Kamis, 18 Desember 2014

PERINGATAN BAGI YANG LUPA

PERINGATAN BAGI YANG LUPA
Bismillahirrahmanirrahim,
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Azzuhri r.a. berkata: ” Pada suatu hari Umar masuk kepada Nabi Muhammad s.a.w. sambil menangis. maka ditanya:” Ya Umar, mengapakah kau menangis?.”Jawabnya: “Ya Rasulullah, dimuka pintu ini ada seoarng pemuda telah membakar hatiku sambil menangis.”
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Ya Umar, masukkan dia kepadaku.”
Maka dimasukkan sambil menangis dan ditanya Nabi Muhammad s.a.w.: “Hai pemuda, apakah yang menyebabkan kau menangis?” jawabnya: “Ya Rasulullah, saya menangis karena dosa-dosaku banyak sedang aku takut kepada Tuhan yang maha perkasa sedang murka kepadaku.”
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: “Apakah kau mempersekutukan Allah s.w.t., hai pemuda?” Jawabnya: “Tidak.”
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: “Apakah kau membunuh jiwa tanpa hak?”
Jawab pemuda itu: “”Tidak.”
Sabda Nabi Muhammad s.a.w. “Maka Allah s.w.t. akan mengampunkan dosamu walaupun sebesar tujuh petala langit dan bumi dan bukit-bukit.”
Jawab pemuda itu: “Ya Rasulullah, dosa ku lebih besar dari langit, bumi dan bukit-bukit.”
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: “Dosamu lebih ataukah alkursi?”
Jawab pemuda itu: “Dosaku lebih besar.”
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: “Dosamu lebih besar ataukah arsy?”
Jawab pemuda itu: “Dosaku leboh besar.”
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: “Dosamu lebih besar atau maafnya Allah s.w.t.?”
Jawab pemuda itu: “Maafnya Allah s.w.t. lebih besar.”
Sabda Nabi Muhammad s.a.w.: “Sungguh tidak dapat mengampunkan dosa besar kecuali Allah s.w.t. yang maha besar, yang maha maaf dan ampunanNya. Hai pemuda beritakan kepadaku, apakah dosamu itu?”
Jawab pemuda itu: ”Saya malu dari engkau, ya Rasulullah.”
Nabi Muhammad s.a.w. menekan: ” Beritakan kepadaku apakah dosamu itu?.”
Jawab pemuda itu: ” Ya Rasulullah, saya tukang gali kubur sejak tujuh tahun lalu dan pada suatu hari saya menggali kubur gadis dari kaum Ansar dan setelah saya telanjangi dari kafannya, saya tinggalkan tetapi tidak jauh bangkit hawa nafsuku, maka saya kembali dan mensetubuhi mayit gadis itu hingga puas lalu saya tinggalkan, belum jauh tiba-tiba gadis itu bangkit dan berkata: “Celaka kau hai pemuda, tidakkah malu engkau dari Tuhan yang akan membalas pada hari pembalasan kemudian, bila tiba masanya tiap orang zalim akan dituntut oleh orang yang dianiaya, kau birkan saya telanjang dan kau hadapkan aku dihadapan Allah sebagai orang janabat.”
Nabi Muhammad s.a.w. mendengar keterangan itu segera bangkit bagaikan terdorong dari belakang sambil berkata: “Hai fasik, alangkah layaknya engkau masuk neraka, keluarlah dari sini.”
Maka keluarlah pemuda itu bertaubat kepada Allah s.w.t. selama empat puluh hari dan pada malam keempat puluh ia melihat kelangit sambil berkata: “Ya Tuhannya Nabi Muhammad, Nabi Adam dan ibu Hawwa, jika Engkau telah mengampunkan aku maka beritahulah kepada Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, jika tidak maka kirimkan pada aku api dari langit dan bakarlah aku didunia ini, dan selamatkan aku dari siksa akihirat.”
Maka turun malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan sesudah memberi salam ia berkata: “Ya Muhammad, Tuhanmu memberi salam kepadamu.”
Jawab Nabi Muhammad s.a.w. “Dialah Assalam, dan daripadanya salam kepadamu dan kepadaNya segala keselamatan.”
Jibril berkata: “Allah bertanya, apakah kau menjadikan makhluk?”
Jawab Nabi Muhammad s.a.w. “Bahkan Allah yang menjadikan aku dan semua makhluk.” Lalu ditanya: “Apakah kau memberi rezeki kepada mereka?”
Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: “Bahkan Allah memberi rezeki kepadaku dan mereka.” Kemudian ditanya lagi: “Apakah kau memberi taubat kepada mereka?.”
Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: “Bahkan Allah memberi taubat kepadaku dan mereka.” Lalu Jibril berkata Allah s.w.t. berfirman: ” Maafkanlah hambaKu itu karena Aku telah memaafkan padanya.”
Maka Nabi Muhammad s.a.w. segera memanggil pemuda itu dan memberitahu padanya bahawa Allah s.w.t. telah menerima taubat kepadanya dan memafkannya.”
Abul-Laits berkata: “Seharusnya orang yang berakal memperhatikan kejadian ini dan mengerti bahwa zina dengan yang masih hidup itu lebih besar dosanya daripada zina dengan mayit. Juga harus bertaubat yang betul (sungguh-sungguh) Yaitu menyesal dalam hati dan istighfar dengan lidah dan niat tidak akan mengulangi lagi selamanya".sebagaimana pemuda itu ketika taubatnya benar-benar maka Allah s.w.t. memaafkannya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar