Rabu, 22 Oktober 2014

Al-Quran dan Hadis Tentang Berdo'a

" D O A "

Allah Ta'ala berfirman : "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". (Al-Mu'min: 60)

Allah Ta'ala berfirman : "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."
(al-A'raf: 55-56)

Allah Ta'ala berfirman : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (al-Baqarah: 186)

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).. (an-Naml: 62)

Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Berdoa itu termasuk ibadah." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu suka doa-doa yang menghimpun -yakni yang mengandung segala macam kepentingan dan keperluan- dan beliau s.a.w. meninggalkan yang selain itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

Dari Anas r.a., katanya: "Sebagian banyak doa Nabi s.a.w., itu ialah: Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqina 'adzabannar" -artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan pada kita di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kita dari siksa neraka."- (Muttafaq 'alaih)

Dari Ali r.a. bahwasanya seorang budak mukatab -yaitu seorang hamba sahaya yang dapat menjadi merdeka apabila dapat menebus harga dirinya sendiri kepada tuan yang memilikinya- datang padanya lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini tidak kuat untuk membayar harga tebusan diriku ini, maka itu berilah pertolongan kepadaku!" Ali r.a. berkata: "Tidakkah engkau suka kalau saya ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang saya diajari oleh Rasulullah s.a.w., andaikata engkau mempunyai hutang -atau tanggungan- seperti gunung sekalipun, tentu Allah akan menunaikan hutangmu itu? Yaitu, katakanlah: "Allahummakfini bihatalika 'an haramika wa aghnini bifadh-lika 'amman siwaka" -artinya: "Ya Allah, cukupkanlah saya dengan memperoleh apa-apa yang halal daripadaMu untuk tidak sampai melanggar apa-apa yang menjadi keharamanMu dan perkayakanlah diriku dengan memperoleh keutamaan daripadaMu sehingga tidak memerlukan yang selain daripadaMu-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)

Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do'a. (HR. Ahmad)

Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali DikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)

Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sedekat-dekat seorang hamba itu dari Tuhannya ialah dalam keadaan ia bersujud, maka dari itu perbanyakkanlah berdoa -ketika bersujud itu-." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Akan dikabulkanlah sesuatu doa bagi seorang diantara engkau semua, selama ia tidak tergesa-gesa, lalu ia mengucapkan: "Saya sungguh-sungguh telah berdoa kepada Tuhanku, Tuhan tidak suka mengabulkan permohonanku itu." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Tidak henti-hentinya sesuatu doa bagi seorang hamba itu akan dikabulkan, selama ia tidak berdoa untuk terjadinya sesuatu dosa atau untuk pemisahan kekeluargaan dan selama ia tidak tergesa-gesa." Beliau s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, bagaimanakah artinya tergesa-gesa itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu jikalau orang itu berkata: "Sungguh-sungguh saya telah berdoa dan benar-benar saya sudah memohonkan, tetapi saya tidak mengetahui -tidak meyakinkan- bahwa Tuhan akan mengabulkannya," selanjutnya orang itu lalu merasa menyesal di saat itu dan akhirnya meninggalkan berdoa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar