[368]. Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong.

4. Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[1477]. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (Al Quran Surah 63. Al Munaafiquun ayat 4)
catatan:
[1477]. Mereka diumpamakan seperti kayu yang tersandar, maksudnya untuk menyatakan sifat mereka yang buruk meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tak dapat memahami kebenaran.

73. Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu[625], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (Al Quran Surah 8. Al Anfaal ayat 73)
catatan:
[625]. Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.

29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al Quran Surah 48. Al Fath ayat 29)

90. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. (Al Quran Surah 6. Al An'aam ayat 90)

18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Quran Surah 59. Al Hasyr ayat 18)

Senin, 29 September 2014

Hadis Tentang Kitab Ilmu

Shahih Sunan Abu Daud : " KITAB ILMU "

" Anjuran untuk Menuntut Ilmu "

3641. Dari Katsir bin Qais, dia berkata: Ketika aku duduk-duduk bersama Abu Ad-Darda' dalam sebuah masjid di Damaskus, seorang lelaki mendatangi, Abu Ad-Darda', dia berkata, "Wahai Abu Ad-Darda', aku datang dari kotanya Rasulullah lantaran suatu hadits yang telah kamu ceritakan dari Rasulullah. Aku ke sini untuk keperluan itu (mencari tahu dan memastikan kebenarannya)!" Abu Ad-Darda lalu berkata, "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memperjalankannya di antara jalan-jalan yang ada di surga, sedangkan malaikat akan meletakkan sayapnya (memberikan doa) lantaran senang dengan para penuntut ilmu seluruh penghuni langit serta bumi dan ikan-ikan di dasar laut akan memintakan ampunan kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, karena kelebihan dan keutamaan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan pada malam purnama atas bintang-bintang di sekitarnya. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dan para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, melainkan mewariskan ilmu pengetahuan. Barangsiapa mengambilnya berarti telah mengambil bagian yang banyak. (Shahih)
3643. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah orang yang meniti jalan untuk menuntut ilmu kecuali Allah akan memudahkan jalannya menuju surga, sedangkan orang yang memperlambat dalam mengamalkannya maka tidak akan cepat mendapatkan nasabnya (keberuntungan). " (Shahih: Muslim)
" Menulis Ilmu "

3646. Dari Abdullah bin Amru, dia berkata: Sesungguhnya aku telah menulis segala sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah untuk kemudian aku hafal. Namun banyak dari kaum Quraisy yang melarangku, mereka berkata, "Apakah kamu akan menulis segala sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah SAW, sedangkan beliau sendiri adalah manusia biasa yang bisa saja berbicara dalam keadaan senang dan marah?" Sehingga aku berhenti menulisnya! Lalu hal tersebut aku adukan kepada Rasulullah, beliau kemudian memberikan isyarat dengan jarinya yang menunjuk ke mulut beliau, beliau berkata, "Tulislah, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada yang keluar darinya (mulut ini) kecuali kebenaran." (Shahih)
3649. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Ketika Makkah telah dikuasai kaum muslim, Rasulullah berdiri ... —kemudian perawi menyebutkan khutbah Rasulullah— Dia berkata: Lalu ada seseorang —dari Yaman yang kenal dengan nama Abu Syah— berdiri dan berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, perintahkanlah para sahabatmu untuk menuliskan (khutbah Rasulullah) untukku." Rasulullah kemudian berkata, "Tuliskanlah (khutbah) untuk Abu Syah ini." (Shahih: Bukhari)
" Ancaman untuk Mereka yang Berbohong Atas Nama Rasulullah SAW "

3651. Dari Abdullah bin Az-Zubair, ia berkata: Aku berkata kepada Az-Zubair (ayahnya), "Apa yang menyebabkanmu tidak mau menceritakan sesuatu yang engkau dengar dari Rasulullah sebagaimana para sahabat yang lain menceritakanya?" Dia menjawab, "Demi Allah, aku memang memiliki pandangan dan kedudukan di sisi beliau, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Siapa yang berbohong kepadaku dengan sengaja maka bersiaplah menempati tempat duduknya dari api neraka'." (Shahih)
" Makruhnya Menyembunyikan Ilmu "

3658. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu dia menyembunyikanya, maka Allah akan mencambuknya dengan cambuk dari api neraka pada Hari Kiamat. " (Shahih)
" Keutamaan Mengamalkan dan Menyebarkan Ilmu "

3659. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Kalian yang telah mendengarkan (hadits dari Rasulullah) hendaknya menyampaikan kepada orang lain, sedangkan orang yang mendengar dari kalian hendaknya menyampaikanya kepada orang lain (setelahnya)." (Shahih),
3660. Dari Zaid bin Tsabit, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda, "Allah akan membaguskan akhlak seseorang yang mendengar hadits dari kami kemudian dia menghafalnya lalu menyampaikanya kepada orang lain. Berapa banyak orang yang menyampaikan ilmu (hadits) kepada orang yang lebih pandai darinya dan berapa banyak orang yang menyampaikan ilmu (hadits) tapi ia tidak memahaminya" (Shahih: Ibnu Majah)
3661. Dari Sahal bin Sa'ad, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Demi Allah, memberikan petunjuk kepada seseorang lebih baik bagimu daripada unta merah (harta yang berharga)." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)
" Mencari Ilmu Bukan karena Allah "

3664. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya ditujukan karena Allah, sedangkan dia mempelajarinya karena (ingin meraih) kesenangan duniawi, maka pada Hari Kiamat dia tidak akan pernah mencium bau surga." (Shahih: Ibnu Majah)

Hadis Tentang Perintah Allah Untuk Berbakti Dan Berbuat Baik Kepada Orang Tua

" PERINTAH ALLAH UNTUK BERBAKTI DAN BERBUAT BAIK KEPADA IBU & BAPAK "

- Al Quran surat 17. Al Israa'
ayat 23-24 -

وَ‍‍قَ‍‍‍ضَ‍‍ى‌ ‌‍رَبُّكَ ‌أَلاَّ‌ تَعْبُدُ‌و‌ا‌ ‌إِلاَّ‌ ‌إِيّ‍‍َ‍اه ُ‌ ‌وَبِالْوَ‌الِدَيْنِ ‌إِحْسَانا‌‌ ً‌ ۚ ‌إِمَّ‍‍ا‌ يَ‍‍بْ‍‍لُ‍‍غَ‍‍‍نَّ عِ‍‌‍نْ‍‍دَكَ ‌الْكِبَ‍رَ‌ ‌أَحَدُهُمَ‍‍ا‌ ‌أَ‌وْ‌ كِلاَهُمَا‌ فَلاَ‌ تَ‍‍قُ‍‍‍لْ لَهُمَ‍‍ا‌ ‌أُفٍّ‌ ‌وَلاَ‌ تَنْهَرْهُمَا‌ ‌وَ‍‍قُ‍‍‍لْ لَهُمَا‌ قَ‍‍وْلا‌‌ ً‌ كَ‍‍رِيما‌‌ ً‌

Wa Qađá Rabbuka 'Allā Ta`budū 'Illā 'Īyāhu Wa Bil-Wālidayni 'Iĥsānāan ۚ 'Immā Yablughanna `Indaka Al-Kibara 'Aĥaduhumā 'Aw Kilāhumā Falā Taqul Lahumā 'Uffin Wa Lā Tanharhumā Wa Qul Lahumā Qawlāan Karīmāan

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. 17:23)

وَ‌ا‍‍خْ‍‍فِ‍‍ضْ لَهُمَا‌ جَن‍‍َ‍احَ ‌ال‍‍ذُّلِّ مِنَ ‌ال‍‍رَّحْمَةِ ‌وَ‍‍قُ‍‍لْ ‌‍رَّبِّ ‌ا‌رْحَمْهُمَا‌ كَمَا‌ ‌‍رَبَّيَانِي صَ‍‍‍غِ‍‍ير‌ا

Wa Akhfiđ Lahumā Janāĥa Adh-Dhulli Mina Ar-Raĥmati Wa Qul Rabbi Arĥamhumā Kamā Rabbayānī Şaghīrāan
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. 17:24)

Hadis Tentang Penjelasan Malaikat Dari Kitab Bukhari

KITAB SHAHIH BUKHARI :
" Bab: Penjelasan tentang Malaikat "

No. Hadist: 2968
Telah bercerita kepada kami Hudbah bin Khalid telah bercerita kepada kami Hammam dari Qatadah. Dan diriwayartkan pula, Khalifah berkata kepadaku, telah bercerita kepada kami Yazid bin Zurai' telah bercerita kepada kami Sa'id dan Hisyam keduanya berkata telah bercerita kepada kami Qatadah telah bercerita kepada kami Anas bin Malik dari Malik bin Sha'sha'ah radliallahu 'anhuma berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku berada di sisi Baitullah antara tidur dan sadar". Lalu Beliau menyebutkan, yaitu: "Ada seorang laki-laki diantara dua laki-laki yang datang kepadaku membawa baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan dan iman lalu orang itu membelah badanku dari atas dada hingga bawah perut, lalu dia mencuci perutku dengan air zamzam kemudian mengisinya dengan hikmah dan iman. Kemudian aku diberi seekor hewan tunggangan putih yang lebih kecil dari pada baghal namun lebih besar dibanding keledai bernama al-Buraq. Maka aku berangkat bersama Jibril Alaihissalam, hingga sampai di langit dunia. Lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang, sebaik-baik orang yang datang telah tiba". Kemudian aku menemui Adam Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "(Ucapan) selamat datang bagimu dari anak keturunan dan nabi". Kemudian kami naik ke langait kedua lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjkawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui 'Isa dan Yahya Alaihissalam lalu keduanya berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit ketiga lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui Yusuf Aalihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit keempat lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui Idris Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit kelima lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Lalu aku menemui Harun Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian kami naik ke langit keenam lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Kemudian aku menemui Musa 'alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Ketika aku sudah selesai, tiba-tiba dia menangis. Lalu ditanyakan; "Mengapa kamu menangis?". Musa menjawab; "Ya Rabb, anak ini yang diutus setelah aku, ummatnya akan masuk surga dengan kedudukan lebih utama dibanding siapa yang masuk surga dari ummatku". Kemudian kami naik ke langit ketujuh lalu ditanyakan; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang". Kemudian aku menemui Ibrahim 'alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; "Selamat datang bagimu dari saudara dan nabi". Kemudian aku ditampakkan al-Baitul Ma'mur. Aku bertanya kepada Jibril, lalu dia menjawab; "Ini adalah al-Baitul Mamur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat mendirikan sholat disana. Jika mereka keluar (untuk pergi shalat) tidak ada satupun dari mereka yang kembali". Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha yang ternyata bentuknya seperti kubah dengan daun jendelanya laksana telinga-telinga gajah. DI dasarnya ada empat sungai yag berada di dalam (disebut Bathinan) dan di luar (Zhahiran) ". Aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab; "Adapun Bathinan berada di surga sedangkan Zhahiran adalah an-Nail dan al-Furat (dua nama sungai di durga) ". Kemudian diwajibkan atasku shalat lima puluh kali. Aku menerimana hingga datang Musa 'alaihissalam menemuiku dan bertanya; "Apa yang telah kamu lakukan?". Aku jawab: "Aku diwajibkan shalat lima puluh kali". Musa berkata; "Akulah orang yang lebih tahu tentang manusia daripada kamu. Aku sudah berusaha menangani Bani Isra'il dengan sungguh-sungguh. Dan ummatmu tidak akan sanggup melaksanakan kewajiban shalat itu. Maka itu kembalilah kamu kepada Rabbmu dan mintalah (keringanan) ". Maka aku meminta keringanan lalu Allah memberiku empat puluh kali shalat lalu (aku menerimanya dan Musa kembali menasehati aku agar meminta keringanan lagi), kemudian kejadian berulang seperti itu (nasehat Musa) hingga dijadikan tiga puluh kali lalu kejadian berulang seperti itu lagi hingga dijadikan dua puluh kali kemudian kejadian berulang lagi hingga menjadi sepuluh lalu aku menemui Musa dan dia kembali berkata seperti tadi hingga dijadikan lima waktu lalu kembali aku menemui Musa dan dia bertanya; "Apa yang kamu dapatkan?". Aku jawab; "Telah ditetapkan lima waktu". Dia berkata seperti tadi lagi. Aku katakan; "Aku telah menerimanya dengan baik". Tiba-tiba ada suara yang berseru: "Sungguh AKu telah putuskan kewajiban dariku ini dan Aku telah ringankan buat hamba-hamba-Ku dan aku akan balas setiap satu kebaikan (shalat) dengan sepuluh balasan (pahala) ". Dan berkata Hammam dari Qatadah dari Al Hasan dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tentang al-Baitul Ma'mur".
No. Hadist: 2969
Telah bercerita kepada kami Al Hasan bin ar-Rabi' telah bercerita kepada kami Abu Al Ahwash dari Al A'masy dari Zaid bin Wahb berkata 'Abdullah telah bercerita kepada kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia adalah orang yang jujur lagi dibenarkan, bersabda: "Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang dari kalian akan ada yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan surga kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka dan ada juga seseorang yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga".
No. Hadist: 2970
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Salam telah mengabarkan kepada kami Makhlad telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij berkata telah mengabarkan kepadaku Musa bin 'Uqbah dari Nafi' berkata, Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan hadits ini dikuatkan periwayatannya oleh Abu 'Ashim dari Ibnu Juraij berkata telah mengabarkan kepadaku Musa bin 'Uqbah dari Nafi' dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila Allah mencintai seorang hamba-Nya, Dia memanggil Jibril: "Sesungguhnya Allah mencintai si anu maka cintailah dia". Maka jibril mencintai hamba itu lalu Jibril berseru kepada penduduk langit;; "Sesungguhnya Allah mencintai si anu, maka cintailah dia". Maka seluruh penduduk langit mencintai hamba itu, kemudian orang itu pun dijadikan bisa diterima oleh penduduk bumi".
No. Hadist: 2971
Telah bercerita kepada kami Muhammad telah bercerita kepada kami Ibnu Abi Maryam telah mengabarkan kepada kami Al Laits telah bercerita kepada kami Ibnu Abi Ja'far dari Muhammad bin 'Abdur Rahman dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya malaikat-malaikat turun pada al-'Anan, yaitu awan lalu mereka menyebutkan perkara-perkara (yang akan terjadi) di langit lalu setan-setan mencuri pendengaran hingga mereka dapat mendengarnya lalu mereka membisikkannya kepada para dukun, dan setan-setan itu membuat seratus kedustaan yang mereka selipkan dalam berita yang disampaikannya, yang berasal dari inisiatif mereka sendiri".
No. Hadist: 2972
Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Yunus telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Sa'ad telah bercerita kepada kami Ibnu Syihab dari Abu Salamah dan Al Agharr dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari jum'at, pada setiap pintu dari pintu-pintu masjid terdapat para malaikat yang mencatat orang yang datang lebih awal dan seterusnya hingga apabila imam sudah duduk (di atas mimbar) lembaran catatan itu ditutup lalu mereka mendengarkan dzikir (khathbah tersebut) ".
No. Hadist: 2973
Telah bercerita kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah bercerita kepada kami Sufyan telah bercerita kepada kami Az Zuhriy dari Sa'id bin Al Musayyab berkata; "'Umar berjalan di dalam masjid sedangkan Hassan sedang bersya'ir lalu ('Umar mencelanya) maka Hassan berkata; "Aku pernah bersya'ir di masjid dan saat itu ada orang yang lebih baik darimu". Kemudian dia berpaling dan menemui Abu Hurairah radliallahu 'anhu seraya berkata; "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah anda mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penuhilah permohonanku."Ya Allah kuatkanlah dia dengan Ruhul Qudus (Malaikat Jibril 'alaihissalam) ". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Iya".
No. Hadist: 2974
Telah bercerita kepada kami Hafsh bin 'Umar telah bercerita kepada kami Syu'bah dari 'Adiy binTsabit dari Al Bara' radliallahu 'anhu berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Hassan: "Cacilah mereka, -atau dengan redaksi- Lipat gandakanlah cacianmu (untuk melawan orang musyrik), karena jibril selalu bersamamu".
No. Hadist: 2975
Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma'il telah bercerita kepada kami Jarir. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku Ishaq telah mengabarkan kepada kami Wahb bin Jarir telah bercerita kepada kami bapakku berkata aku mendengar Humaid bin Hilal dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; "Aku seolah melihat debu-debu berkilauan di lorong-lorong jalan suku Bani Ghanmin". Musa menambahkan; "Ini merupakan bukti keterlibatan Jibril 'alaihissalam dalam perang".
No. Hadist: 2976
Telah bercerita kepada kami Farwah telah bercerita kepada kami 'Ali bin Mushir dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anhu bahwa Al Harits bin Hisyam bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Bagaimana caranya wahyu datang kepada Tuan?". Beliau menjawab: "Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng lalu terhenti sebentar namun aku dapat mengerti apa yang disampaikan. Dan cara ini yang paling berat buatku. Dan terkadang datang Malaikat menyerupai seorang laki-laki lalu berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang diucapkannya".
No. Hadist: 2977
Telah bercerita kepada kami Adam telah bercerita kepada kami Syaiban telah bercerita kepada kami Yaha bin Abi Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ""Barang siapa yang menginfaqkan sepasang sesuatu di jalan Allah, maka penjaga-penjaga surga akan memanggilnya, setiap penjaga pintu surge memanggil: "Kemarilah". Abu Bakar berkata: "Wahai Rasulullah, itulah orang yang tidak akan rugi dan sengsara". Maka Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Aku berharap kamu termasuk diantara mereka".
No. Hadist: 2978
Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Hisyam telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhriy dari Abu Salamah dari 'Aisyah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Wahai 'Aisyah, ini Jibril datang menyampaikan salam kepadamu". 'Aisyah berkata; "Wa'alaihis salaam wa rahmatullahi wa batraakatuh ("Dan baginya keselamatan dan rahmat Allah serta barakah-Nya). Dia melihat apa yang aku tidak lihat". Yang 'Aisyah radliallahu 'anha maksudkan adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
No. Hadist: 2979
Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami 'Umar bin Dzarr berkata. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku Yahya bin Ja'far telah bercerita kepada kami Waki' dari 'Umar bin Dzarr dari bapaknya dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Jibril 'alaihissalam: "Tidakkah sebaiknyakah kamu lebih sering mengunjungi kami dari yang sudah kamu lakukan?". Perawi berkata; "Maka turunlah firman Allah Ta'laa QS Maryam ayat 64 yang artinya; ("Dan tidaklah kami (Malaikat) turun melainkan dengan perintah Rabbmu. Kepunyaan-Nyalah segala apa yang ada di hadapan kita dan apa yang di belakang kita").
No. Hadist: 2980
Telah bercerita kepada kami Isma'il berkata telah bercerita kepadaku Sulaiman dari Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril membacakan (al-Qur'an) kepadaku dengan satu dialek dan aku terus saja meminta tambahan hingga akhirnya berhenti dengan tujuh dialek (jenis langgam bahasa dalam membaca al-Qur'an) ".
No. Hadist: 2981
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku 'Ubaidullah bin 'Abdullah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan dan terutama pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril 'alaihissalam mendatanginya dan Jibril alaihissalam mendatanginya setiap malam dari bulan Ramadlan, dia mengajarkan al-Qur'an kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika didatangi Jibril 'alaihissalam kedermawanannya melebihi angin yang berhembus". Dan dari 'Abdullah telah bercerita kepada kami Ma'mar dengan sanad-sanad ini dan yang semisalnya. Abu Hurairah radliallahu 'anhu dan Fathimah radliallahu 'anhuma juga meriwayatkan bahwa Jibril memaparkan (membacakan) al-Qur'an kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
No. Hadist: 2982
Telah bercerita kepada kami Qutaibah telah bercerita kepada kami Laits dari Ibnu Syihab bahwa 'Umar bin 'Abdul 'Aziz suatu hari terlambat shalat 'Ashar lalu 'Urwah berkata kepadanya; "Sesungguhnya Jibril Alaihissalam pernah turun (ke bumi) lalu shalat di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Maka 'Umar berkata; "Buktikan apa yang kamu ucapkan wahai 'Urwah!". 'Urwah berkata, aku mendengar Bisyir bin Abu Mas'ud berkata, aku mendengar Abu Mas'ud berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril 'alaihissalam pernah turun lalu mengimami aku shalat maka aku shalat bersamanya kemudian aku shalat bersamanya kemudian aku shalat bersamanya kemudian aku shalat bersamanya kemudian aku shalat bersamanya". Beliau menghitung dengan jari, Beliau menunjukkan lima kali (waktu) shalat.
No. Hadist: 2983
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Bisyir telah bercerita kepada kami Ibnu Abi 'Adiy dari Syu'bah dari Habib bin Abi Tsabit dari Zaid bin Wahb dari Abu Dzarr radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril berkata kepadaku; Siapa yang meninggal dunia dari ummatmu dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia pasti masuk surga atau tidak akan pernah masuk neraka". Beliau bertanya: "Sekalipun dia berzina dan atau mencuri?". Jibril Alihissalam menjawab: "Ya, sekalipun (dia berbuat dosa itu) ".
No. Hadist: 2984
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Su'aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bersabda berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Para malaikat malam dan malaikat siang silih berganti mendatangi kalian (untuk menjaga). Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Shubuh) dan 'Ashar. Kemudian malaikat-malaikat yang menjaga kalian naik lalu Allah Ta'alaa bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya),: "Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?" Para Malaikat menjawab: "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat". Bab tentang apabila salah seorang dari kalian membaca amin sedangkan para malaikat yang berada di lagit juga mengucapkan amin lalu ada yang berbarengan dengan aminnya salah seorang dari kalian maka orang itu akan diampuni dosa-doasanya".
No. Hadist: 2985
Telah bercerita kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Makhlad telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari Isma'il bin Umayyah bahwa Nafi' bercerita kepadanya bahwa Al Qasim bin Muhammad bercerita kepadanya dari 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata; "Aku melipat tikar yang ada gambarnya sehingga menjadi seperti bantal kecil untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Beliau datang namun hanya berdiri di antara dua pintu dengan wajah yang berubah (marah). Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, apa salah kami?". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Mengapa tikar ini ada disini". Aku berkata; "Aku membuatnya untuk tuan agar tuan dapat berbaring". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak tahukah kamu bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar, dan orang yang membuat gambar akan disiksa pada hari qiyamat, dan akan dikatakan kepada mereka; "hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan".
No. Hadist: 2986
Telah bercerita kepada kami Muqatil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhriy dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah dia mendengar Ibnu 'Abbas RAa berkata, aku mendengar Abu Thalhah berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing dan (atau) gambar patung".
No. Hadist: 2987
Telah bercerita kepada kami Ahmad telah bercerita kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepada kami 'Amru bahwa Bukair bin Al Asyajj bercerita kepadanya bahwa Busr bin Sa'id bercerita kepadanya bahwa Zaid bin Khalid Al Juhaniy radliallahu 'anhu bercerita kepadanya, saat itu Busr bin Sa'id bersama 'Ubaidullah Al Khawlaniy berada di rumah Maimunah radliallahu 'anhuma, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Zaid bin Khalid bercerita kepada keduanya bahwa Abu Thalhah bercerita kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ""Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang dalamnya ada gambar". Busr berkata; "Kemudian Zaid bin Khalid menderita sakit lalu kami menjenguknya yang ternyata kami berada di dalam rumah yang banyak gambar-gambar. Maka aku berkata kepada 'Ubaidullah Al Khawlaaniy; "Bukankah Beliau pernah bercerita kepada kita tentang masalah gambar?". 'Ubaidullah berkata; "Sungguh Beliau bersabda: "Kecuali gambar (corak warna) pada pakaian". Bukankah kamu pernah mendengarnya?". Aku katakan; "Belum". Dia berkata; "Iya, Beliau pernah mengatakannya".
No. Hadist: 2988
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata telah bercerita kepadaku Ibnu Wahb berkata telah bercerita kepadaku 'Umar dari Salim dari bapaknya berkata; "Malaikat Jibril berjanji kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, katanya: "Kami tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar ataupun anjing".
No. Hadist: 2989
Telah bercerita kepada kami Isma'il berkata telah bercerita kepadaku Malik dari Sumayya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila imam mengucapkan sami'allahu liman hamidah, maka ucapkanlah Allahumma rabbanaa lakal hamdu". Karena siapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu".
No. Hadist: 2990
Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah bercerita kepada kami Muhammad bin Fulaih telah bercerita kepada kami bapakku dari Hilal bin 'Ali dari 'Abdur Rahman bin Abu 'Amrah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang dari kalian akan selalu dihitung berada di dalam shalat selagi shalat itu mengekangnya (orang tersebut menanti shalat ditegakkan) dan malaikat akan mendo'akan; "Ya Allah, ampunilah dia dan rahmatilah", selama dia belum berdiri dari tempat shalatnya atau telah berhadats".
No. Hadist: 2991
Telah bercerita kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah bercerita kepada kami Sufyan dari 'Amru dari 'Atha' dari Shafwan bin Ya'laa dari bapaknya radliallahu 'anhu berkata, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca suatu ayat (QS az-Zukhruf ayat 77) di atas mimbar: "Wa naadaw yaa maalik (Mereka berseru; "hai maalik"). Sufyan berkata; menurut bacaan 'Abdullah (bin Mas'ud); 'Wa naadaw yaa maal" (tanpa huruf kaaf).
No. Hadist: 2992
Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab berkata telah bercerita kepadaku 'Urwah bahwa 'Aisyah radliallahu 'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bercerita kepadanya bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Apakah baginda pernah mengalami peristiwa yang lebih berat dari kejadian perang Uhud?". Beliau menjawab: "Sungguh aku sering mengalami peristiwa dari kaummu. Dan peristiwa yang paling berat yang pernah aku alami dalam menghadapi mereka adalah ketika peristiwa al-'Aqabah, saat aku menawarkan diriku kepada Ibnu 'Abdi Yalil bin 'Abdu Kulal agar membantuku namun dia tidak mau memenuhi keinginanku hingga akhirnya aku pergi dengan wajah gelisah dan aku tidak menjadi tenang kecuali ketika berada di Qarnu ats-Tsa'aalib (Qarnu al-Manazil). Aku mendongakkan kepalaku ternyata aku berada di bawah awan yang memayungiku lalu aku melihat ke arah sana dan ternyata ada malaikat Jibril yang kemudian memanggilku seraya berkata; "Sesungguhnya Allah mendengar ucapan kaummu kepadamu dan apa yang mereka timpakan kepadamu. Dan Allah telah mengirim kepadamu malaikat gunung yang siap diperintah apa saja sesuai kehendakmu". Maka malaikat gunung berseru dan memberi salam kepadaku kemudian berkata; "Wahai Muhammad". Maka dia berkata; "apa yang kamu inginkan katakanlah. Jika kamu kehendaki, aku timpakan kepada mereka dua gunung ini". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak. Bahkan aku berharap Allah akan memunculkan dari anak keturunan mereka orang yang menyembah Allah satu-satunya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun".
No. Hadist: 2993
Telah bercerita kepada kami Qutaibah telah bercerita kepada kami Abu 'Awanah telah bercerita kepada kami Abu Ishaq asy-Syaibaniy berkata; Aku bertanya kepada Zirra bin Hubaisy tentang firman Allah Ta'ala QS an-Najm ayat 9-10: "Fa kaana qaaba qausaini aw adnaa. Fa awhaa ilaa 'abdihii maa awhaa" ("Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) sedekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan"). Dia berkata, telah bercerita kepada kami Ibnu Mas'ud bahwa Beliau shallallahu 'alaihi wasallam telah melihat Jibril yang memiliki seratus sayap".
No. Hadist: 2994
Telah bercerita kepada kami Hafsh bin 'Umar telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah radliallahu 'anhu tentang firman Allah Ta'ala pada QS an-Najm ayat 18 yang artinya ("Sungguh dia (Muhammad) telah melihat sebagian dari tanda-tanda kekuaaan Rabbnya yang paling besar"), dia berkata; "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam melihat tikar berwarna hijau menutupi ufuk langit". (Maksudnya malaikat Jibril Alaihissalam membuka sayapnya sehingga menutupi ufuk langit).
No. Hadist: 2995
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin 'Abdullah bin Isma'il telah bercerita kepada kami Muhammad bin 'Abdullah Al Anshariy dari Ibnu 'Aun telah mengabarkan kepada kami Al Qasim dari 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata; "Barangsiapa yang mengatakan bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melihat Rabbnya berarti dia telah masuk pada persoalan (salah) besar. Akan tetapi Beliau melihat Jibril 'alaihissalam dalam bentuk dan rupa aslinya yang menutupi apa yang ada di antara ufuk langit".
No. Hadist: 2996
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yusuf telah bercerita kepada kami Abu Usamah telah bercerita kepada kami Zakariya' bin Abu Za'idah dari Ibnu Al Asywa' dari asy-Sya'biy dari Masruq berkata; Aku bertanya kepada 'Aisyah radliallahu 'anhu bagaimana maksud tentang firman Allah Ta'ala QS an-Najm ayat 8-10: "Tsumma danaa fa tadallaa. Fa kaana qaaba qausaini aw adnaa". ("Kemudian dia mendekat lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) sedekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi) "). Dia berkata, "Itulah Jibril 'Alaihissalam yang pernah datang kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dalam rupa seorang laki-laki dan dalam kesempatan ini (seperti dimaksud ayat ini), Jibril Alaihissalam datang dalam bentuk asli, yang raganya tersebut menutup ufuk langit".
No. Hadist: 2997
Telah bercerita kepada kami Musa telah bercerita kepada kami Jarir telah bercerita kepada kami Abu Raja' dari Samurah berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku bermimpi pada suatu malam, ada dua laki-laki yang datang kepadaku. Keduanya berkata; "Malaikat yang menyalakan api adalah Malik sebagai penunggu neraka sedangkan aku adalah Jibril dan ini Mika'il".
No. Hadist: 2998
Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Abu 'Awanah dari Al A'masy dari Abu Hazim dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya menolaknya sehingga dia melalui malam itu dalam keadaan marah, maka malaikat melaknat istrinya itu hingga shubuh". Hadits ini diikuti pula oleh Syu'bah, Abu Hamzah, Ibnu Daud dan Abu Mu'awiyah dari Al A'masy.
No. Hadist: 2999
Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Al Laits berkata telah bercerita kepadaku 'Uqail dari Ibnu Syihab berkata aku mendengar Abu Salamah berkata telah mengabarkan kepadaku Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhuma bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian wahyu berhenti turun kepadaku pada masa tertentu hingga ketika aku sedang berjalan, aku mendengar suara dari langit. Maka aku mengarahkan pandanganku menghadap langit yang ternyata ada malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hira sedang duduk di atas Kursiy antara langit dan bumi. Aku menjadi sangat takut karenanya hingga aku ingin lepas dari bumi. Lalu aku mendatangi keluargaku sambil mengatakan; "Selimuti aku, selimuti aku". Maka kemudian Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya (QS al-Mudatstsir ayat 1 - 5) yang artinya ("Wahai orang yang berselimut, bangun dan berilah peringatan) hingga frman-Nya ("Dan perbuatan dosa jauhilah"). Abu Salanah berkata; "ar-Rujza artinya berhala-berhala".
No. Hadist: 3000
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Ghundar telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Qatadah. Dan telah diriwayatkan pula. Dan Khalifah berkata kepadaku, telah bercerita kepada kami Yazid bin Zurai' telah bercerita kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Abu Al 'Aliyah telah bercerita kepada kami anak paman Nabi kalian, yaitu Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada malam diisra'kan, aku melihat Musa Alaihissalam, seorang yang berkulit sawo matang, berbadan tinggi dan rambutnya keriting bagaikan orang Syanu'ah. Dan aku melihat 'Isa sebagai seorang yang berdada bidang, posturnya tegap atau kekar, kulitnya merah agak keputih-putihan sedangkan rambutnya ikal. Aku juga melihat Malik, malaikat penunggu neraka dan Dajjal. Semuanya Allah perlihatkan kepadaku sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya, ("Maka janganlah kamu (Muhammad) berada dalam keraguan untuk menjumpainya (menerima al-Qur'an) ". Firman Allah Ta'ala (QS as-Sajadah ayat 23). Anas dan Abu Bakrah berkata dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Malaikat menjaga kota Madinah dari (dimasuki) ad-Dajjal".

Takwa Kepada Allah Subhanallah Wa Ta'aala

- Takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala -

Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, bersumber dari Abi Dzar radhiyallahu 'anhu, beliau menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, “Allah subhanahu wata'aala berfirman, “Wahai sekalian hamba-Ku, kalau sekiranya seluruh kalian mulai dari yang pertama sampai yang terakhir, baik dari jenis manusia maupun jenis jin, mereka semua bertaqwa setakwa-takwanya orang yang paling bertakwa di antara kalian, niscaya hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit pun jua. Wahai sekalian hambaku, kalau sekiranya seluruh kalian dari yang pertama hingga yang terakhir baik dari jenis manusia maupun jenis jin durhaka sedurhaka-durhakanya manusia di antara kalian, niscaya hal itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikit pun jua.” (Shahih Muslim, no. 2577)
hadits dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu. Ia menuturkan, “Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda, “Takwa itu di sini, takwa itu di sini, takwa itu di sini” (beliau menunjuk ke dadanya.)” (Shahih Muslim, no. 2574)
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al Quran Surah Yunus: 57).
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang lebih baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Al Quran Surah Al-A’raf :26).
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad atau bentuk kamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu”, beliau menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya.” (Muslim, no. 2564)
- ungkapan Allah subhanahu wata'aala tentang keindahan penampilan dan gaya kaum munafiq -


“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengar perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran).” (Al Quran Surah Al-Munafiqun: 4).
- Jangan tertipu dengan kekayaan harta, keindahan kondisi dan kecantikan penampilan lahiriyah 

kaum kafir, karena itu bukan berarti tanda baiknya akhir kehidupan mereka" -
 

“Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap dipandang mata.” (Al Quran Surah Maryam: 74).
“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.” (Al Quran Surah Ghafir: 82).
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah setelah ia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (Al Quran Surah An-Nahl: 106-107).
“Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Al Quran Surah Asy-Syu’ara’: 88-89).
“Maka, apakah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan penutup atas penglihatannya? Maka siapa yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.” (Al Quran Surah Al-Jatsiyah: 23).

Keutamaan Menjenguk Orang Yang Sedang Sakit

" Keutamaan menjenguk orang yang sedang sakit "

"Rasulullah Saw bersabda:"Tidak ada seorang laki-laki pun yang menjenguk atau mengunjungi orang sakit pada sore hari, kecuali ia disertai oleh 70 ribu malaikat yang memohonkan ampun atas dosa-dosanya sehingga waktu pagi hari tiba, dan ia akan diberi musim yang sejuk kelak di hari kiamat. Dan barang siapa yang menjenguk orang yang sakit pada pagi hari, maka ia akan diiringi oleh 70 ribu malaikat yang memohonkan ampun atas segala dosa-dosanya sehingga waktu sore tiba, dan kelak di surga ia akan diberi musim yang
sangat sejuk", (HR. Abu Dawud).

Hadis Tentang Puasa atau Shaum

"Shaum / Puasa"

1. Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari)
2. Allah 'Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)
3. Rasulullah Saw menaiki mimbar (untuk berkhotbah). Menginjak anak tangga (tingkat) pertama beliau mengucapkan, "Aamin", begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, "Mengapa Rasulullah mengucapkan "Aamin"? Beliau lalu menjawab, "Malaikat Jibril datang dan berkata, "Kecewa dan merugi seorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucap shalawat atasmu" lalu aku berucap "Aamin." Kemudian malaikat berkata lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga." Lalu aku mengucapkan "aamin". Kemudian katanya lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya." Lalu aku mengucapkan "Aamin." (HR. Ahmad)
4. Bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari harumnya misik (minyak wangi paling harum di dunia). (HR. Bukhari)
5. Makanlah waktu sahur. Sesungguhnya makan waktu sahur menyebabkan berkah. (HR. Mutafaq'alaih)
6. Manusia tetap berkondisi baik selama mereka tidak menunda-nunda berbuka puasa. (HR. Bukhari)
7. Barangsiapa tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya. (HR. Bukhari)
8. Barangsiapa shalat malam pada malam Lailatul Qodar dengan keimanan dan harapan pahala dari Allah maka akan terampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari)
9. Mungkin hasil yang diraih seorang shaum (yang berpuasa) hanya lapar dan haus, dan mungkin hasil yang dicapai seorang yang shalat malam (Qiyamul lail) hanyalah berjaga. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
10. Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Tirmidzi)
11. Tidaklah termasuk kebajikan orang yang tetap berpuasa dalam perjalanan (musafir). (HR. Bukhari)
12. Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa rukshah (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Barangsiapa berpuasa Ramadhan (penuh) lalu diikuti dengan berpuasa enam hari dalam bulan Syawal maka dia seperti berpuasa seumur hidup. (HR. Muslim)

HADIS TENTANG MEMBACA AL-QUR'ANUL KARIM DI BULAN RAMADHAN

"13. MEMBACA AL-QUR'ANUL KARIM DI BULAN RAMADHAN DAN LAINNYA"
TUNTUNAN IBADAH DI BULAN RAMADHAN
oleh Syaikh Muhammad Ibn Jaarullah Al Jaarullah Compiled by La Adri At Tilmidz

Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan kepada hamba-Nya kitab Al-Qur'an sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad, yang diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Adalah ditekankan bagi seorang muslim yang mengharap rahmat Allah dan takut akan siksa-Nya untuk memperbanyak membaca Al-Qur'anul Karim pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, mengharap ridha-Nya, memperoleh keutamaan dan pahala-Nya. Karena Al-Qur'anul Karim adalah sebaik-baik kitab, yang diturunkan kepada Rasul termulia, untuk umat terbaik yang pernah dilahirkan kepada umat manusia dengan syari'at yang paling utama, paling mudah, paling luhur dan paling sempurna.
Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa'at baginya pada hari Kiamat.
Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan firmanNya "Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (Thaha:123),
Janganlah seorang muslim memalingkan diri dari membaca kitab Allah, merenungkan dan mengamalkan isi kandungannya. Allah telah mengancam orang-orang yang memalingkan diri darinya dengan firman-Nya : "Barangsiapa berpaling dari Al-Qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat." (Thaha : 100),
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Thaha: 124),
Di antara keutamaan Al-Qur'an :

1. Firman Allah Ta 'ala : "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri." (An-Nahl: 89),
2. Firman Allah Ta'ala : ...Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Al-Ma'idah: 15-16).
3. Firman Allah Ta 'ala : "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi ouang-orang yang beriman." (Yunus: 57).
4. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi pembacanya." (HR. Muslim dari Abu Umamah).
5. Dari An-Nawwas bin Sam'an radhiallahu 'anhu, katanya : Aku mendengar Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Didatangkan pada haui Kiamat Al-Qur'an dan para pembacanya yang mereka itu dahulu mengamalkannya di dunia, dengan didahului oleh surat Al Baqarah dan Ali Imran yang membela pembaca kedua surat ini. " (HR, Muslim).
6. Dari Utsman bin Affan radhiallahu'anhu, katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari)
7. Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, katanya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih).
8. Dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash radhiallahu 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Dikatakan kepada pembaca Al-Qur'an : "Bacalah, naiklah dan bacalah dengan pelan sebagaimana yang telah kama lakukan di dunia, karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kamu baca." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dengan mengatakan: hadits hasan shahih).
9. Dari Aisyah radhiallahu 'anhu, katanya : Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala." (Hadits Muttafaq 'Alaih). Dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah payahnya.
10. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Tidak boleh hasut kecuali dalam dua perkara, yaitu : orang yang dikaruniai Allah Al-Qur'an lalu diamalkannya pada waktu malam dan siang, dan orang yang dikaruniai Allah harta lalu diinfakkannya pada waktu malam dan siang "(Hadits Muttafaq 'Alaih). Yang dimaksud hasut di sini yaitu mengharapkan seperti apa yang dimiliki orang lain. (Lihat kitab Riyadhus Shaalihiin, hlm. 467-469.

Maka bersungguh-sungguhlah semoga Allah menunjuki Anda kepada jalan yang diridhai-Nya untuk mempelajari Al-Qur'anul Karim dan membacanya dengan niat yang ikhlas untuk Allah Ta'ala. Bersungguh-sungguhlah untuk mempelajari maknanya dan mengamalkannya, agar mendapatkan apa yang dijanjikan Allah bagi para ahli Al-Qur'an berupa keutamaan yang besar, pahala yang banyak, derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi. Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dahulu jika mempelajari sepuluh ayat dari Al-Qur'an, mereka tidak melaluinya tanpa mempelajari makna dan cara pengamalannya.
Dan perlu Anda ketahui, bahwa membaca Al-Qur'an yang berguna bagi pembacanya, yaitu membaca disertai merenungkan dan memahami maknanya, perintah-perintahnya dan larangan-larangannya. Jika ia menjumpai ayat yang memerintahkan sesuatu maka ia pun mematuhi dan menjalankannya, atau menjumpai ayat yang melarang sesuatu maka iapun meninggalkan dan menjauhinya. Jika ia menjumpai ayat rahmat, ia memohon dan mengharap kepada Allah rahmat-Nya atau menjumpai ayat adzab, ia berlindung kepada Allah dan takut akan siksa-Nya. Al-Qur'an itu menjadi hujjah bagi orang yang merenungkan dan mengamalkannya, sedangkan yang tidak mengamalkan dan memanfaatkannya maka Al-Qur'an itu menjadi hujjah terhadap dirinya (mencelakainya).
Firman Allah Ta 'ala : "lni adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran." (Shad: 29).
Bulan Ramadhan memiliki kekhususan dengan Al-Qura'nul Karim, sebagaimana firman Allah : "Bulan Ramadhan, yang di dalamnya diturunkan permulaan Al-Qur'an ... "(Al-Baqarah: 185).
Dan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Jibril pada bulan Ramadhan setiap malam untuk membacakan kepadanya Al-Qur'anul Karim.
Hal itu menunjukkan dianjurkannya mempelajari Al-Qur'an pada bulan Ramadhan dan berkumpul untuk itu, juga membacakan Al-Qur'an kepada orang yang lebih hafal. Dan juga menunjukkan dianjurkannya memperbanyak bacaan Al-Qur'an pada bulan Ramadhan.
Tentang keutamaan berkumpul di masjid-masjid untuk mempelajari Al-Qur'anul Karim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah seraya membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali turunlah ketenangan atas mereka, serta mereka diliputi rahmat, dikerumuni para malaikat dan disebut-sebut oleh Allah kepada para malaikat di hadapan-Nya." (HR. Muslim).
Ada dua cara untuk mempelajari Al-Qur'anul Karim:
1. Membaca ayat yang dibaca sahabat Anda.
2. Membaca ayat sesudahnya. Namun cara pertama lebih baik.
Dalam hadits Ibnu Abbas di atas disebutkan pula mudarasah antara Nabi dan Jibril terjadi pada malam hari. Ini menunjukkan dianjurkannya banyak-banyak membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan pada malam hari, karena malam merupakan waktu berhentinya segala kesibukan, kembali terkumpulnya semangat dan bertemunya hati dan lisan untuk merenungkan. Seperti dinyatakan dalam firman Allah : "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu'), dan bacaan di waktu itu lebih berkesan." (Al-Muzzammil: 6).
Disunatkan membaca Al-Qur'an dalam kondisi sesempurna mungkin, yakni dengan bersuci, menghadap kiblat, mencari waktu-waktu yang paling utama seperti malam, setelah maghrib dan setelah fajar. Boleh membaca sambil berdiri, duduk, tidur, berjalan dan menaiki kendaraan. Berdasarkan firman Allah : "(Yaitu) orang-orang yang dzikir kedada Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring..." (Al'Imran:191). Sedangkan Al-Qur'anul Karim merupakan dzikir yang paling agung.
14. KADAR BACAAN YANG DISUNATKAN

Disunatkan mengkhatamkan Al-Qur'an setiap minggu, dengan setiap hari membaca sepertujuh dari Al-Qur'an dengan melihat mushaf, karena melihat mushaf merupakan ibadah. Juga mengkhatamkannya kurang dari seminggu pada waktu-waktu yang mulia dan di tempat-tempat yang mulia, seperti : Ramadhan, Dua Tanah Suci dan sepuluh hari Dzul Hijjah karena memanfaatkan waktu dan tempat. Jika membaca Al-Qur'an khatam dalam setiap tiga hari pun baik, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Abdullah bin Amr : "Bacalah Al-Qur'an itu dalam setiap tiga hari "( Lihat kitab Fadhaa'ilul qur'an, oleh Ibnu Katsir, him. 169-172 dan Haasyiatu Muqaddimatit Tafsir, oleh Ibnu Qaasim, hlm. 107.)
Dan makruh menunda khatam Al-Qur'an lebih dari empat puluh hari, bila hal tersebut dikhawatirkan membuatnya lupa. Imam Ahmad berkata : "Betapa berat beban Al-Qur'an itu bagi orang yang menghafalnya kemudian melupakannya."
Dilarang bagi yang berhadats kecil maupun besar menyentuh mushaf, dasarnya firman Allah Ta 'ala : "Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." (Al-Waqi'ah: 79).
Dan sabda Nabi shallallahu 'slaihi wassallam : "Tidak dibenarkan menyentuh Al-Qur'an ini kecuali orang yang suci." (HR. Malik dalam Al-Muwaththa, Ad-Daruquthni dan lainnya)" (Hal ini diperkuat hadits Hakim bin Hizam yang lafazhnya: "Jangan menyentuh Al-qur'an kecuali jika kamu suci." (HR. Ath-Thabrani dan Al-Hakim dengan menyatakannya shahih).
15. AL-QUR'ANUL KARIM SYARI'AT SEMPURNA

Asy-Syathibi dalam kitab Al-Muwaafaqaat mengatakan : "Sudah menjadi kesepakatan bahwa kitab yang mulia ini adalah syari'at yang sempurna, sendi agama, sumber hikmah, bukti kerasulan, cahaya penglihatan dan hujjah. Tiada jalan menuju Allah selainnya, tiada keselamatan kecuali dengannya dan tidak ada yang dapat dijadikan pegangan sesuatu yang menyelisihinya. Kalau demikian halnya, mau tidak mau bagi siapa yang hendak mengetahui keuniversalan syariat, berkeinginan mengenal tujuan-tujuannya serta mengikuti jejak para ahlinya harus menjadikannya sebagai kawan bercakap dan teman duduknya sepanjang siang dan malam dalam teori dan praktek; maka dekat waktunya ia mencapai tujuan dan menggapai cita-cita serta mendapati dirinya termasuk orang-orang pendahulu, dan dalam rombongan pertama jika ia mampu. Dan tidaklah mampu atas hal itu kecuali orang yang senantiasa menggunakan apa yang dapat membantunya, yaitu sunnah yang menjelaskan kitab ini. Selainnya, adalah ucapan para imam terkemuka dan salaf pendahulu yang dapat membimbingnya dalam tujuan yang mulia ini." ( Lihat Al Muwafaqaat, oleh Asy-Syathibi, 31224.)

Minggu, 28 September 2014

Wajibnya Puasa Ramadhan Kitab Riyaddush Shalihin

KITAB RIYADHUS SHALIHIN : " Bab 217. Wajibnya Puasa Ramadhan, Uraian Keutamaan Berpuasa Dan Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Puasa Itu "

Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang yang beriman! Diwajibkanlah puasa atas engkau semua sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang yang sebelum engkau semua itu," sampai kepada firmanNya: "Bulan Ramadhan yang di dalamnya itu diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk untuk semua manusia dan merupakan keterangan-keterangan dari petunjuk dan yang memperbedakan antara kebenaran dan kesesatan. Maka barangsiapa diantara engkau semua ada yang menyaksikan bulan Ramadhan, hendaklah berpuasa dan barangsiapa yang sakit atau datam perjalanan, maka berpuasalah menurut hitungan yang tidak dipuasainya itu pada hari-hari yang lain," sampai akhirnya ayat. (al-Baqarah: 183)
1212. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah 'Azzawajalla berfirman -dalam hadits qudsi-: "Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya. Puasa adalah sebagai perisai -dari kemaksiatan serta dari neraka-. Maka dari itu, apabila pada hari seseorang diantara engkau semua itu berpuasa, janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki-maki oleh seorang atau dilawan dengan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya adalah -sedang- berpuasa." Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya bau bacin dari mulut seorang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. Seorang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan dan ia dapat merasakan kesenangannya, yaitu apabila ia berbuka, iapun bergembiralah dan apabila telah bertemu dengan Tuhannya, iapun gembira dengan adanya amalan puasanya." (Muttafaq 'alaih) Dan ini adalah lafaz riwayat Imam Bukhari. Dalam riwayat Imam Bukhari yang lain disebutkan: Allah berfirman dalam hadits qudsi: "Orang yang berpuasa itu meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena taat pada perintahKu -Allah-. Puasa adalah untukKu dan Aku akan memberikan balasannya, sedang sesuatu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat gandanya." Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Setiap amal perbuatan anak Adam -yakni manusia itu-, yang berupa kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuh ratus kali lipatnya."Allah Ta'ala berfirman: "Melainkan puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku akan memberikan balasannya. Orang yang berpuasa itu meninggalkan kesyahwatannya, juga makanannya semata-mata karena ketaatannya pada perintahKu. Seorang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, sekali kegembiraan di waktu berbukanya dan sekali lagi kegembiraan di waktu menemui Tuhannya. Sesungguhnya bau bacin mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi."
1213. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang menafkahkan sepasang binatang -yakni dua ekor kuda-, lembu ataupun unta -dalam kepentingan fisabilillah-, maka ia akan dipanggil dari semua pintu syurga dengan ucapan: "Hai hamba Allah, inilah yang lebih baik." Maka jikalau seorang itu dari golongan ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu Shalat, barangsiapa yang termasuk dalam ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu Jihad, barangsiapa yang termasuk dalam ahli puasa, ia akan dipanggil dari pintu Rayyan -artinya puas atau kenyang minuman-, barangsiapa yang termasuk dalam ahli sedekah, maka ia dipanggil dari pintu Shadaqah." Abu Bakar r.a. berkata: "Biabi anta wa ummi ya Rasulullah, tidak ada kerugian sama sekali bagi seorang yang telah dipanggil dari pintu-pintu itu, tetapi apakah ada seorang yang dipanggil dari semua pintu itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, ada dan saya mengharapkan agar Anda termasuk dalam golongan orang yang dipanggil dari semua pintu tadi." (Muttafaq 'alaih)
1214. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya di dalam syurga itu ada sebuah pintu yang disebut pintu Rayyan -artinya-: Puas dan kenyang minum. Dari pintu ini masuklah semua orang yang berpuasa besok pada hari kiamat. Tidak ada seorang yang selain orang-orang yang berpuasa itu yang dapat masuk dari pintu itu. Dikatakanlah: "Manakah orang-orang yang berpuasa." Mereka itu lalu berdiri, lalu tidak seorangpun yang dapat masuk dari pintu Rayyan tadi selain orang-orang yang berpuasa. Jikalau mereka telah masuk seluruhnya, lalu pintu itupun ditutuplah, jadi tidak seorangpun lagi yang dapat memasukinya." (Muttafaq 'alaih)
1215. Dari Abu Said r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun yang berpuasa sehari dengan niat fisabilillah -yakni semata-mata menuju kepada ketaatan kepada Allah-, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya -yakni dirinya- karena puasanya tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka." (Muttafaq 'alaih)
1216. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena didorong oleh keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu." (Muttafaq 'alaih)
1217. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila bulan Ramadhan telah datang, maka dibukalah pintu-pintu syurga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan diikatlah semua syaitan." (Muttafaq 'alaih)
1218. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Berpuasalah karena melihat -rukyah- bulan dan berbukalah karena melihat bulan. Maka apabila terhalang oleh awan atasmu semua, maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban sebanyak tiga puluh hari." (Muttafaq 'alaih) Ini adalah lafaznya Imam Bukhari. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Maka jikalau tertutup oleh awan atasmu semua, maka berpuasalah sebanyak tiga puluh hari."

Perintah Kepada Pemerintahan Kitab Riyaddush Shalihin

KITAB RIYADHUS SHALIHIN : " Bab 78. Perintah Kepada Pemegang Pemerintahan Supaya Bersikap Lemah-lembut Kepada Rakyatnya, Memberikan Nasihat Serta Kasih Sayang Kepada Mereka, Jangan Mengelabui Dan Bersikap Keras Pada Mereka, Juga Jangan Melalaikan Kemaslahatan-kemaslahatan Mereka, Lupa Mengurus Mereka Ataupun Apa-apa Yang Menjadi Hajat Kepentingan Mereka "

Allah Ta'ala berfirman: "Dan rendahkanlah sayapmu -yakni bersikap merendahkan dirilah- kepada orang yang mengikutimu dari golongan kaum mu'minin.” (as-Syu'ara': 215)
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Sesungguhnya Allah menyuruh -berbuat- dengan keadilan, berbuat baik dan memberi sedekah kepada kaum kerabat serta melarang perbuatan keji, kemungkaran dan kedurhakaan. Allah menasihatkan kepadamu semua, supaya engkau semua dapat memperoleh peringatan." (an-Nahl: 90)
651. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiap seseorang dari engkau semua itu adalah penggembala dan setiap seorang dari engkau semua itupun akan ditanya perihal penggembalaannya. Pemimpin adalah penggembala dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Seorang lelaki adalah penggembala dalam keluarganya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Seorang wanita adalah penggembala dalam rumah suaminya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Buruh adalah penggembala dalam harta majikannya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Jadi setiap seorang dari engkau semua itu adalah penggembala dan tentu akan ditanya perihal penggembalaannya." (Muttafaq 'alaih)
652. Dari Abu Ya'la yaitu Ma'qil bin Yasar r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk menggembala suatu penggembalaan -yakni memimpin sesuatu umat atau bangsa-, lalu ia mati pada hari kematiannya, sedang di kala itu ia dalam keadaan menipu pada penggembalaanya, melainkan Allah mengharamkan padanya untuk masuk syurga." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat lain disebutkan: "Lalu orang yang diserahi penggembalaan itu tidak menjaga penggembalaannya dengan nasihatnya -yakni mengusahakan apa-apa yang bermanfaat untuk rakyatnya dan menolak apa-apa yang akan membahayakan mereka-, maka orang itu tidak akan dapat memperoleh bau syurga." Dalam riwayat Imam Muslim juga disebutkan: "Tiada seorang amir -pemimpin- yang menguasai urusan pemerintahan kaum Muslimin, kemudian ia tidak bersungguh-sungguh memberikan kemanfaatan kepada mereka, juga tidak memberikan nasihat pada mereka -yakni mengusahakan mana-mana yang baik dan menolak mana-mana yang tidak baik-, melainkan pemimpin itu tidak akan masuk syurga beserta mereka yang dipimpinnya itu."
653. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda dalam rumahku demikian: "Ya Allah, barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan umatku, kemudian ia membuat kesengsaraan pada mereka, maka berilah kesengsaraan kepada orang itu sendiri, sedang barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan umatku, kemudian ia menunjukkan kasih sayang kepada mereka, baik ucapan ataupun perbuatannya, maka kasih sayangilah orang itu." (Riwayat Muslim)
654. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kaum Bani Israil itu selalu dipimpin oleh para Nabi, yaitu setiap ada seorang Nabi yang meninggal dunia, maka digantilah oleh Nabi lainnya. Sesungguhnya tiada Nabi lagi sepeninggalku nanti. Akan datanglah sesudahku beberapa khalifah -para pengganti-, maka banyaklah jumlah mereka itu." Para sahabat berkata: "Apakah yang Tuan perintahkan pada kita pada saat itu?" Beliau s.a.w. bersabda: "Penuhilah dengan pembai'atan yang pertama -yakni patuh pada pemerintahan itu serta memerangi orang yang menentangnya-, kemudian berilah kepada khalifah-khalifah itu akan hak mereka -yang wajib dipenuhi- dan mohonlah kepada Allah apa-apa yang semestinya menjadi hakmu semua -yaitu supaya dikasih sayangi oleh pemerintahan itu serta diusahakan mana-mana yang bermanfaat dan dihindarkan dari bencana-, karena sesungguhnya Allah akan menanya kepada khalifah-khalifah itu perihal cara penggembalaan mereka kepada umatnya." (Muttafaq 'alaih)
655. Dari 'Aidz bin 'Amr r.a. bahwasanya ia masuk ke tempat 'Ubaidullah bin Ziad, lalu ia berkata: "Hai anakku, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seburuk-buruknya penggembala ialah orang-orang yang keras hati -pada penggembalaannya-." Maka dari itu janganlah engkau termasuk golongan mereka itu." (Muttafaq 'alaih)
656. Dari Abu Maryam al-Azdi r.a. bahwasanya ia berkata kepada Mu'awiyah r.a.: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang diserahi oleh Allah akan sesuatu kekuasaan dari beberapa urusan pemerintahan kaum Muslimin, kemudian orang itu menutup diri -tidak memperhatikan- perihal hajat, kepentingan atau kefakiran orang-orang yang di bawah kekuasannya, maka Allah juga akan menutup diri -yakni tidak memperhatikan- perihal hajat, kepentingan atau kefakirannya sendiri pada hari kiamat." Sejak saat itu Mu'awiyah lalu mengangkat seorang untuk mengurus segala macam keperluan orang banyak." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi.
660. Dari 'Iyadh bin Himar r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ahli syurga itu ada tiga macam, yaitu orang yang mempunyai kekuasaan pemerintahan yang berlaku adil dan dikaruniai taufik -yakni dikaruniai pertolongan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya-, juga seorang yang berhati kasih sayang, lemah-lembut kepada semua kerabatnya dan juga kepada sesama Muslimnya, dan pula seorang yang menahan diri dari meminta-minta dan berusaha untuk tidak meminta-minta itu, sedangkan ia mempunyai keluarga banyak -dan dalam keadaan miskin-." (Riwayat Muslim)

Hadits Yang Tidak Termasuk Dalam Bab Tertentu Namun Sangat Penting Untuk Diketahui

kitab riyadhus shalihin : " Bab 370. Beberapa Hadits Yang Tidak Termasuk Dalam Bab Tertentu Namun Sangat Penting Untuk Diketahui "

1805. Dari Annawwas bin Sam'an r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau s.a.w. menguraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan dan Dajjal itu sendiri oleh beliau s.a.w. kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang-kadang diperbesarkan hal ihwalnya sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: "Ada persoalan apakah engkau semua ini?" Kita menjawab: "Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya karena besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahwa ia sudah ada di kelompok pohon kurma." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penantangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penantang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul 'Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerusakan di bagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua." Kita para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?" Beliau s.a.w. menjawab: "Empat puluh hari, yang sehari -hari pertama- itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi -hari kedua- lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga- seperti sejum'at -yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini." Kita bertanya lagi: "Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja -yakni lima waktu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-masing." Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang. Kita bertanya pula: "Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul -atau berpunuk- sepanjang -atau sebesar- yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada -yakni penuh air susu- dan terpanjang pantatnya -sebab semuanya kenyang. Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini -karena ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing -bekas istana yang rusak-rusak-, kemudian ia berkata: "Keluarkanlah harta-harta simpananmu," tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya -menurut riwayat yang dimaksudkan ialah Al-Hidhr-, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa. Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara -atau rumah tinggi- putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, yaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah mereka -maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami selama kekuasaan Dajjal tersebut- dan ia memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga. Dalam keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahwasanya Aku -Allah- telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu -yang menjadi kaum mu'minin- itu ke gunung Thur. Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini berkata: "Danau ini tentunya tadi masih ada airnya -dan kini sudah habis." Nabiyullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar-, sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seorang diantara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus uang dinar emas bagi seorang diantara engkau semua pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta'ala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah Ta'ala lalu menurunkan ulat atas bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seorang manusia. Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu 'anhum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi. Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta'ala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta'ala menurunkan burung sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah. Seterusnya Allah 'Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup daripadanya tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak -yakni semuanya pasti terkena siraman hujan itu-, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu dikatakan: "Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu." Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -karena amat besarnya. Merekapun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikaruniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu sesungguhnya dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia. Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mu'minin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mu'min dan setiap orang muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur -antara lelaki dan perempuan- sebagaimana bercampur baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat." (Riwayat Muslim) Sabdanya: Khallatan bainas syami wal 'iraqi, artinya jalanan yang terletak antara kedua negeri itu. Sabdanya: 'Aatsa dengan 'ain muhmalah dan tsa' bertitik tiga dan juga Al'aitsu ialah sangatnya kerusakan. Adzdzura, punggung-punggung unta -yakni gumbul/punuk. Alya'asib ialah lebah-lebah lelaki. Jazlataini artinya dua potong dan Algharadh ialah sasaran yang kepadanya dilemparkanlah anak panah, yakni ia melemparkannya sebagai lemparannya anak panah kepada sasaran. Almahrudah dengan dal muhmalah atau mu'jamah, yaitu pakaian yang disumba. Sabdanya: La yadani yaitu tidak mempunyai kedua tangan yakni tidak mempunyai kekuatan atau kekuasaan. Annaghafu ialah ulat. Farsa jamaknya faris yaitu orang yang terbunuh. Azzalaqatu dengan fathahnya zai, lam dan qaf dan ada yang mengatakan Azzulfatu, dengan dhammahnya zai, sukunnya lam dan dengan fa' ialah kaca atau cermin. Al'ishabah yakni jama'ah. Arrislu artinya air susu. Allaqhatu artinya binatang yang mengandung air susu. Alfi-aam dengan kasrahnya fa' dan sesudah itu ada hamzah yaitu segolongan manusia dan Alfakhdzu ialah yang di bawah kabilah dari para manusia.
1806. Dari Rib'iy bin Hirasy, katanya: "Saya berangkat dengan Abu Mas'ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman radhiallahu 'anhum, lalu Abu Mas'ud berkata kepadanya: "Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal." Hudzaifah lalu berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menemui Dajjal diantara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali." Setelah itu Abu Mas'ud berkata: "Sayapun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu." (Muttafaq 'alaih)
1807. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dajjal itu akan keluar kepada umatku kemudian menetap selama empat puluh lamanya, tetapi saya tidak mengerti apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Maryam a.s. lalu ia mencari Dajjal kemudian merusakkannya -yakni membunuhnya. Kemudian para manusia itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan sama sekali antara dua orang manusiapun. Selanjutnya Allah 'Azzawajalla mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestina). Maka tidak ada seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan, melainkan pasti akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang dari engkau semua ada yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat tercabut nyawanya. Akhirnya yang ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau angan-angan binatang buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk -yakni kemungkaran dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma sebagai manusia lalu berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau semua suka mengikuti perintahku?" Orang-orang sama berkata: "Apakah yang engkau perintahkan kepada kita?" Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka menyembah berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam sangkakala, maka tiada seorangpun yang mendengarnya melainkan ia menurunkan lehernya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya. Pertama-tama orang yang mendengarnya itu ialah seorang yang sedang memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sadarkan diri dan semua manusia di sekitarnyapun tidak sadarkan diri -terus mati. Kemudian Allah mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh para manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: "Hai sekalian manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua," dan kepada semua malaikat diperintahkan: "Hentikan dulu orang-orang itu, sebab sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu." Kemudian dikatakan pula: "Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka." Selanjutnya ditanyakan: "Dari berapa?" Lalu dijawab: "Dari setiap seribu -orang- sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang." Sabdanya: "Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, karena amat kebingungan sekali." (Riwayat Muslim) Alliitu ialah batang leher, artinya ialah merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.
1808. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorongpun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir -di luar Madinah- lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik." (Riwayat Muslim)
1809 Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yang mengikuti Dajjal dari golongan kaum Yahudi Ashbihan itu ada sebanyak tujuh puluh ribu orang. Mereka itu mengenakan pakaian kependetaan." (Riwayat Muslim)
1810. Dari Ummu Syarik radhiallahu 'anha bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sekalian manusia itu sama melarikan diri dari gangguan Dajjal yaitu ke gunung-gunung." (Riwayat Muslim)
1811. Dari Imran bin Hushain radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu peristiwapun antara jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari kiamat nanti, yang lebih besar daripada perkara Dajjal." (Riwayat Muslim)
1812. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Dajjal keluar lalu ada seorang dari golongan kaum mu'minin, ia ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik dari Dajjal. Mereka berkata kepada orang itu: "Kemana engkau bersengaja pergi?" Ia menjawab: "Saya sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar -yakni yang baru muncul dan yang dimaksudkan ialah Dajjal." Mereka berkata: "Adakah engkau tidak beriman dengan Tuhan kita -yakni Dajjal-?" Ia menjawab: "Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat keagungannya sedangkan Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan kedustaannya." Orang-orang itu sama berkata: "Bunuhlah ia." Sebagian orang berkata kepada yang lainnya: "Bukankah engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh seorang tanpa memperoleh persetujuannya -yakni Dajjal-?" Merekapun pergilah dengan membawa orang itu ke Dajjal. Setelah Dajjal dilihat oleh orang mu'min itu, lalu orang mu'min tadi berkata: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajjal memerintah pengikut-pengikutnya menangkap orang mu'min itu lalu ia ditelentangkan pada perutnya. Dajjal berkata: "Ambillah ia lalu lukailah kepala dan mukanya." Seterusnya ia diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung serta perutnya. Dajjal berkata: "Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?" Orang mu'min itu berkata: "Engkau adalah al-Masih maha pendusta." Ia diperintah menghadap kemudian digergajilah ia dengan gergaji dari pertengahan tubuhnya, yaitu antara kedua kakinya -maksudnya dibelah dua. Dajjal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu, kemudian berkata: "Berdirilah." Orang mu'min tadi terus berdiri lurus-lurus, kemudian Dajjal berkata padanya. "Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?" Ia berkata: "Saya tidak bertambah melainkan kewaspadaan dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu." Selanjutnya orang mu'min itu berkata: "Hai sekalian manusia, janganlah ia sampai dapat berbuat sedemikian tadi kepada seorangpun dari para manusia, setelah saya sendiri mengalaminya." Ia diambil lagi oleh Dajjal untuk disembelih. Kemudian Allah membuat tabir tembaga yang terletak antara leher sampai ke tengkuknya, maka tidak ada jalan bagi Dajjal untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajjal lalu mengambil orang tadi, yaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu melemparkannya. Orang-orang sama mengira bahwa sesungguhnya orang itu dilemparkan olehnya ke neraka, tetapi sebenarnya ia dimasukkan dalam syurga." Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya -yakni kematian syahidnya- di sisi Allah yang menguasai semesta alam ini." Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayatkan sebagiannya dengan uraian yang semakna dengan di atas itu. Almasalihu yaitu para pengintai atau penyelidik.
1813. Dari al-Mughirah bin Syu'bah r.a., katanya: "Tiada seorangpun yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal Dajjal daripada saya sendiri. Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan membahayakan dirimu." Saya berkata: "Orang-orang sama berkata bahwa Dajjal itu mempunyai segunung tumpukan roti dan sungai air." Beliau s.a.w. bersabda: "Hal itu adalah lebih mudah bagi Allah daripada yang dapat dilakukan oleh Dajjal." (Muttafaq 'alaih)
1814. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada umatnya tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu 'Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajjal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa', ra' -yakni kafir." (Muttafaq 'alaih)
1815. Dari Buraidah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya beritahu perihal Dajjal, yaitu yang belum pernah diberitahukan oleh seorang Nabipun kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya ia datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahwa itu adalah syurga, sebenarnya adalah neraka." (Muttafaq 'alaih)
1816. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak, lalu berkata: "Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya. Ingatlah bahwa sesungguhnya al-Masih Dajjal itu buta sebelah matanya yang sebagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang menonjol." (Muttafaq 'alaih)
1817. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah akan terjadi hari kiamat, sehingga kaum Muslimin sama memerangi kaum Yahudi dan sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: "Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada di belakang saya. Kemarilah, lalu bunuhlah ia," kecuali pohon gharqad -semacam pohon yang berduri dan tumbuh di Baitul Maqdis, karena sesungguhnya pohon ini adalah dari pohon kaum Yahudi -dan oleh sebab itu suka melindunginya." (Muttafaq'alaih)
1818. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, dunia ini tidak akan lenyap -yakni timbul hari kiamat, sehingga seorang lelaki berjalan melalui makam, lalu ia mondar-mandir di situ, kemudian berkata: "Aduhai diriku, alangkah baiknya kalau saya yang menempati kubur ini." Ia mengharap sedemikian itu bukan karena tertekan oleh urusan agamanya. Tidak ada lain yang menyebabkan ia berkata sedemikian tadi, kecuali karena adanya bencana duniawiyah yang menimpa dirinya." (Muttafaq 'alaih)
1819. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga sungai Furat itu terbuka, tampak tumpukan gunung emas -karena airnya telah kering- yang diperebutkan sehingga terjadi peperangan, kemudian terbunuhlah dalam berebutan itu dari setiap seratus tentara ada sembilan puluh sembilan orang, sehingga setiap orang yang mengikuti pertempuran itu berkata: "Barangkali saja, semogalah saya yang selamat -yakni termasuk salah satu yang hidup dari seratus orang tadi." Dalam riwayat lain disebutkan: "Hampir sekali sungai Furat itu terbuka lalu menampakkan simpanan gudang emasnya, maka barangsiapa yang hadir di situ, janganlah sampai mengambil sesuatupun dari harta itu." (Muttafaq 'alaih)
1820. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang-orang sama meninggalkan Madinah dalam sebaik-baiknya keadaan yang pernah ada dan tidak ada yang mendiami itu melainkan binatang 'Awafi (yang dimaksudkan dengan binatang 'Awafi yakni burung dari golongan binatang buas serta burung). Adapun manusia yang terakhir sekali dikumpulkan ialah dua orang penggembala dari suku Mizainah yang keduanya itu hendak menuju ke Madinah. Keduanya berteriak-teriak dengan menggembala kambing. Tiba-tiba Madinah ditemukannya penuh binatang buas belaka -sebab penghuninya sudah habis sama sekali. Setelah keduanya sampai di Tsaniyyatul Wada' lalu tersungkurlah pada mukanya." (Muttafaq 'alaih)
1821. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Ada seorang khalifah -pemimpin- dari beberapa khalifah yang memerintah engkau semua pada akhir zaman nanti, ia menyebar-nyebarkan harta dan sama sekali tidak menghitung-hitung berapa banyaknya." (Riwayat Muslim)
1822. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya akan datang pada sekalian manusia suatu zaman yang seorang itu berkeliling dengan membawa harta yang akan disedekahkan berupa emas, tetapi ia tidak menemukan seorang-pun yang suka mengambil sedekah itu daripadanya. Juga akan datanglah suatu zaman yang di situ seorang lelaki dapat dilihat oleh orang banyak, ia diikuti oleh empat puluh orang perempuan yang semua ini menggantungkan nasibnya pada lelaki tersebut. Ini disebabkan karena sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita. (Riwayat Muslim)