Senin, 08 Desember 2014

Mengenal Dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia

 15 Fakta Cara Kaum Syi’ah Dalam Menyebarkan Faham Sesatnya yang Menyesatkan Masyarakat dan Umat Islam Ahlu Sunnah

Bagaimana SYI'AH Bisa Menyebar Di Indonesia?

Alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki Solo Jateng, ustadz Abu Usamah Dhenok Aji menjelaskan bahwa ada lima belas langkah yang kerap kali dilakukan kelompok sesat Syi’ah dalam menyebarkan ajarannya yang sesat dan menyesatkan agar umat Islam terjebak dan menjadi pengikut Syi’ah.

Hal ini disampaikan ustadz yang biasa disapa oleh para jama’ah di Blora dengan sebutan Kyai Samping Lepen, dalam acara bedah buku “Mengenal Aqidah Sesat Syi’ah di Indonesia” yang di selenggarakan oleh GEMAFISA (Gerakan Munashoroh Fiesabilillah) di masjid Darussalam Ngawen Blora Jateng.

Hal ini perlu dijelaskan, kata Kyai Samping Lepen, karena salah satu pentolan Syiah di Indonesia Jalaluddin Rahmad secara terang-terangan pernah mengeluarkan statemen dengan mengancam umat Islam Indonesia, jika saatnya tiba, konflik yang ada di Irak dan Suriah akan di bawa ke Indonesia.

Statemen ini banyak membuat tokoh Islam kaget. Sebab, minoritas Syi’ah ternyata berani menantang umat Islam Ahlus Sunnah yang mayoritas di Indonesia. Setelah di pelajari, ternyata apa yang di ungkapkan Jalaluddin Rahmad ini bukan omong kosong belaka. Secara diam-diam, kaum Syi’ah yang berada di Indonesia ternyata mengadakan rekrutmen secara besar-besaran.

Sedangkan umat Islam mengira bahwa kaum Syi’ah hanyalah minoritas yang tidak perlu di perhitungkan. Menurut Kyai Samping Lepen, pemahaman seperti ini sangatlah salah. Sebab, diantara cara yang sudah dijalankan dari data dan fakta yang ada, kaum Syi’ah juga bergerak dengan cara yang terorganisir dan rapi.

Inilah 15 cara kaum Syi’ah dalam melancarkan dan mengembangkan Syiah di Indonesia ; .... waspadalah..!!! 3x

1. Di kalangan awam, Syi’ah dikembangkan melalui budaya-budaya yang berbau adat Syi’ah sebagaimana acara Tobak di Bengkulu, Asyuro di Jawa, Yasinan dan dzikir-dzikir juga dalam majelis syair-syair seperti acara Manaqiban dan Istighosah Kubro. Pertama biasa, tapi lama-kelamaan disisipi dzikir-dzikir kaum Syi’ah.

2. Di kalangan para santri, dengan cara pendekatan nasab terhadap Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Habaib dan Ahlul Bait. Karena mayoritas santri tradisional dari kalangan warga NU masih menganggap orang-orang itu berkaromah dan mereka takut untuk menyelisihinya. Sehingga saat mereka di ajak masuk ke dalam Syi’ah, mereka mau dan ikhlas karena yang mengajak “keturunan Nabi” yang diyakini bisa menyelamatkanya.

3. Di kalangan hartawan atau orang kaya serta orang perkotaan yang lupa akan akhirat, mereka lewat jalur dunia Tasawuf dan pendekatan akhlak dan manajemen hati untuk ingat akhirat, yang akhirnya dicarikan juru selamat mereka, yaitu para imam yang keturunan Ahlul Bait.

4. Para ilmuwan dan pelajar serta mahasiswa, melalui jalur ilmiah serta diskusi secara tertutup, dan mengeluarkan sejumlah syubhat dan prasangka sepihak, berawal bicara tentang politik dan menonjolkan peran Irak yang terlihat lantang menentang Amerika. Kemudian diajak berbicara tentang konflik sahabat di kasus pembunuhan Husen, kemudian di ajak berbicara tentang perlaw anan Muawwiyah dan ‘Aisyah terhadap kekhalifahan Ali bin Abi Tholib dan berakhir dengan klaim pengkhianatan Abu bakar dan Umar atas Ali, dengan dalih Ghadir Qum. Inilah cara memasukan Syi’ah di tubuh para pelajar dan mahasiswa.

5. Di kalangan remaja dan pemuda yang bebas dan tidak faham agama, mereka mengkampanyekan tentang No Free Sex, kemudian mereka menawarkan sebuah solusi, dibenarkan agama tapi tetap enak, yaitu dengan doktrin nikah Mut’ah. Walhasil, cara ini banyak digemari oleh mahasiswa dikampus. Hal ini bisa dilihat di sejumlah kota besar seperti Bogor dan Bandung.

6. Dihadapan para ulama, Kyai, ustadz serta Cendekiawan Muslim, mereka memakai dengan cara pendekatan Harokatul Taqrib, yaitu suatu pergerakan pendekatan antara Sunni dan Syi’ah. Mereka memberikan hujjah bahwa Syi’ah adalah bagian dari Islam dan hanya berbeda masalah madzhab saja. Akhirnya tidak sedikit para ulama dan tokoh Ahlus Sunah yang sungkan dan takut untuk menyesatkan Syi’ah. Bahkan mereka balik membelanya dengan alasan ukhuwah. Hal seperti ini sudah banyak menimpa ulama di Indonesia bahkan tingkat dunia, seperti Yusuf Qordhowi, Habib Riziq Syihab, Quraisy Syihab dan masih banyak lagi. Di Indonesia bahkan ada aliansi Sunni dan Syi’ah dengan istilah MUHSIN.

7. Di kalangan aktivis Islam, diajak berfikir secara politik, sebagaimana memahami politik Khomeini yang berhasil dengan Revolusi Iran di tahun 1979. Dan hal ini lumayan berhasil serta tidak sedikit pula aktivis Islam yang mengidolakan Khomeini, padahal mereka tidak tahu siapa sebenarnya sejatinya Khomeini itu.

8. Menghadapi ormas Islam, mereka mengadakan gerakan ukhuwah Islamiyyah untuk saling berkunjung, sehingga menjadikan segan, meski tidak mau masuk Syi’ah. Terkadang mereka sengaja hadir di acara NU, Muhammadiyah. Kemudian saat ada acara Syi’ah, tokoh NU dan Muhammadiyah ganti diundang.

9. Di tingkat pejabat dan pemerintahan, diadakan wisata luar negeri ke Iran atau negeri Syi’ah lainnya, dan yang ditunjukkan oleh orang Syi’ah ini adalah kesuksesan-kesuksesannya menurut mereka.

10. Beasiswa untuk warga Indonesia agar mau sekolah ke Iran. Pertahunnya, sekarang ini sudah mencapai 7.000 lebih pelajar Indonesia yang belajar di Iran. Dan dalam waktu 4 tahun kedepan, mereka telah siap mendakwahkan agama Syi’ah di Indonesia.

11. Membuat sejumlah penerbitan buku Syi’ah, mulai dari sekedar pengenalan sampai membantah hujjah umat Islam Ahlus Sunnah tentang kesesatan Syi’ah. Dan penerbitan mereka begitu besar dan banyak di Indonesia. Contoh penerbitan milik Syi’ah adalah MIZAN, PUSTAKA HIDAYAH, LENTERA, dan lain-lain.

12. Membentuk lembaga pengkaderan dan pendidikan, Pondok Pesantren (Ponpes) serta Universitas. Di Bangil ada Ponpes YAPI Bangil, di Pekalongan ada Ponpes Al Hadi, ada SMA Plus Munthahari di Bandung, Sekolah Tinggi Madina Ilmu di Depok dan masih banyak lagi.

13. Mendirikan Yayasan sebagai lembaga resmi Syi’ah, dan kini jumlah mereka sudah mencapai 77 Yayasan yang tercatat dalam Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

14. Membuat alat dakwah melalui media informatika, mulai Radio, Televisi, WEB (website) di internet sampai semua jejaring sosial media terus mereka gerakan.

15. Mereka masuk ke dalam ormas besar, atau mencalonkan diri jadi DPR melalui partai politik dan masuk dalam penjabat daerah ataupun pusat. Dan kini, kader Syi’ah telah banyak masuk dalam pemerintahan.

Demikianlah lima belas Fakta cara kaum Syi’ah dalam menyebarkan faham sesatnya yang menyesatkan masyarakat dan umat Islam Ahlu Sunnah. Kyai Samping Lepen juga mengingatkan umat Islam agar semakin waspada dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, supaya tidak mudah tersesat dan ikut dalam barisan Syi’ah. [Khalid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar