" Memuliakan Alim Ulama, Orang-orang Tua, Ahli Keutamaan Dan Mendahulukan Mereka Atas Lain-lainnya "
Dari Abu Mas'ud yaitu 'Uqbah bin 'Amr al-Badri al-Anshari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yang berhak menjadi imamnya sesuatu kaum -waktu shalat- ialah yang terbaik bacaannya terhadap kitabullah -al-Quran-. Jikalau semua jamaah disitu sama baiknya dalam membaca kitabullah, maka yang terpandai dalam as-Sunnah -Hadis-. Jikalau semua sama pandainya dalam as-Sunnah, maka yang terdahulu hijrahnya. Jikalau dalam hijrahnya sama dahulunya, maka yang tertua usianya. Janganlah seorang itu menjadi imamnya seorang yang lain dalam daerah kekuasaan orang lain itu dan jangan pula seorang itu duduk dalam rumah orang lain itu di atas bantalnya -orang lain tadi-, kecuali dengan izinnya -yang memiliki bantal tsb-." (Riwayat Muslim)
Dari Abu Mas'ud r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. mengusap bahu-bahu kita dalam shalat dan bersabda: "Ratakanlah -saf-saf dalam shalat- dan jangan bersilih-silih lebih maju atau lebih ke belakang, sebab jikalau tidak rata, maka hatimu semua pun menjadi berselisih. Hendaklah menyampingi saya -dalam shalat itu- orang-orang yang sudah baligh dan orang-orang yang berakal diantara engkau semua. Kemudian di sebelahnya lagi ialah orang-orang yang bertaraf di bawah mereka ini lalu orang yang bertaraf di bawah mereka ini pula." (Riwayat Muslim)
Dari Jabir r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengumpulkan antara dua orang lelaki dari golongan orang-orang yang terbunuh dalam peperangan Badar -yakni dikumpulkan dalam sebuah kubur, kemudian beliau bertanya- kepada sahabat-sahabatnya: "Manakah diantara kedua orang ini yang lebih banyak hafalnya pada al-Quran?" Ketika beliau s.a.w. diberi isyarat antara salah satunya, maka yang dikatakan lebih banyak hafalannya al-Quran itulah yang lebih didahulukan untuk dimasukkan dalam liang lahad." (Riwayat Bukhari)
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Saya pernah melihat diri saya sendiri dalam impian di waktu saya sedang bersugi -bersikat gigi- dengan menggunakan sebatang kayu siwak. Kemudian datanglah padaku dua orang lelaki, yang satu lebih tua daripada yang lainnya. Lalu siwak itu hendak saya berikan kepada orang yang lebih muda, tiba-tiba ada seorang yang berkata padaku: "Berikanlah kepada yang tua." Oleh sebab itu, maka saya berikanlah kepada yang tertua diantara kedua orang tadi." Diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai musnad dan oleh Imam Bukhari sebagai ta'liq.
Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Setengah daripada cara mengagungkan Allah Ta'ala ialah dengan jalan memuliakan orang Islam yang sudah beruban serta orang yang hafal al-Quran yang tidak melampaui batas ketentuan -dalam membacanya- dan tidak pula meninggalkan membacanya. Demikian pula memuliakan seorang sultan -penguasa pemerintahan yang adil-." Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud.
Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak termasuk golongan kita -umat Islam- orang yang tidak belas kasihan kepada golongan kecil diantara kita -baik usia atau kedudukannya- serta tidak termasuk golongan kita pula orang yang tidak mengerti kemuliaan -cara memuliakan- yang tua diantara kita." hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih. Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: "hak orang yang tua dari kita."
Dari Maimun bin Abu Syabib bahwasanya Aisyah radhiallahu 'anha dilalui oleh seorang peminta-minta lalu olehnya diberi sepotong roti, juga dilalui oleh seorang lelaki yang mengenakan pakaian baik serta berkeadaan baik, lalu orang itu didudukkan kemudian ia makan. Kepada Aisyah ditanyakan, mengapa berbuat demikian -yakni tidak dipersamakan cara memberinya. Lalu ia berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Letakkanlah masing-masing manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri." Diriwayatkan oleh Abu Dawud, tetapi kata Imam Abu Dawud: "Maimun itu tidak pernah menemui Aisyah." hadits ini disebutkan oleh Imam Muslim dalam permulaan kitab shahihnya sebagai ta'liq, lalu katanya: "Dan disebutkan dari Aisyah, katanya: "Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita supaya kita menempatkan para manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri -yakni yang sesuai dengan kedudukannya." Imam Hakim Abu Abdillah menyebutkan ini dalam kitabnya Ma'rifatu 'ulumil hadits dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits shahih.
Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah seorang pemuda itu memuliakan seorang tua karena usianya, melainkan Allah akan mengira-ngirakan untuknya orang yang akan memuliakannya nanti, jikalau ia telah berusia tua -maksudnya setelah tuanya pasti akan dimuliakan anak-anak yang lebih muda daripadanya-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits gharib.
Dari Abu Mas'ud yaitu 'Uqbah bin 'Amr al-Badri al-Anshari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yang berhak menjadi imamnya sesuatu kaum -waktu shalat- ialah yang terbaik bacaannya terhadap kitabullah -al-Quran-. Jikalau semua jamaah disitu sama baiknya dalam membaca kitabullah, maka yang terpandai dalam as-Sunnah -Hadis-. Jikalau semua sama pandainya dalam as-Sunnah, maka yang terdahulu hijrahnya. Jikalau dalam hijrahnya sama dahulunya, maka yang tertua usianya. Janganlah seorang itu menjadi imamnya seorang yang lain dalam daerah kekuasaan orang lain itu dan jangan pula seorang itu duduk dalam rumah orang lain itu di atas bantalnya -orang lain tadi-, kecuali dengan izinnya -yang memiliki bantal tsb-." (Riwayat Muslim)
Dari Abu Mas'ud r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. mengusap bahu-bahu kita dalam shalat dan bersabda: "Ratakanlah -saf-saf dalam shalat- dan jangan bersilih-silih lebih maju atau lebih ke belakang, sebab jikalau tidak rata, maka hatimu semua pun menjadi berselisih. Hendaklah menyampingi saya -dalam shalat itu- orang-orang yang sudah baligh dan orang-orang yang berakal diantara engkau semua. Kemudian di sebelahnya lagi ialah orang-orang yang bertaraf di bawah mereka ini lalu orang yang bertaraf di bawah mereka ini pula." (Riwayat Muslim)
Dari Jabir r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengumpulkan antara dua orang lelaki dari golongan orang-orang yang terbunuh dalam peperangan Badar -yakni dikumpulkan dalam sebuah kubur, kemudian beliau bertanya- kepada sahabat-sahabatnya: "Manakah diantara kedua orang ini yang lebih banyak hafalnya pada al-Quran?" Ketika beliau s.a.w. diberi isyarat antara salah satunya, maka yang dikatakan lebih banyak hafalannya al-Quran itulah yang lebih didahulukan untuk dimasukkan dalam liang lahad." (Riwayat Bukhari)
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Saya pernah melihat diri saya sendiri dalam impian di waktu saya sedang bersugi -bersikat gigi- dengan menggunakan sebatang kayu siwak. Kemudian datanglah padaku dua orang lelaki, yang satu lebih tua daripada yang lainnya. Lalu siwak itu hendak saya berikan kepada orang yang lebih muda, tiba-tiba ada seorang yang berkata padaku: "Berikanlah kepada yang tua." Oleh sebab itu, maka saya berikanlah kepada yang tertua diantara kedua orang tadi." Diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai musnad dan oleh Imam Bukhari sebagai ta'liq.
Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Setengah daripada cara mengagungkan Allah Ta'ala ialah dengan jalan memuliakan orang Islam yang sudah beruban serta orang yang hafal al-Quran yang tidak melampaui batas ketentuan -dalam membacanya- dan tidak pula meninggalkan membacanya. Demikian pula memuliakan seorang sultan -penguasa pemerintahan yang adil-." Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud.
Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak termasuk golongan kita -umat Islam- orang yang tidak belas kasihan kepada golongan kecil diantara kita -baik usia atau kedudukannya- serta tidak termasuk golongan kita pula orang yang tidak mengerti kemuliaan -cara memuliakan- yang tua diantara kita." hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih. Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: "hak orang yang tua dari kita."
Dari Maimun bin Abu Syabib bahwasanya Aisyah radhiallahu 'anha dilalui oleh seorang peminta-minta lalu olehnya diberi sepotong roti, juga dilalui oleh seorang lelaki yang mengenakan pakaian baik serta berkeadaan baik, lalu orang itu didudukkan kemudian ia makan. Kepada Aisyah ditanyakan, mengapa berbuat demikian -yakni tidak dipersamakan cara memberinya. Lalu ia berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Letakkanlah masing-masing manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri." Diriwayatkan oleh Abu Dawud, tetapi kata Imam Abu Dawud: "Maimun itu tidak pernah menemui Aisyah." hadits ini disebutkan oleh Imam Muslim dalam permulaan kitab shahihnya sebagai ta'liq, lalu katanya: "Dan disebutkan dari Aisyah, katanya: "Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita supaya kita menempatkan para manusia itu di tempatnya sendiri-sendiri -yakni yang sesuai dengan kedudukannya." Imam Hakim Abu Abdillah menyebutkan ini dalam kitabnya Ma'rifatu 'ulumil hadits dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits shahih.
Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah seorang pemuda itu memuliakan seorang tua karena usianya, melainkan Allah akan mengira-ngirakan untuknya orang yang akan memuliakannya nanti, jikalau ia telah berusia tua -maksudnya setelah tuanya pasti akan dimuliakan anak-anak yang lebih muda daripadanya-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits gharib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar