Selasa, 23 Desember 2014

Hati-hati Menggunakan Jas Hujan Model Jubah/Ponco/Jenis Kelelawar/batman

Hati-hati Menggunakan Jas Hujan Model Jubah/Ponco/Jenis Kelelawar/batman
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Mâjah, dan lainnya:
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. [HR. Imam Ahmad 1/313. Ibnu Mâjah dalam Kitab Al-Ahkâm]
Divisi Humas Mabes Polri : Penggunaan Jas Hujan Jenis Ponco Sangatlah Berbahaya.
Saat musim hujan tiba, seperti saat ini, jas hujan seolah menjadi kebutuhan primer bagi pengendara sepeda motor. Namun, perlu diketahui bahwa tak semua jas hujan yang digunakan itu aman bagi keselamatan jiwa. Polisi bahkan mengumumkan bahwa, ada salah satu jenis jas hujan paling berbahaya. Itulah jas hujan jenis ponco atau jubah.
Imbauan agar tak menggunakan jas hujan ponco diumumkan Polda Metro Jaya melalui akun Twitter @TMCPoldaMetro. “Hindari penggunaan jas hujan jenis PONCO karena sangat berbahaya.”
Mengapa berbahaya? Jas hujan ponco mudah tersangkut di roda sepeda motor hingga menyebabkan pengendara terjatuh. Dari berbagai sumber, ada pengendara luka ringan, luka berat, hingga meninggal dunia karena kecelakaan akibat jas ponco.
Seperti dikutip dari pesan berantai di Yahoo Messenger yang di posting di blog pribadi Salim Suharis dua tahun silam. “dear semuanya, saya mau berbagi informasi saja..teman saya hari ini telah meninggalkan rekan2 kerja, istri dan 2 anak yang masih usia 2 tahun dan 8 bulan serta cita2nya untuk mencari kehidupan yang lebih baik lagi bersama keluarga tercinta karena yang bersangkutan mengalami kecelakaan individual di daerah rawamangun pada pukul 6 pagi, jas hujan yang dipakai sehari2 menyangkut di putaran rantai ban belakang motor bebek yang ia kendarai; ybs tertarik ke belakang dan jatuh dengan leher patah…… untuk rekan2 pengguna motor, plis kalo sayang nyawa…jangan deh menggunakan Jas Hujan Model Ponco kalo mengendarai motor…jangan cari alasan karena bawa ransel atau bisa dipakai berduaan aktu boncengan dan simple dalam penggunaan…tapi nyawa harus meregang…”
Kejadian ini bukan satu-satunya kecelakaan akibat jas hujan.
Maryono, warga Rawajati, Jakarta Selatan juga pernah mengalami hal serupa, beruntung saat itu dirinya sedang memacu RX-King nya dalam kecepatan rendah dan ada orang yang sigap menolong dirinya.
“Waktu itu saya pulang mengantarkan anak saya ke sekolah sekitar jam 6.30 pagi, saat kembali kerumah saya memperlambat motor saya dan berhenti di persimpangan samping Mall Kalibata. Namun betapa terkejutnya saya saat saya merasa ada yang menarik jas hujan saya dari belakang dan spontan tarikan gas meninggi karena leher saya tertarik kebelakang dan langsung terjatuh,” jelas Maryono.
“Beruntung saya diselamatkan oleh pedagang es kelapa yang langsung memotong jas huja saya. Anda bisa bayangkan, ditengah guyuran hujan deras leher anda tercekik hingga sulit bernafas dan wajah anda menempel di ban belakang karena jas hujan terlilit di jari-jari motor,” tambah ayah tiga anak ini.
Jadi, Utamakanlah keselamatan, hindari menggunakan jas hujan ponco. Polisi menyarankan menggunakan jas hujan jenis training atau over coat.
ANTISIPASI
1. Doa Naik Kendaraan

عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ شَهِدْتُ عَلِيًّا أُتِيَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ فِي الرِّكَابِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ ثَلَاثًا فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ قَالَ { سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ } ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثَلَاثًا وَاللَّهُ أَكْبَرُ ثَلَاثًا سُبْحَانَكَ إِنِّي قَدْ ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ (رواه الترمذي)
Dari Ali bin Rabi’ah ia berkata: Saya menyaksikan Ali didatangkan kepada beliau hewan kendaraan untuk dinaiki. Ketika beliau meletakkan kakinya pada tumpuan ke tunggangan itu beliau berkata : Bismillah. Ketika beliau telah berada di atas punggungnya beliau berkata: Alhamdulillah, kemudian beliau berdoa :Subhaanalladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahu muqriniina wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun. Kemudian beliau berkata : Alhamdulillah (3 kali), Allaahu Akbar (3 kali), kemudian menyatakan : Subhaanaka Innii Qod Dzholamtu Nafsii Faghfirlii Fa Innahuu Laa Yaghfirudz dzunuuba Illaa Anta (H.R atTirmidzi)
2. Berdoa ketika keluar rumah
Ada doa yang ringan dan mudah dihafal, meskipun sering kelupaan sehingga tidak diamalkan. Doa itu adalah
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
BISMILLAHI, TAWAKKALTU ’ALA ALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.
Keutamaan:
Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan doa ini,
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟
”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemduian dia membaca doa di atas, maka disampaikan kepadanya: ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’
Seketika itu setan-setanpun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya,
’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR. Abu Daud 5095, Turmudzi 3426, dan dishahihkan al-Albani)
3. Doa kedua yang dianjurkan untuk dibaca ketika keluar rumah, untuk menghindari kezaliman adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ
ALLAHUMMA INNI A-’UDZU BIKA AN ADHILLA AW UDHALLA AW AZILLA AW UZALLA AW AZLIMA AW UZLAMA AW AJHALA AW YUJHALA ‘ALAYYA.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari: aku tersesat, atau aku menyesatkan, atau aku tergelincir, atau aku digelincirkan, atau aku mendhalimi, atau aku didhalimi, atau kebodohanku atau dibodohi.”
Sumber doa:
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,
مَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَيْتِي قَطُّ إِلَّا رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ…
“Setiap kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahku, beliau mengarahkan pandangannya ke langit, kemudian berdoa: Allahumma a-‘udzu bika an adhilla… (HR. Abu Dawud 5094, Nasai 5486, Ibnu Majah 3884, dan dishahihkan al-Albani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar