Orang
– orang awam mengucapkan Hamdalah sesudah selesai beribadah .Adapun
kebanyakan Orang – orang khusus justru beristighfar sesudahnya .
Orang awam dengan segala kekurangan didalam ke awamannya , sudah mau beribadah saja itu luar biasa . Patutlah mereka berhamdalah.
Adapun para khawas , orang – orang khusus itu telah mengerti bahwa amal ibadah baru dikatakan Maqbul , di terima Allah Ta’ala jika telah memenuhi syarat – syaratnya .
Ikhlas.
Khudhur .
Menyakini amal nya terjadi karena Allah , bukan karena kehendak dirinya sendiri [ Tabarriy fil amal minal Haul wal quwwah ]
Mereka menyakini betul amal yang memenuhi tiga syarat tersebut sangatlah langka . Merekapun selalu merasa ada yang kurang di setiap amal – amal mereka.
Sebagaimna Sayyidina Yahya bin Mu’adh yang berkata : “ Sungguh kasihan seorang anak adam . Jasadnya penuh kekurangan . Hatinya penuh kecacatan . Tetapi ia menginginkan dari dua aib di dirinya itu dapat keluar sebuah amal yang selamat tanpa kecacatan di dalamnya.”
Karena itulah mereka memohon ampun kepada Allah justru sesudah mereka melakukan ketaatan kepada_Nya . Memohon ampunan atas amal – amal yang sebenarnya jauh dari layak untuk di haturkan kepada Tuhannya.
Sayyidina Junaid ra berkata : “ Taubatnya kemaksiyatan cuma sekali . Tetapi taubatnya ketaatan mesti melakukannya seribu kali “
Mungkin ini adalah rahasia mengapa Baginda Rasulullah SAW mengajarkan kepada ummatnya , tasyri’ untuk dilakukan para ummat sesudahnya , beliau sesudah melakukan Shalat beliau beristighfar tiga kali.
Maksud beliau adalah agar manusia itu selalu merasakan kekurangan di setiap amal – amal mereka karena Rasul SAW sendiri tidak memerlukan istighfar tersebut karena kemaksumannya.
Orang awam dengan segala kekurangan didalam ke awamannya , sudah mau beribadah saja itu luar biasa . Patutlah mereka berhamdalah.
Adapun para khawas , orang – orang khusus itu telah mengerti bahwa amal ibadah baru dikatakan Maqbul , di terima Allah Ta’ala jika telah memenuhi syarat – syaratnya .
Ikhlas.
Khudhur .
Menyakini amal nya terjadi karena Allah , bukan karena kehendak dirinya sendiri [ Tabarriy fil amal minal Haul wal quwwah ]
Mereka menyakini betul amal yang memenuhi tiga syarat tersebut sangatlah langka . Merekapun selalu merasa ada yang kurang di setiap amal – amal mereka.
Sebagaimna Sayyidina Yahya bin Mu’adh yang berkata : “ Sungguh kasihan seorang anak adam . Jasadnya penuh kekurangan . Hatinya penuh kecacatan . Tetapi ia menginginkan dari dua aib di dirinya itu dapat keluar sebuah amal yang selamat tanpa kecacatan di dalamnya.”
Karena itulah mereka memohon ampun kepada Allah justru sesudah mereka melakukan ketaatan kepada_Nya . Memohon ampunan atas amal – amal yang sebenarnya jauh dari layak untuk di haturkan kepada Tuhannya.
Sayyidina Junaid ra berkata : “ Taubatnya kemaksiyatan cuma sekali . Tetapi taubatnya ketaatan mesti melakukannya seribu kali “
Mungkin ini adalah rahasia mengapa Baginda Rasulullah SAW mengajarkan kepada ummatnya , tasyri’ untuk dilakukan para ummat sesudahnya , beliau sesudah melakukan Shalat beliau beristighfar tiga kali.
Maksud beliau adalah agar manusia itu selalu merasakan kekurangan di setiap amal – amal mereka karena Rasul SAW sendiri tidak memerlukan istighfar tersebut karena kemaksumannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar