Rabu, 22 Oktober 2014

KITAB BULUGHUL MARAM MIN ADILLATIL AHKAM, KITAB RIYADDUS SHALIHIN, KITAB AL LU'LU' WAL MARJAN

KITAB BULUGHUL MARAM MIN ADILLATIL AHKAM : KITAB ADAB DAN KESOPANAN

"Hadits ke-22"

Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dosa apakah yang paling besar?. Beliau menjawab: Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dia-lah yang menciptakanmu." Aku bertanya lagi: Kemudian apa?. Beliau menjawab: "Engkau membunuh anakmu karena takut ia akan makan bersamamu." Aku bertanya lagi: Kemudian apa?. Beliau bersabda: "Engkau berzina dengan istri tetanggamu." Muttafaq Alaihi.


KITAB BULUGHUL MARAM MIN ADILLATIL AHKAM : KITAB NIKAH

Hadits ke-187
Bahaz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, kepada siapa aku berbuat kebaikan?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ayahmu, lalu yang lebih dekat, kemudian yang lebih dekat." Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi.

Hadits ke-188
Dari Abdullah Ibnu Amar bahwa ada seorang perempuan berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku ini perutkulah yang mengandungnya, susuku yang memberinya minum, dan pangkuanku yang melindunginya. Namun ayahnya yang menceraikanku ingin merebutnya dariku. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Engkau lebih berhak terhadapnya selama engkau belum nikah." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hadits shahih menurut Hakim.

Hadits ke-189
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa seorang perempuan berkata: Wahai Rasulullah, suamiku ingin pergi membawa anakku, padahal ia berguna untukku dan mengambilkan air dari sumur Abu 'Inabah untukku. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai anak laki, ini ayahmu dan ini ibumu, peganglah tangan siapa dari yang engkau kehendaki." Lalu ia memegang tangan ibunya dan ia membawanya pergi. Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Hakim.

Hadits ke-190
Dari Rafi' Ibnu Sinan Radliyallaahu 'anhu bahwa ia masuk Islam namun istrinya menolak untuk masuk Islam. Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendudukkan sang ibu di sebuah sudut, sang ayah di sudut lain, dan sang anak beliau dudukkan di antara keduanya. Lalu anak itu cenderung mengikuti ibunya. Maka beliau berdoa: "Ya Allah, berilah ia hidayah." Kemudian ia cenderung mengikuti ayahnya, lalu ia mengambilnya. Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim.

Hadits ke-191
Dari al-Barra' Ibnu 'Azb bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah memutuskan puteri Hamzah agar dipelihara saudara perempuan ibunya. Beliau bersabda: "Saudara perempuan ibu (bibi) kedudukannya sama dengan ibu." Riwayat Bukhari.

Hadits ke-192
Ahmad juga meriwayatkan dari hadits Ali r.a, beliau bersabda: "Anak perempuan itu dipelihara oleh saudara perempuan ibunya karena sesungguhnya ia adalah ibunya."

Hadits ke-193
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila pelayan salah seorang di antara kamu datang membawa makanannya, maka jika tidak diajak duduk bersamanya, hendaknya diambilkan sesuap atau dua suap untuknya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.

Hadits ke-194
Dari Ibnu Umar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang perempuan disiksa karena seekor kucing yang ia kurung hingga ia mati, lalu ia masuk neraka. Ia tidak memberinya makan dan minum padahal ia mengurungnya. Ia tidak melepaskannya agar makan binatang serangga di tanah." Muttafaq Alaihi.

KITAB BULUGHUL MARAM MIN ADILLATIL AHKAM : "KITAB SHALAT"

Hadits ke-112
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan terjadi kiamat hingga orang-orang berbangga-bangga dengan (kemegahan) masjid." Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.

Hadits ke-113
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku tidak diperintahkan untuk menghiasi masjid." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan shahih menurut Ibnu Hibban.

Hadits ke-114
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, sampai pahala orang yang membuang kotoran dari masjid." Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits Gharib menurut Tirmidzi dan shahih menurut Ibnu Khuzaimah.

Hadits ke-115
Dari Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika seseorang di antara kamu memasuki masjid maka janganlah ia duduk kecuali setelah sembahyang dua rakaat. Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-116
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika engkau hendak mengerjakan shalat maka sempurnakanlah wudlu', lalu bacalah (ayat) al-Quran yang mudah bagimu, lalu ruku'lah hingga engkau tenang (tu'maninah dalam ruku', kemudian bangunlah hingga engkau tegak berdiri, lalu sujudlah hingga engkau tenang dalam sujud, kemudian bangunlah hingga engkau tenang dalam duduk, lalu sujudlah hingga engkau tenang dalam sujud. Lakukanlah hal itu dalam dalam sholatmu seluruhnya." Dikeluarkan oleh Imam Tujuh lafadznya menurut riwayat Bukhari. Menurut Ibnu Majah dengan sanad dari Muslim: "Hingga engkau tenang berdiri."

KITAB BULUGHUL MARAM MIN ADILLATIL AHKAM :

Hadits ke-23
Dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak boleh dipotong tangan seorang pencuri, kecuali sebesar seperempat dinar atau lebih." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Menurut Lafadz Bukhari: "Tangan seorang pencuri dipotong (jika mengambil sebesar seperempat dinar atau lebih." Menurut riwayat Ahmad: "Potonglah jika mengambil seperempat dinar dan jangan memotong jika mengambil lebih kurang daripada itu."

Hadits ke-24
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memotong (tangan pencuri) karena mengambil sebual perisai seharga tiga dirham. Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-25
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah melaknat pencuri yang mencuri telur kemudian dipotong tangannya, lalu mencuri tali dan dipotong tangannya." Muttafaq Alaihi.

KITAB RIYADHUS SHALIHIN : "Bab 144. Kitab Perihal Menjenguk Orang Sakit, Mengiringi Jenazah, Menshalatinya, Menghadiri Pemakamannya dan Berdiam Sementara Di Sisi Kuburnya Sesudah Dikuburkan"

891. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita supaya menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah -yang akan dibawa ke kubur-, mentasymitkan orang bersin -yakni mendoakan supaya ia memperoleh kerahmatan Allah dengan mengucapkan: Yarhamukallah-, jikalau orang yang bersin itu mengucapkan: Alhamdulillah, melaksanakan sumpah, menolong orang yang dianiaya, mengabulkan undangan orang yang mengundang dan menyebarkan salam." (Muttafaq 'alaih)

892. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya itu ada lima perkara yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah-jenazah -yang akan dimakamkan-, mengabulkan undangan dan mentasymitkan orang yang bersin." (Muttafaq 'alaih)

893. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu akan berfirman nanti pada hari kiamat: "Hai anak Adam -yakni manusia-, Aku sakit, tetapi engkau tidak suka menjengukKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat menjengukMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Adakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu sakit, tetapi engkau tidak suka menjenguknya. Tidakkah engkau mengetahui, bahwasanya apabila engkau menjenguknya, tentulah engkau akan mendapatkan Aku di sisinya? Hai anak Adam, Aku meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padaKu. Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan makanan padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Tidakkah engkau mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padanya. Adakah engkau tidak mengetahui, bahwasanya apabila engkau memberikan makanan padanya, tentulah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu. Hai anak Adam, Aku meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padaKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan minuman padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Ada seorang hambaKu, si Fulan itu meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padanya. Andaikata saja engkau suka memberikan minuman padanya, tentulah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu." (Riwayat Muslim)

894. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tengoklah orang sakit, berikanlah makanan pada orang yang lapar dan merdekakanlah tawanan." (Riwayat Bukhari) At'aanii ialah orang yang tertawan.

895. Dari Tsauban r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya orang Islam itu apabila menjenguk saudaranya sesama Muslimnya -yang sakit-, maka tidak henti-hentinya ia berada di dalam tempat penuaian syurga sehingga ia kembali." Beliau s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, apakah khurfah atau penuaian syurga itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu tempat di syurga yang -buah-buahannya- tinggal dipetik saja." (Riwayat Muslim)

896. Dari Ali r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Muslimpun yang menjenguk saudaranya Muslim -yang sakit- di waktu pagi, melainkan ada tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu petang dan jikalau ia menjenguknya itu di waktu petang, maka ada tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya ia memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu pagi. Juga orang tersebut akan memperoleh tempat buah-buahan yang sudah waktunya dituai di dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Alkharif artinya ialah buah-buahan yang sudah waktunya dituai atau dipetik.

897. Dari Anas r,a., katanya: "Ada seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi s.a.w, lalu ia sakit. Ia didatangi oleh Nabi s.a.w. untuk menjenguknya. Beliau s.a.w. lalu duduk di dekat kepalanya, lalu bersabda padanya: "Masuklah agama Islam!" Anak itu lalu melihat kepada ayahnya yang ketika itu sudah ada di sisinya -seolah-olah anak tadi meminta pertimbangan pada ayahnya-. Ayahnya berkata: "Taatilah kehendak Abul Qasim" -yaitu Nabi s.a.w-. Anak itu lalu menyatakan masuk Islam, setelah itu Nabi s.a.w. keluar dan beliau bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari siksa api neraka." (Riwayat Imam Bukhari)
 
 


KITAB AL LU'LU' WAL MARJAN :
كتاب الأضاحي
KITAB: UDHIYYAH (KORBAN)

BAB: WAKTUNYA BERKORBAN وقتها
1280. Jundub r.a. berkata: Nabi saw. sholat pada hari raya idun-nahri, kemudian berdiri berkhutbah, kemudian menyembelih kurbannya, lalu bersabda: Siapa yang menyembelih sebelum shalat ied maka harus menyembelih lagi gantinya, dan siapa yang belum menyembelih maka hendaknya menyembelih dengan Bismillah. (Bukhari, Muslim). Dengan menyebut nama Allah.
حديث جُنْدَبٍ، قَالَ: صَلَّى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، يَوْمَ النَّحْرِ ثُمَّ خَطَبَ ثُمَّ ذَبَحَ، فَقَالَ: مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيَذْبَحْ أُخْرَى مَكَانَهَا، وَمَنْ لَمْ يَذْبَحْ فَلْيذْبَحْ بِاسْمِ اللهِ
أخرجه البخاري في: 13 كتاب العيدين: 23 باب كلام الإمام والناس في خطبة العيد

1281. Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: Mamandaku Abu Burdah telah menyembelih korbannya (kambingnya) sebelum shalat ied,"maka Rasulullah saw. bersabda padanya: Kambingmu itu kambing daging makanan (yakni bukan korban udh hiyah). Lalu dia berkata: Ya Rasulullah, di rumah ada kambing kacang yang masih muda. Maka sabda Nabi saw.: Sembelihlah itu, tetapi tidak sah bagi orang selainmu. Kemudian Nabi saw. bersabda: Siapa yang menyembelih sebelum sholat ied maka itu sembelihan untuk makanan dan bukan udhhiyah korban, dan siapa yang menyembelih sesudah sholat ied maka telah sempurna ibadat nusuknya (udh-hiyah/korbannya) dan tepat menurut sunnatul muslimin. (Bukhari, Muslim).
حديث الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ: ضَحَّى خَالٌ لِي، يُقَالُ لَهُ أَبُو بُرْدَةَ، قَبْلَ الصَّلاَةِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: شَاتُكَ شَاةُ لَحْمٍ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ عِنْدِي دَاجِنًا جَذَعَةً مِنَ الْمَعَزِ قَالَ: اذْبَحْهَا، وَلَنْ تَصْلُحَ لِغَيْرِكَ ثُمَّ قَالَ: مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا يَذْبَحُ لِنَفْسِهِ، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَأَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِينَ
أخرجه البخاري في: 73 كتاب الأضاحي: 8 باب قول النبي صلى الله عليه وسلم لأبي بردة ضح بالجذع من المعز

1282. Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Siapa yang menyembelih korbannya sebelum shalat ied maka harus mengulangi (menyembelih lagi lainnya) Lalu ada orang berdiri berkata: Hari ini memang diinginkan daging, lalu ia menyebut keadaan tetangganya, maka Nabi saw. percaya pada keterangannya, lalu ia berkata: Saya mempunyai kambing kacang (jawa) yang aku lebih senang dari dua kambing kibas. lalu Nabi saw. mengizinkan padanya. Saya sendiri tidak tahu apa izin itu sampai kepada yang lain-lainny atau tidak. (Bukhari, Muslim). Dia menerangkan bahwa keadaan tetangganya miskin, jadi keburu menyembelih karena akan memberi pada tetangganya.
حديث أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَلْيُعِدْ فَقَامَ رَجُلٌ، فَقَالَ: هذَا يَوْمٌ يُشْتَهى فِيهِ اللَّحْمُ وَذَكَرَ مِنْ جِيرَانِهِ فَكَأَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم صَدَّقَهُ قَالَ: وَعِنْدِي جَذَعَةٌ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ شَاتَيْ لَحْمٍ، فَرَخَّصَ لَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَلاَ أَدْرِي أَبَلَغَتِ الرُّخْصَةُ مَنْ سِوَاهُ، أَمْ لاَ
أخرجه البخاري في: 13 كتاب العيدين: 5 باب الأكل يوم النحر

1283. Uqbah bin Aamir r.a. berkata: Nabi saw. memberinya kambing untuk dibagi kepada sahabatnya, maka sisa kambing kacang yang masih muda baru berumur satu tahun, maka ia sebutkan itu kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. bersabda: Korbankan untukmu (jadikan udh-hiyahmu). (Bukhari. Muslim).
حديث عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنه، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَعْطَاهُ غَنَمًا يَقْسِمُهَا عَلَى صَحَابَتِهِ، فَبَقِيَ عَتُودٌ، فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: ضَحِّ أَنْتَ
أخرجه البخاري في: 40 كتاب الوكالة: 1 باب وكالة الشريكِ الشريكَ في القسمة وغيرها

BAB:
SUNNAT MENYEMBELIH UDHHIYAH SENDIRI TANPA MEWAKILKAN DAN MEMBACA BISMILLAH ALLAHU AKBAR استحباب الضحية وذبحها مباشرة بلا توكيل، والتسمية والتكبير
1284. Anas r.a. berkata: Nabi saw. berkorban (udh-hiyah) dua kambing kibas yang bertanduk dan berwarna hitam putih, keduanya disembelih sendiri dengan tangannya dan membaca Bismillah Allah u Akbar, dan meletakkan kakinya di atas belikat kambingnya (yakni ketika akan menyembelih). (Bukhari, Muslim).
حديث أَنَسٍ، قَالَ: ضَحَّى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ، ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ، وَسَمَّى وَكَبَّرَ، وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
أخرجه البخاري في: 83 كتاب الأضاحي: 14 باب التكبير عند الذبح

BAB:
BOLEH MENYEMBELIH DENGAN SEGALA ALAT YANG DAPAT MENUMPAHKAN DARAH, KECUALI GIGI, KUKU DAN TULANG-TULANG جواز الذبح بكل ما أنهر الدم إِلا السن والظفر وسائر العظام
1285. Rafi" bin Khadij r.a. berkata: Ya Rasulullah, kami akan berhadapan dengan musuh esok hari (pagi) dan kami tidak mempunyai pisau. Maka sabda Nabi saw.: Segeralah, sembelihlah dengan segala apa yang dapat mengalirkan darah dan sebut nama Allah ketika menyembelih, maka makanlah asal bukan gigi dan kuku, dan aku akan terangkan kepadamu: Adapun gigi itu tulang, dan kuku itu pisau orang Habasyah (Ethiopia). Kemudian kamu mendapat ghanimah onta dan kambing, lalu ada satu onta lari, langsung dilempar panah oleh seorang sehingga tertahan, maka Nabi saw. bersabda: Memang onta ada juga yang liar seperti binatang lainnya, maka jika terjadi sedemi­kian berbuatlah seperti itu. (Bukhari, Muslim).
حديث رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ، قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّا لاَقُو الْعَدُوِّ غَدًا، وَلَيْسَتْ مَعَنَا مُدًى فَقَالَ: اعْجَلْ أَوْ أَرِنْ، مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللهِ فَكُلْ، لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ، وَسَأُحَدِّثُكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ، وَأَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ وَأَصَبْنَا نَهْبَ إِبِلٍ وَغَنَمٍ، فَنَدَّ مِنْهَا بَعِيرٌ، فَرَمَاهُ رَجُلٌ بِسَهْمٍ، فَحَبَسَهُ فَقَالَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ لِهذِهِ الإِبِلِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ، فَإِذَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا شَيْءٌ فَافْعَلُوا بِهِ هكَذَا
أخرجه البخاري في: 72 كتاب الذبائح والصيد: 23 باب ما ندّ من البهائم فهو بمنزلة الوحش

1286. Rafi' bin Khadij r. a. berkata: Kami bersama Nabi saw. di Dzilhulaifah, dan orang-orang telah merasa lapar, kemudian mereka mendapat dalam ghanimah ada onta dan kambing, sedang Rasulullah saw. masih di belakang, karena itu orang-orang keburu, menyembelih kambing dan onta lalu memasaknya dalam kuali, kemudian datanglah Nabi saw. dan menyuruh mereka supaya menuang dan dibuang apa yang dimasak itu, sebab onta, kambing itu belum dibagi dari ghanimah kemudian Nabi saw. segera membagi tiap sepuluh sama dengan satu onta, tiba-tiba ada onta yang lari dan mereka kejar hingga lelah dan tidak juga tercapai, sedang di situ ada seorang berkuda, maka segera ia melepas panahnya ke arah onta itu sehingga tertahan tidak dapat lari, kemudian Nabi saw. bersabda: Di antara onta ini ada juga yang masih liar- bagaikan binatang liar, maka jika tidak dapat kamu tangkap berbuatlah sedemikian itu. Aku berkata: Kami mengharap atau takut pada musuh besok, sedang kami tidak punya pisau apakah boleh menyembelih dengan bambu? Jawab Nabi saw.: Semua alat yang dapat menumpahkan darah dan disebut nama Allah maka makanlah asal bukan gigi dan kuku, dan aku akan memberitakan kepadamu bahwa gigi itu tulang, dan kuku itu pisau orang Habasyah. (Bukhari, Muslim).
حديث رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ، قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، بِذِي الْحُلَيْفَةِ، فَأَصَابَ النَّاسَ جُوعٌ، فَأَصَابُوا إِبِلاً وَغَنَمًا، قَالَ: وَكَانَ النَّبِيُّ فِي أُخْرَيَاتِ الْقَوْمِ، فَعَجِلوا وَذَبَحُوا وَنَصَبُوا الْقُدُورَ فَأَمَرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بَالْقُدُورِ فَأُكْفِئَتْ، ثُمَّ قَسَمَ، فَعَدَلَ عَشَرَةً مِنَ الْغَنَمِ بِبَعِيرٍ، فَنَدَّ مِنْهَا بَعِيرٌ، فَطَلَبُوهُ فَأَعْيَاهُمْ وَكَانَ فِي الْقَوْمِ خَيْلٌ يَسِيرَةٌ فَأَهْوَى رَجُلٌ مِنْهُمْ بِسَهْمٍ، فَحَبَسَهُ اللهُ ثُمَّ قَالَ: إِنَّ لِهذِهِ الْبَهَائِمِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ، فَمَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا فَاصْنَعُوا بِهِ هكَذَا قُلْتُ: إِنَّا نَرْجُو أَوْ نَخَافُ الْعَدُوَّ غَدًا، وَلَيْسَتْ مُدًى، أَفَنَذْبَحُ بِالْقَصَبِ قَالَ: مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ، فَكُلُوهُ، لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ، وَسَأُحَدِّثُكُمْ عنْ ذلِكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ، وَأَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ
أخرجه البخاري في: 47 كتاب الشركة: 3 باب قسمة الغنم

BAB:
LARANGAN MAKAN DAGING UDHHIYAH SESUDAH TIGA HARI PADA MULA-MULA ISLAM, KEMUDIAN MANSUKH DAN BOLEH DISIMPAN SESUKANYA ما كان من النهي عن أكل لحوم الأضاحي بعد ثلاث في أول الإسلام وبيان نسخه وإِباحته إِلى من شاء
1287. Abdullah bin Umar r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Makanlah daging udh-hiyah sampai tiga hari. Adanya Abdullah bin Umar makan daging itu dengan minyak ketika pulang dari Mina karena banyaknya daging hady (udh-hiyah). (Bukhari, Muslim).
حديث عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: كُلُوا مِنَ الأَضَاحِي ثَلاَثًا وَكَانَ عَبْدُ اللهِ يَأْكُلُ بِالزَّيْتِ حِينَ يَنْفِرُ مِنْ مِنًى مِنْ أَجْلِ لُحُومِ الْهَدْيِ
أخرجه البخاري في: 73 كتاب الأضاحي: 16 باب ما يؤكل من لحوم الأضاحي وما يتزود منها

1288. A'isyah r.a. berkata: Dahulu kami biasa mengasinkan daging udh-hiyah sehingga kami bawa ke Madinah, tiba-tiba Nabi saw. bersabda: Kami jangan makan daging udh-hiyah hanya tiga hari, tetapi larangan ini bukan mengharamkan, hanya supaya banyak orang miskin yang mendapat bagian daripadanya. Wallahu a'lam. (Bukhari, Muslim).
حديث عَائِشَةَ، قَالَتْ: الضَّحِيَّةُ كُنَّا نُمَلِّحُ مِنْهُ، فَنَقْدَمُ بِهِ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم بِالْمَدِينَةِ، فَقَالَ: لاَ تَأْكُلُوا إِلاَّ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيْسَتْ بِعَزِيمَةٍ، وَلكِنْ أَرَادَ أَنْ يُطْعِمَ مِنْهُ، وَاللهُ أَعْلَمُ
أخرجه البخاري في: 73 كتاب الأضاحي: 16 باب ما يؤكل من لحوم الأضاحي وما يتزود منها

1289. Jabir bin Abdillah r.a. berkata: Dahulu kami tidak makan dari daging udh-hiyah kami lebih dari tiga hari di Mina, kemudian Nabi saw. mengizinkan dalam sabdanya: Makanlah dan berbekallah dari daging udh-hiyah. Maka kami makan dan berbekal. (Bukhari, Muslim).
حديث جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: كُنَّا لاَ نَأْكُلُ مِنْ لُحُومِ بُدْنِنَا فَوْقَ ثَلاَثِ مِنًى، فَرَخَّصَ لَنَا النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: كُلُوا وَتَزَوَّدُوا فَأَكَلْنَا وَتَزَوَّدْنَا
أخرجه البخاري في: 25 كتاب الحج: 124 باب ما يأكل من البدن وما يتصدق

1290. Salamah bin AI-Akwa' r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Siapa yang menyembelih udh-hiyah maka jangan ada sisanya sesudah tiga hari di rumahnya walau sedikit pun. Kemudian pada tahun beri­kutnya (mendatang) orang-orang bertanya: Ya Rasulullah, apakah kami harus berbuat sebagaimana tahun lalu? Jawab Nabi saw.: Makanlah dan berikan kepada orang-orang dan simpanlah, sebenarnya pada tahun yang lalu orang banyak menderita kekurangan, maka aku ingin supaya kalian membantu mereka. (Bukhari, Muslim).
حديث سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: مَنْ ضَحَّى مِنْكُمْ فَلاَ يُصْبِحَنَّ بَعْدَ ثَالِثَةٍ وَفِي بَيْتِهِ مِنْهُ شَيْءٌ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ نَفْعَلُ كَمَا فَعَلْنَا عَامَ الْمَاضِي قَالَ: كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا، فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَامَ، كَانَ بِالنَّاسِ جَهْدٌ فَأَرَدْتُ أَنْ تُعِينُوا فِيهَا
أخرجه البخاري في: 73 كتاب الأضاحي: 16 باب ما يؤكل من لحوم الأضاحي وما يتزود منها

BAB:
ALFAR'U (ANAK ONTA YANG BIASA DISEMBELIH UNTUK BERHALA). AL'ATIERAH YAITU PENYEMBELIHAN TERNAK UNTUK BERHALA LALU DARAHNYA DISIRAMKAN DI ATAS KEPALA BERHALA الفرع والعتيرة
1291. Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tidak ada lagi fara' dan tidak ada atierah. Fara' yaitu anak onta yang disembelih untuk berhala. (Bukhari, Muslim).
حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لاَ فَرَعَ وَلاَ عَتِيرَةَ وَالْفَرَعَ أَوَّلُ النِّتَاجِ كَانُوا يَذْبَحُونَهُ لَطَوَاغِيتِهِمْ
أخرجه البخاري في: 71 كتاب العقيقة: 3 باب الفرع
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar