kitab
riyadhus shalihin : " Bab 370. Beberapa Hadits Yang Tidak Termasuk
Dalam Bab Tertentu Namun Sangat Penting Untuk Diketahui "
1805. Dari Annawwas bin Sam'an r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
menyebut-nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau s.a.w.
menguraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan
kadang-kadang diperkeraskan dan Dajjal itu sendiri oleh beliau s.a.w.
kadang-kadang dihinanya, tetapi
kadang-kadang diperbesarkan hal ihwalnya sebab amat besarnya fitnah yang
akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah
Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada suatu ketika
kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa yang
ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: "Ada persoalan apakah engkau
semua ini?" Kita menjawab: "Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan
Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan
Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya karena
besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua
mengira bahwa ia sudah ada di kelompok pohon kurma." Beliau s.a.w. lalu
bersabda: "Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau
menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di
kalangan engkau semua, maka sayalah penantangnya untuk melindungi engkau
semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan
engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penantang guna
melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi
setiap orang Muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang
rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya
menyamakannya dengan Abul 'Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat
bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan
surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang
terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah
kanannya dan juga membuat kerusakan di bagian sebelah kirinya. Maka itu
hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua." Kita para sahabat
bertanya: "Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?" Beliau s.a.w.
menjawab: "Empat puluh hari, yang sehari -hari pertama- itu lamanya
sama dengan setahun, yang sehari lagi -hari kedua- lamanya seperti
sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga- seperti sejum'at -yakni
seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana
keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini." Kita bertanya lagi: "Ya
Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu,
apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja -yakni lima
waktu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak cukup, maka itu perkirakanlah
menurut kadar jaraknya masing-masing." Jadi tetap lima kali dalam
perkiraan sehari seperti sekarang. Kita bertanya pula: "Ya Rasulullah,
bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?" Beliau s.a.w.
bersabda: "Yaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah
belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak
mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang
dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu
turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu
tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka
tergembala di situ dalam keadaan bergumbul -atau berpunuk- sepanjang
-atau sebesar- yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang
pernah ada -yakni penuh air susu- dan terpanjang pantatnya -sebab
semuanya kenyang. Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum,
lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak,
kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak
ini -karena ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah menjadi
kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama
sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka
memiliki harta benda sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui
puing-puing -bekas istana yang rusak-rusak-, kemudian ia berkata:
"Keluarkanlah harta-harta simpananmu," tiba-tiba harta-harta di situ
dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu sebagaimana
lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang
pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya -menurut riwayat yang dimaksudkan
ialah Al-Hidhr-, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga
terpotonglah tubuhnya menjadi dua bagian dengan kecepatan bagaikan
lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda
yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang
wajahnya berseri-seri sambil tertawa. Dalam keadaan sebagaimana di atas
itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia
turun di menara -atau rumah tinggi- putih warnanya, yang terletak di
sebelah selatan Damsyik, yaitu mengenakan dua lembar pakaian yang
bersumba, dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua
malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari
kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah
daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang
kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya
itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya
pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga
dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia
membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi
oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah
mereka -maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami
selama kekuasaan Dajjal tersebut- dan ia memberitahukan kepada mereka
bahwa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga. Dalam
keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s.
bahwasanya Aku -Allah- telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang
tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang
dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu -yang menjadi
kaum mu'minin- itu ke gunung Thur. Orang-orang yang dikeluarkan oleh
Allah itu ialah bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Mereka itu mengalir secara
cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah
barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya,
selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini
berkata: "Danau ini tentunya tadi masih ada airnya -dan kini sudah
habis." Nabiyullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya dikurung
-yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar-,
sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seorang diantara mereka itu
adalah lebih berharga dari seratus uang dinar emas bagi seorang
diantara engkau semua pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan
sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum semuanya merendahkan diri kepada
Allah Ta'ala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah
Ta'ala lalu menurunkan ulat atas bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi di
leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang
mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seorang manusia.
Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu 'anhum lalu
turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu
melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat
bangsa-bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi. Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s.
dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum sama merendahkan diri lagi
kepada Allah Ta'ala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka
dilenyapkan. Allah Ta'ala menurunkan burung sebesar batang-batang leher
unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di
sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah. Seterusnya Allah
'Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup daripadanya
tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak -yakni semuanya pasti
terkena siraman hujan itu-, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi
sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu
dikatakan: "Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu."
Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah
delima saja -karena amat besarnya. Merekapun dapat bernaung di bawah
kulit tempurung delima tadi dan dikaruniakanlah keberkahan dalam air
susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu
sesungguhnya dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor
lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang
seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia.
Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba
Allah Ta'ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu
mengambil nyawa kaum mu'minin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin
itulah yang mencabut jiwa setiap orang mu'min dan setiap orang muslim.
Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang
saling bercampur-baur -antara lelaki dan perempuan- sebagaimana
bercampur baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah
menjelang tibanya hari kiamat." (Riwayat Muslim) Sabdanya: Khallatan
bainas syami wal 'iraqi, artinya jalanan yang terletak antara kedua
negeri itu. Sabdanya: 'Aatsa dengan 'ain muhmalah dan tsa' bertitik tiga
dan juga Al'aitsu ialah sangatnya kerusakan. Adzdzura,
punggung-punggung unta -yakni gumbul/punuk. Alya'asib ialah lebah-lebah
lelaki. Jazlataini artinya dua potong dan Algharadh ialah sasaran yang
kepadanya dilemparkanlah anak panah, yakni ia melemparkannya sebagai
lemparannya anak panah kepada sasaran. Almahrudah dengan dal muhmalah
atau mu'jamah, yaitu pakaian yang disumba. Sabdanya: La yadani yaitu
tidak mempunyai kedua tangan yakni tidak mempunyai kekuatan atau
kekuasaan. Annaghafu ialah ulat. Farsa jamaknya faris yaitu orang yang
terbunuh. Azzalaqatu dengan fathahnya zai, lam dan qaf dan ada yang
mengatakan Azzulfatu, dengan dhammahnya zai, sukunnya lam dan dengan fa'
ialah kaca atau cermin. Al'ishabah yakni jama'ah. Arrislu artinya air
susu. Allaqhatu artinya binatang yang mengandung air susu. Alfi-aam
dengan kasrahnya fa' dan sesudah itu ada hamzah yaitu segolongan manusia
dan Alfakhdzu ialah yang di bawah kabilah dari para manusia.
1806. Dari Rib'iy bin Hirasy, katanya: "Saya berangkat dengan Abu
Mas'ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman radhiallahu 'anhum, lalu
Abu Mas'ud berkata kepadanya: "Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah
engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal." Hudzaifah lalu
berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan
sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat
oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang
membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka
sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang
menemui Dajjal diantara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang
dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan
nyaman sekali." Setelah itu Abu Mas'ud berkata: "Sayapun benar-benar
pernah mendengar yang seperti itu." (Muttafaq 'alaih)
1807. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dajjal itu akan keluar kepada umatku
kemudian menetap selama empat puluh lamanya, tetapi saya tidak mengerti
apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh
tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Maryam a.s. lalu ia mencari
Dajjal kemudian merusakkannya -yakni membunuhnya. Kemudian para manusia
itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan sama
sekali antara dua orang manusiapun. Selanjutnya Allah 'Azzawajalla
mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestina). Maka tidak ada
seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu
ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan,
melainkan pasti akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang
dari engkau semua ada yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan
dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat tercabut nyawanya. Akhirnya yang
ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka
cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan
sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau angan-angan binatang
buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa
yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk -yakni kemungkaran
dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma
sebagai manusia lalu berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau semua suka
mengikuti perintahku?" Orang-orang sama berkata: "Apakah yang engkau
perintahkan kepada kita?" Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka
menyembah berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah
sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam
sangkakala, maka tiada seorangpun yang mendengarnya melainkan ia
menurunkan lehernya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya.
Pertama-tama orang yang mendengarnya itu ialah seorang yang sedang
memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sadarkan diri dan semua
manusia di sekitarnyapun tidak sadarkan diri -terus mati. Kemudian Allah
mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau
bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh para
manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut
tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan
keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: "Hai sekalian
manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua," dan kepada
semua malaikat diperintahkan: "Hentikan dulu orang-orang itu, sebab
sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu." Kemudian dikatakan pula:
"Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka."
Selanjutnya ditanyakan: "Dari berapa?" Lalu dijawab: "Dari setiap seribu
-orang- sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang."
Sabdanya: "Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi
beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, karena amat kebingungan
sekali." (Riwayat Muslim) Alliitu ialah batang leher, artinya ialah
merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.
1808. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada
suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah
dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorongpun dari lorong-lorong Makkah
dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris
rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah
yang berpasir -di luar Madinah- lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak
tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan
akan setiap orang kafir dan munafik." (Riwayat Muslim)
1809 Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yang
mengikuti Dajjal dari golongan kaum Yahudi Ashbihan itu ada sebanyak
tujuh puluh ribu orang. Mereka itu mengenakan pakaian kependetaan."
(Riwayat Muslim)
1810. Dari Ummu Syarik radhiallahu
'anha bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya
sekalian manusia itu sama melarikan diri dari gangguan Dajjal yaitu ke
gunung-gunung." (Riwayat Muslim)
1811. Dari Imran
bin Hushain radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Tiada suatu peristiwapun antara jarak waktu semenjak
Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari kiamat nanti, yang lebih
besar daripada perkara Dajjal." (Riwayat Muslim)
1812. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Dajjal
keluar lalu ada seorang dari golongan kaum mu'minin, ia ditemui oleh
beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik dari Dajjal. Mereka
berkata kepada orang itu: "Kemana engkau bersengaja pergi?" Ia menjawab:
"Saya sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar -yakni yang baru
muncul dan yang dimaksudkan ialah Dajjal." Mereka berkata: "Adakah
engkau tidak beriman dengan Tuhan kita -yakni Dajjal-?" Ia menjawab:
"Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat keagungannya sedangkan
Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan kedustaannya." Orang-orang itu
sama berkata: "Bunuhlah ia." Sebagian orang berkata kepada yang lainnya:
"Bukankah engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh
seorang tanpa memperoleh persetujuannya -yakni Dajjal-?" Merekapun
pergilah dengan membawa orang itu ke Dajjal. Setelah Dajjal dilihat oleh
orang mu'min itu, lalu orang mu'min tadi berkata: "Hai sekalian
manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang disebut-sebutkan oleh
Rasulullah s.a.w. Dajjal memerintah pengikut-pengikutnya menangkap orang
mu'min itu lalu ia ditelentangkan pada perutnya. Dajjal berkata:
"Ambillah ia lalu lukailah kepala dan mukanya." Seterusnya ia diberi
pukulan bertubi-tubi pada punggung serta perutnya. Dajjal berkata:
"Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?" Orang mu'min itu berkata:
"Engkau adalah al-Masih maha pendusta." Ia diperintah menghadap kemudian
digergajilah ia dengan gergaji dari pertengahan tubuhnya, yaitu antara
kedua kakinya -maksudnya dibelah dua. Dajjal lalu berjalan antara dua
potongan tubuh itu, kemudian berkata: "Berdirilah." Orang mu'min tadi
terus berdiri lurus-lurus, kemudian Dajjal berkata padanya. "Adakah
engkau tidak suka beriman kepadaku?" Ia berkata: "Saya tidak bertambah
melainkan kewaspadaan dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu."
Selanjutnya orang mu'min itu berkata: "Hai sekalian manusia, janganlah
ia sampai dapat berbuat sedemikian tadi kepada seorangpun dari para
manusia, setelah saya sendiri mengalaminya." Ia diambil lagi oleh Dajjal
untuk disembelih. Kemudian Allah membuat tabir tembaga yang terletak
antara leher sampai ke tengkuknya, maka tidak ada jalan bagi Dajjal
untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajjal lalu mengambil orang tadi,
yaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu melemparkannya. Orang-orang
sama mengira bahwa sesungguhnya orang itu dilemparkan olehnya ke
neraka, tetapi sebenarnya ia dimasukkan dalam syurga." Setelah itu
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang itulah sebesar-besar para manusia
dalam hal kesyahidannya -yakni kematian syahidnya- di sisi Allah yang
menguasai semesta alam ini." Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari
juga meriwayatkan sebagiannya dengan uraian yang semakna dengan di atas
itu. Almasalihu yaitu para pengintai atau penyelidik.
1813. Dari al-Mughirah bin Syu'bah r.a., katanya: "Tiada seorangpun
yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal Dajjal daripada saya
sendiri. Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan membahayakan dirimu." Saya
berkata: "Orang-orang sama berkata bahwa Dajjal itu mempunyai segunung
tumpukan roti dan sungai air." Beliau s.a.w. bersabda: "Hal itu adalah
lebih mudah bagi Allah daripada yang dapat dilakukan oleh Dajjal."
(Muttafaq 'alaih)
1814. Dari Anas r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh
Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada umatnya
tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah
sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu
'Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajjal. Di
antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa', ra' -yakni
kafir." (Muttafaq 'alaih)
1815. Dari Buraidah r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya
beritahu perihal Dajjal, yaitu yang belum pernah diberitahukan oleh
seorang Nabipun kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah
matanya dan sesungguhnya ia datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan
syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahwa itu adalah syurga,
sebenarnya adalah neraka." (Muttafaq 'alaih)
1816.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w.
menyebut-nyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak, lalu berkata:
"Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya. Ingatlah bahwa
sesungguhnya al-Masih Dajjal itu buta sebelah matanya yang sebagian
kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang menonjol."
(Muttafaq 'alaih)
1817. Dari Abu Hurairah r.a.
bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah akan terjadi hari
kiamat, sehingga kaum Muslimin sama memerangi kaum Yahudi dan sehingga
kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon
itu berkata: "Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada di belakang
saya. Kemarilah, lalu bunuhlah ia," kecuali pohon gharqad -semacam pohon
yang berduri dan tumbuh di Baitul Maqdis, karena sesungguhnya pohon ini
adalah dari pohon kaum Yahudi -dan oleh sebab itu suka melindunginya."
(Muttafaq'alaih)
1818. Dari Abu Hurairah r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam
genggaman kekuasaanNya, dunia ini tidak akan lenyap -yakni timbul hari
kiamat, sehingga seorang lelaki berjalan melalui makam, lalu ia
mondar-mandir di situ, kemudian berkata: "Aduhai diriku, alangkah
baiknya kalau saya yang menempati kubur ini." Ia mengharap sedemikian
itu bukan karena tertekan oleh urusan agamanya. Tidak ada lain yang
menyebabkan ia berkata sedemikian tadi, kecuali karena adanya bencana
duniawiyah yang menimpa dirinya." (Muttafaq 'alaih)
1819. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga sungai Furat itu
terbuka, tampak tumpukan gunung emas -karena airnya telah kering- yang
diperebutkan sehingga terjadi peperangan, kemudian terbunuhlah dalam
berebutan itu dari setiap seratus tentara ada sembilan puluh sembilan
orang, sehingga setiap orang yang mengikuti pertempuran itu berkata:
"Barangkali saja, semogalah saya yang selamat -yakni termasuk salah satu
yang hidup dari seratus orang tadi." Dalam riwayat lain disebutkan:
"Hampir sekali sungai Furat itu terbuka lalu menampakkan simpanan gudang
emasnya, maka barangsiapa yang hadir di situ, janganlah sampai
mengambil sesuatupun dari harta itu." (Muttafaq 'alaih)
1820. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Orang-orang sama meninggalkan Madinah dalam
sebaik-baiknya keadaan yang pernah ada dan tidak ada yang mendiami itu
melainkan binatang 'Awafi (yang dimaksudkan dengan binatang 'Awafi yakni
burung dari golongan binatang buas serta burung). Adapun manusia yang
terakhir sekali dikumpulkan ialah dua orang penggembala dari suku
Mizainah yang keduanya itu hendak menuju ke Madinah. Keduanya
berteriak-teriak dengan menggembala kambing. Tiba-tiba Madinah
ditemukannya penuh binatang buas belaka -sebab penghuninya sudah habis
sama sekali. Setelah keduanya sampai di Tsaniyyatul Wada' lalu
tersungkurlah pada mukanya." (Muttafaq 'alaih)
1821. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Ada
seorang khalifah -pemimpin- dari beberapa khalifah yang memerintah
engkau semua pada akhir zaman nanti, ia menyebar-nyebarkan harta dan
sama sekali tidak menghitung-hitung berapa banyaknya." (Riwayat Muslim)
1822. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya
akan datang pada sekalian manusia suatu zaman yang seorang itu
berkeliling dengan membawa harta yang akan disedekahkan berupa emas,
tetapi ia tidak menemukan seorang-pun yang suka mengambil sedekah itu
daripadanya. Juga akan datanglah suatu zaman yang di situ seorang lelaki
dapat dilihat oleh orang banyak, ia diikuti oleh empat puluh orang
perempuan yang semua ini menggantungkan nasibnya pada lelaki tersebut.
Ini disebabkan karena sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita.
(Riwayat Muslim)