Minggu, 28 September 2014

Murah Hati Dan Dermawan Serta Melarang Sifat Bakhil Dan Kikir (Pelit)

Murah Hati Dan Dermawan Serta Melarang Sifat Bakhil Dan Kikir (Pelit) "

Allah Ta'ala berfirman: "Dan apa saja yang engkau semua nafkahkan, maka Allah akan menggantinya." (Saba': 39)



Allah Ta'ala berfirman: "Dan barang-barang baik -dari rezeki- yang engkau semua nafkahkan itu adalah untuk dirimu sendiri dan engkau semua tidak menafkahkannya melainkan karena mengharapkan keridhaan Allah, juga barang-barang baik yang engkau semua nafkahkan itu, niscaya akan dibalas kepadamu dan tidaklah engkau semua dianiaya." (al-Baqarah: 272)



Allah Ta'ala berfirman : "Dan barang-barang baik yang berupa apapun juga yang engkau semua nafkahkan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui." (al-Baqarah: 273)



Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tiada kehasudan yang dibolehkan melainkan dalam dua macam perkara, yaitu: seorang yang dikarunia oleh Allah akan harta, kemudian ia mempergunakan guna menafkahkannya itu untuk apa-apa yang hak -kebenaran- dan seorang yang dikaruniai oleh Allah akan ilmu pengetahuan, kemudian ia memberikan keputusan dengan ilmunya itu -antara dua orang atau dua golongan yang berselisih- serta mengajarkannya pula." (Muttafaq 'alaih)

Dari 'Adi bin Hatim r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua dari siksa api neraka, sekalipun dengan menyedekahkan potongan kurma." (Muttafaq 'alaih)



Dari Jabir r.a., katanya: "Tiada pernah sama sekali Rasulullah s.a.w. itu dimintai sesuatu, kemudian beliau berkata: "Jangan (Tidak)." (Muttafaq 'alaih)



Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seharipun yang sekalian hamba berpagi-pagi pada hari itu, melainkan ada dua malaikat yang turun. Seorang diantara keduanya itu berkata: "Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menafkahkan itu akan gantinya," sedang yang lainnya berkata: "Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan -tidak suka menafkahkan hartanya- itu kerusakan -yakni hartanya menjadi habis-." (Muttafaq 'alaih)



Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman -dalam hadits Qudsi-: "Belanjakanlah -hartamu-, pasti engkau diberi nafkah -harta oleh Tuhan-." (Muttafaq 'alaih)



Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Manakah di dalam Islam itu amalan yang terbaik?" Beliau s.a.w. bersabda: "Engkau memberikan makanan serta mengucapkan salam kepada orang yang engkau ketahui dan orang yang tidak engkau ketahui." (Muttafaq 'alaih)

Dari Asma' binti Abu Bakar as-Shiddiq radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Jangan engkau menyimpan apa-apa yang ada di tanganmu, sebab kalau demikian maka Allah akan menyimpan terhadap dirimu -yakni engkau tidak diberi rezeki lagi-." Dalam riwayat lain disebutkan: "Nafkahkanlah, atau berikanlah atau sebarkanlah dan jangan engkau menghitung-hitungnya, sebab kalau demikian maka Allah akan menghitung-hitungkan karunia yang akan diberikan padamu. Jangan pula engkau mencegah -menahan untuk memberikan sesuatu-, sebab kalau demikian maka Allah akan mencegah pemberianNya padamu." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa bersedekah dengan sesuatu senilai sebiji buah kurma yang diperolehnya dari hasil kerja yang baik -bukan haram- dan memang Allah itu tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka sesungguhnya Allah akan menerima sedekah orang itu dengan tangan kanannya -sebagai kiasan kekuasaanNya-, kemudian memperkembangkan pahala sedekah tersebut untuk orang yang melakukannya, sebagaimana seorang dari engkau semua memperkembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung -yakni memenuhi lembah gunung karena banyaknya-." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seorang itu merendahkan diri karena mengharapkan keridhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula derajatnya oleh Allah 'Azzawajalla. (Riwayat Muslim)



Dari Abu Umamah Shuday bin 'Ajlan r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai anak Adam, sesungguhnya jikalau engkau memberikan apa-apa yang kelebihan padamu, sebenarnya hal itu adalah lebih baik untukmu dan jikalau engkau tahan -tidak engkau berikan kepada siapapun-, maka hal itu adalah menjadikan keburukan untukmu. Engkau tidak akan tercela karena adanya kecukupan -maksudnya menurut syariat engkau tidak dianggap salah, jikalau kehidupanmu itu dalam keadaan yang cukup dan tidak berlebih-lebihan. Lagi pula mulailah -dalam membelanjakan nafkah- kepada orang yang wajib engkau nafkahi. Tangan yang bagian atas adalah lebih baik daripada tangan yang bagian bawah -yakni yang memberi itu lebih baik daripada yang meminta-." (Riwayat Muslim)

Allah Ta'ala berfirman: "Adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, juga mendustakan dengan apa-apa yang baik -keterangan agama dan lain-lain-, maka Kami memudahkan untuknya dalam menempuh jalan kesukaran -maksudnya ialah kejahatan, kesengsaraan dan akhirnya menuju ke neraka-. Hartanya tidaklah akan berguna untuknya apabila ia telah jatuh -binasa-." (al-Lail: 8-11)



Allah Ta'ala berfirman : "Dan barangsiapa yang terpelihara dari kekikiran jiwanya, maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia." (at-Taghabun: 16)

Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua -yakni jauhkanlah dirimu semua- dari perbuatan penganiayaan -zhalim-, sebab sesungguhnya menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari kiamat. Takutlah engkau semua dari perbuatan kikir, sebab sesungguhnya kikir itu telah membinasakan orang-orang -yakni umat- yang sebelummu. Kikir itulah yang menyebabkan mereka suka mengalirkan darah-darah sesama mereka dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada mereka." (Riwayat Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar