Sabtu, 20 Desember 2014

Apakah Basmalah Termasuk Ayat Pertama dalam Al-Qur'an?

Apakah basmalah termasuk ayat pertama dalam al-Qur'an?
Ulama' telah sepakat bahwa sesungguhnya basmalah terdapat dalam surat an-naml ayat 30 yang berbunyi:
{ إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [النمل: 30]
Artinya: “Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
tetapi mereka masih memperselisihkan apakah ia termasuk salah satu ayat dalam surat Al-fatihah atau tidak ataukah ia merupakan ayat pertama dari setiap surat. Dalam masalah ini ada beberapa pendapat:
a. Pendapat pertama, termasuk salah satu ayat atau bagian dari surat al-fatihah dan sekaligus termasuk ayat pertama dari setiap surat. Ini pendapat dari madzhab syafi'i
b. Pendapat kedua, tidak termasuk bagian dari surat al-fatihah dan tidak juga surat-surat lainnya. Ini pendapat imam malik ra
c. Pendapat ketiga, merupakan ayat yang berdiri sendiri dalam al-quran yang diturunkan untuk berfungsi sebagai pemisah diantara surat-surat dan tidak termasuk bagian dari surat al-fatihah. Ini pendapat mahzhab hanafi ra
*dalil mahzhab syafi'i
a. Hadis dari abu hurairah r.a dari nabi saw bahwa ia bersabda:" apabila kamu membaca al-hamdulillahi rabbil alamin, maka bacalah bismillahirrahmanirrahim, karena sesunggunya ia adalah ummul Qur'an (induk Qur'an), ummul kitab dan tujuh ayat yang diulang ulang sedang bismillahirrahmanirrahim itu adalah salah satu ayatnya(HR Daraquthni)
b. Hadis dari ibnu abbas ra
"bahwa sesunggunya rasullullah selalu membuka shalat dengan bismillahirrahmanirrahim"(HR Tirmidzi dan ia berkata:sanad hadis ini tidak kuat)
c. Hadis dari anas ra bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan nabi saw lalu ia menjawab:
"adalah bacaannya panjang.. Kemudian ia membaca bismillahirrahmanirrahim; al-hamdulillahi rabbil alamin arrahmanirrahim; maliki yaumiddin(HR bukhari dan daraquthni dan sanadnya sah
d. Hadis dari anas ra bahwa ia berkata:
" pada waktu rasullah saw ditengah-tengah kami pada suatu hari, tiba-tiba ia mengantuk,kemudian ia mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Lalu kami bertanya: apakah gerangan yang menyebabkan engkau tersenyum ya rasulullah? Ia menjawab: tadi, telah turun kepadaku sebuah surat. Kemudian ia membaca "bismillahirrahmanirrahim, ina a'thainakal kautsar fa shalli lirabbika wanhar inna syani'aka huwal abtar(HR muslim)
mereka berkata: hadist ini menunjukkan bahwa basmallah merupakan salah satu ayat dari setiap surat dalam al-quran karena rasulullah saw membacanya dipermulaan surat al-kautsar.
e. mereka juga menggunakan dasar secara aqal yaitu bahwa mushaf al-qur'an yang pertama, basmalah itu tertulis pada permulaan surat al-fatihah dan permulaan setiap surat lainnya, kecuali pada surat at-taubah/al-bara'ah, demikian dalam mushaf pada periode berikutnya yang kemudian dikirim ke ibukota negara islam, yang merupakan salinan dari mushaf pertama tersebut, sedang pendapat yang mutawatir membenarkan bahwa mereka tidak akan memasukkan dalam al-qur'an, apapun yang bukan dari al-qur'an itu sendiri. 
*dalil golongan malikiyah
golongan malikiyah berpendapat bahwa basmalah itu tidak termasuk salah satu ayat dari al-fatihah dan tidak termasuk salah satu ayat quran itu sendiri. ia hanya dibaca untuk diambil berkahnya saja. berdasarkan dalil berikut:
a. Hadis a'isyah ra berkata
"adalah rasulullah saw membuka shalat dengan takbir dan(membuka) bacaan dengan al-hamdu lillahi rabbil alamin)(HR muslim)
b. Hadis dari anas ia berkata
" aku pernah shalat di belakang nabi saw, abu bakar, umar dan usman. Mereka membuka (shalat) dengan alhamdulillahi rabbil alamin (HR Bukhari-Muslim)
dan lafal muslim(dikatakan):
"mereka tidak menyebut bismillahirrahmanirrahim, baik pada permulaan bacaan maupun pada akhirnya"
c. Hadis abu hurairah r.a berkata:
"aku pernah mendengar rasullulah saw bersabda: allah azza wa jallah berfirman: aku membagi shalat antaraku dan hambaku dua bagian, sedang bagi hambaku apa yang ia pinta. Maka apabila seorang hamba mengucapkan al-hamdulillahirabbilalamin, maka allah berfirman: hambaku memujiku dan apabila hamba tadi mengucapkan ar-rahman ar-rahim, maka allah berfirman: hambaku menyanjungku dan apabila hamba yang tadi mengucapkan maliki yaumiddin, maka allah berfirman: hambaku mengagungkan aku dan suatu ketika berfirman: hambaku menyerahkan (urusannya) kepadaku. Maka apabila ia mengucapkan iyyakana'budu wa iyyaka nasta'inu, ia berfirman: ini antaraku dan antara hambaku dan bagi hambaku apa yang ia pinta. Kemudian apabila ia mengucapkan 'ihdinas shirathal mustaqim shirathal ladzina an'amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim wa ladhdhallin' maka ia berfirman: ini untuk hambaku dan bagi hambaku apa yang ia pinta(HR Muslim
d. Dan seandainya basmalah itu termasuk surat fatihah maka terjadi pengulangan yaitu "ar-rahmanirrahim" yang lengkapnya berbunyi "bismillahirrahmanirrahim al-hamdu lillahi rabbil 'alamin arrahmanirrahim" maka merusak keindahan susunan yang agung ini
e. Ditulisnya basmalah dipermulaan surat-surat adalah untuk diambil berkahnya dan demi melaksanakan perintah agar memulai segala.

*dalil madzhab hanafi
adapun golongan hanafiyah berpendapat bahwa penulisan basmalah dalam mushaf al-qur'an menunjukkan bahwa ia merupakan sebuah ayat dari al-qur'an, hanya itu tidak berarti  termasuk salah satu ayat dari setiap surat, sedang hadis - hadis yang menunjukkan tidak dibacanya basmalah dengan suara keras dalam shalat bersama al-fatihah itu menunjukkan bahwa ia tidak termasuk salah satu ayat al-fatihah.
riwayat dari para sahabat nabi, bahwa mereka berkata:
"kami tidak mengetahui pungkasan surat sehingga diturunkannya bismillahirrahmanirrahim(HR abu daud)
Riwayat dari ibnu abbas ra bahwa rasulullah saw tidak mengetahui batas surat sehingga diturunkan kepadanya bismillahirrahmanirrahim(HR al-hakim dan Abu Daud dengan sanad sah)
Al-qurthubi berkata: yang benar diantara pendapat pendapat ini adalah pendapat imam malik karena al-qur'an itu tidak dapat ditetapkan adanya oleh hadits ahad tetapi mesti melalui riwayat yang mutawatir yang qath'i dan yang tidak diperselisihkan. 
Ibnu arabi berkata: cukuplah bagimu menjadi pegangan, bahwa basmalah itu bukan dari ayat al-qur'an ialah adanya perbedaan pendapat tentang masalah itu, karena al-qur'an tidak diperselisihkannya. sedang hadist hadist shahih yang tidak mempunyai cacat menunjukkan bahwa "basmalah" tidak merupakan salah satu ayat al-fatihah dan surat-surat lainnya melainkan dalam surat an-naml saja al-Imam abu bakar ar-razi berkata: masih diperselisihkan apakah basmalah itu salah satu ayat dari al-fatihah atau tidak. 
Ulama kufah menghitungnya sebagai satu ayat dari al-fatihah sedang ulama' bashrah tidak. As-syafi'i berkata: basmalah itu salah satu ayat dari fatihah dan jika ia tidak dibaca dalam shalat maka shalatnya harus diulangi kembali. Syekh kami, abul hasan al-karkhi berpendapat bahwa membaca basmalah tidak boleh keras. Ini menunjukkan bahwa basmalah itu bukan ayat dari al-fatihah, juga bukan ayat pembukaan daripada surat-surat, karena tidak boleh dibaca keras dan karena kalau basmalah bukan ayat dari al-fatihah maka demikian juga bukan ayat dari surat-surat yang lainnya ., sedang as-syafi'i mengira bahwa ia adalah ayat dari setiap surat, padahal tidak ada seorang ulamapun berpendapat seperti itu sebelum dia.
kemudian al-karkhi berkata: diantara dalil yang menunjukkan bahwa basmalah itu bukan ayat pada permulaan surat- surat ialah sabda nabi saw:
"Ada sebuah surat dalam al-qur'an yang terdiri atas tiga puluh ayat yang memberi syafa'at kepada pembacanya sehingga ia diampuninya yaitu tabarakal ladzi biyadihil mulk"
- Dari dalil dalil yang dijadikan alasanbagi masing-masing mahzab , maka kami berpendapat  barangkali pendapat golongan hanafiyahlah yang paling kuat karena merupakan pandangan yang netral diantara dua pandangan yang saling bertentangan.
Hukum Membaca Basmalah dalam shalat
a. Imam malik melarang membacanya dalam shalat fardhu baik dengan suara keras maupun perlahan demikian juga baik di permulaan al-fatihah maupun di permulaan surat -surat yang lainnya. dan ia memperkenankan membacanya dalam shalat sunat
b. abu hanifah berpendapat bahwa bagi orang yang sedang shalat (hendaknya) basmalah itu dengan suara perlahan (sirri) untuk setiap rakaat dan jika dibaca untuk setiap surat maka itu bagus.(lihat ahkamul qur'an, al-jashash 1:15 dan tafsir al-qurthubi, 1:96)
c. As-syafi'i berpendapat wajib bagi orang yang shalat membacanya dan shalat jahriyah harus dibaca keras dan dalam shalat sirriyah harus di baca perlahan
d. Imam ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa basmalah harus di baca perlahan dan tidak disunatkan keras
Perbedaan pandangan ulama' salaf dalam maslah ini
ibnul jauzi berkata dalam zadul masir fi ilmit Tafsir: ulama' berbeda pendapat, apakah basmalah termasuk ayat al-fatihah atau tidak. dari imam ahmad ada dua riwayat  bagi ulama' yang berbeda pendapat bahwa dia adalah ayat al-fatihah, mewajibkan membacanya dalam shalat, adapun bagi yang berpendapat bukan ayat dari al-fatihah mengatakan bahwa membacanya dalam shalat adalah sunat, kecuali Imam malik yang tidak mensunatkan.
segolongan ulama' mengutip pendapat imam ahmad yang menyatakan tidak disunatkan membacanya dengan keras dalam shalat jahriyah itulah pendapat abu bakar, umar, usman, ali, ibnu mas'ud, at-tsauri, malik dan abu hanifah. sedang as-syafi'i berpendapat sunat dengan membaca keras. ini juga pendapat mu'awiyah, atha' dan thawus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar