~> APAKAH MAULID ITU BID'AH??? <~
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Imam Qasthalani (851-923 H) adalah seorang ulama hadits yang bermazhab Syafii. Nama lengkap beliau adalah Syihabuddin Abu Hasan Ahmad bin Muhammad bin Abi Bakar bin Abdul Muluk bin Ahmad al-Qashthalani kelahiran kota kairo, Mesir.
beliau berpesan :
"Senantiasalah umat Islam merayakan maulid pada bulan kelahiran Rasulullah SAW dan mengadakan walimah dan bershadaqah pada malamnya dengan berbagai macam shadaqah dan memperlihatkan perasaan senang dan menambah kebaikan dan mementingkan membaca maulid Nabi yang mulia dan dhahirlah bagi mereka dari barakah maulid tersebut pada setiap tahun. Dan sebagian hal yang terbukti dari keistimewaan maulid adalah mendapatkan keamanan pada tahun tersebut dan mendapat kebahagian dengan hasil cita-cita. Maka semoga Allah memberikan Rahmat kepada orang yang menjadikan malam bulan kelahiran Nabi yang penuh barakah sebagai hari raya supaya menjadi obat yang kuat bagi orang yang memiliki penyakit di hatinya."
Maka sangat jelaslah bahwa Imam al-Qasthalani memuji perayaan maulid dan beliau tidak sedikitpun menyebutnya sebagai suatu acara bid`ah dhalalah, mubazir, sesat dll sebagaimana di vonis oleh kaum-kaum yang merasa diri mereka lebih mengerti sunnah Nabi dari pada ulama-ulama ahli hadits terdahulu.
Sedang isi dari maulid itu tersebut syarat dengan ibadah mulai berkumpul untuk bersilaturahim, bersedekah, bersholawat, membaca ayat suci Al Qur-an, mendengarkan tausiyah yang berisi cerita nabi agar semakin cinta kepada nabi dan mencontoh akhlak beliau lalu sesatnya dari mana mas bro?????
Maka pegangan kita selaku masyarakat awam (yang bukan mujtahid) adalah kepada para ulama-ulama terpercaya, maka bila mereka memfatwakan bahwa maulid itu boleh dan bahkan merupakan suatu acara yang baik maka kita tidak perlu fatwa-fatwa orang-orang yang keilmuan mereka jauh lebih tertinggal dari para ulama dahulu.
Jika kita bersuka ria menyambut kelahiran putra/putri kita bahkan saat tanggal kelahirannya selalu kita rayakan tiap tahun, kenapa kita tak merasa senang saat menyambut bulan kelahiran kekasih Allah Nabi Muhammad SAW.
Tak perlu menghujat, mencela dan mengkoreksi ibadah mereka yang melakukan maulid, tahlilan dan sebagainya, karena mereka tak mengkoreksi apakah ibadah kalian seperti apa.
"Alangkah baiknya seseorang yang selalu mengkoreksi diri sendiri bukan mengkoreksi aib orang lain" (HR. Muslim)
Wallahu'alam bi showab
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Imam Qasthalani (851-923 H) adalah seorang ulama hadits yang bermazhab Syafii. Nama lengkap beliau adalah Syihabuddin Abu Hasan Ahmad bin Muhammad bin Abi Bakar bin Abdul Muluk bin Ahmad al-Qashthalani kelahiran kota kairo, Mesir.
beliau berpesan :
"Senantiasalah umat Islam merayakan maulid pada bulan kelahiran Rasulullah SAW dan mengadakan walimah dan bershadaqah pada malamnya dengan berbagai macam shadaqah dan memperlihatkan perasaan senang dan menambah kebaikan dan mementingkan membaca maulid Nabi yang mulia dan dhahirlah bagi mereka dari barakah maulid tersebut pada setiap tahun. Dan sebagian hal yang terbukti dari keistimewaan maulid adalah mendapatkan keamanan pada tahun tersebut dan mendapat kebahagian dengan hasil cita-cita. Maka semoga Allah memberikan Rahmat kepada orang yang menjadikan malam bulan kelahiran Nabi yang penuh barakah sebagai hari raya supaya menjadi obat yang kuat bagi orang yang memiliki penyakit di hatinya."
Maka sangat jelaslah bahwa Imam al-Qasthalani memuji perayaan maulid dan beliau tidak sedikitpun menyebutnya sebagai suatu acara bid`ah dhalalah, mubazir, sesat dll sebagaimana di vonis oleh kaum-kaum yang merasa diri mereka lebih mengerti sunnah Nabi dari pada ulama-ulama ahli hadits terdahulu.
Sedang isi dari maulid itu tersebut syarat dengan ibadah mulai berkumpul untuk bersilaturahim, bersedekah, bersholawat, membaca ayat suci Al Qur-an, mendengarkan tausiyah yang berisi cerita nabi agar semakin cinta kepada nabi dan mencontoh akhlak beliau lalu sesatnya dari mana mas bro?????
Maka pegangan kita selaku masyarakat awam (yang bukan mujtahid) adalah kepada para ulama-ulama terpercaya, maka bila mereka memfatwakan bahwa maulid itu boleh dan bahkan merupakan suatu acara yang baik maka kita tidak perlu fatwa-fatwa orang-orang yang keilmuan mereka jauh lebih tertinggal dari para ulama dahulu.
Jika kita bersuka ria menyambut kelahiran putra/putri kita bahkan saat tanggal kelahirannya selalu kita rayakan tiap tahun, kenapa kita tak merasa senang saat menyambut bulan kelahiran kekasih Allah Nabi Muhammad SAW.
Tak perlu menghujat, mencela dan mengkoreksi ibadah mereka yang melakukan maulid, tahlilan dan sebagainya, karena mereka tak mengkoreksi apakah ibadah kalian seperti apa.
"Alangkah baiknya seseorang yang selalu mengkoreksi diri sendiri bukan mengkoreksi aib orang lain" (HR. Muslim)
Wallahu'alam bi showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar