Senin, 17 November 2014

TAUBAT :Shalat Taubat

Pengertian dan Tata Cara Sholat Taubat Nasuha

Assalamualaikum wr.wb.
Sholat taubat merupakan salah satu tindakan yang menunjukkan bahwa seseorang berjanji kepada tuhannya melalu sebuah ritual yang dinamakan sholat dan bejanji tidak akan mengulangi dosa yang telah ia buat sebelumnya. Karena sebenarnya manusia secara harfiah sangat sulit terlepas dari yang namanya dosa, hampir semua orang memilikinya untuk itu maka lebih baik jika kita mendekatkan diri kepadanya dengan beristighfar.
Penyesalah seseorang, terutama mereka yang beragama muslim bisa dilakukan dengan memperbanyak jumlah kata istighfar dari dalam hati yang paling dalam dan menunjukkan penyesalan atas apa yang ia lakukan selama ini, Setelah kita melakukan taubat dengan secara bersungguh-sungguh maka dampaknya sangat besar baik dari mulai karir, rejeki dan jodoh.

Allah swt  juga Berfirman:"...dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (QS Huud 3)

Dan Rosulullah saw  bepesan dalam sabdanya :“Barangsiapa yang rutin membaca istighfar, Allah akan memberikan solusi pada setiap kesulitannya, dan penyelesaian bagi setiap permasalahannya. Dan Dia akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak terduga.” (Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan Al-Baihaqi)

Cara Mengerjakan Shalat Taubat
Shalat taubat ini hukumnya sunnat dan bisa dikerjakan dalam beberapa rakaat genap mulai dari 2, 4, atau 6. Untuk waktu yang tepat, memang tidak ada anjurannya kapan tetapi akan lebih baik lagi jika anda melakukannya ketika memang benar-benar telah melakukan banyak dosa. Dalam kondisi
tersebut sudah tentu anda diharuskan segera melakukan Sholat taubat.

Cara mengerjakan Sholat taubat sebenarnya sama dengan sholat sunnat lainnya, namun sedikit yang membedakannya ada pada niatnya  :
“USHOLLI SUNNATAT TAUBATI ROK’ATAINI LILLAAHITA’ALA, ALLAHU AKBAR” Artinya : Saya berniat shalat sunnat taubat dua rokaat karena Allah ta’ala
Setelah anda selesai dengan rangkaian dan melakukan semua pada sholat taubat kini saatnya dianjurkan untuk memperbanyak bacaan istigfar agar doa
segera terkabul untuk mendapatkan ampunan segera.

Shalat Taubat
Shalat Taubat ini disunnahkan menurut kesepakatan para ulama empat madzhab, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Baihaqi dan Tirmidzi yang mengatakan hadits hasan dari Abu Bakar berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seseorang melakukan suatu dosa lalu dia berdiri untuk bersuci (berwudhu) kemudian melakukan shalat—dua rakaat—kemudian memohon ampun kepada Allah kecuali Dia swt akan memberikan ampunan padanya.”

Kemudian beliau saw membaca ayat “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Ali Imron : 135 – 136)

Didalam riwayat Thabrani dengan sanad hasan dari Abu ad Darda bahwa Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya lalu melaksanakan shalat dua rakaat atau empat rakaat, baik ia shalat wajib atau yang bukan wajib dengan membaguskan ruku, sujudnya lalu memohon ampunan kepada Allah maka Allah akan mengampuninya.”

Intinya bahwa orang itu melakukan taubat dan memohon ampunan kepada Allah swt atas dosa yang telah dilakukannya setelah dia menuanaikan suatu shalat (shalat apa pun) baik setelah shalat-shalat fardhu atau sunnah.

Adapula yang mengatakan bahwa ketika seorang melakukan suatu dosa maka dia bisa mengambil air wudhu lalu shalat dua rakaat dan memohon ampunan kepada Allah swt, sebagaimana hadits Abu Bakar diatas.

Adapun cara melakukan shalat ini adalah seperti halnya shalat sunnah lainnya.

Berikut adalah Dalil Shalat Taubat
Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq ra, bahwa Nabi saw bersabda, “Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.”
(HR. At-Turmudzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Perlu diketahui ini adalah Tata Cara Sholat Taubat yang diambil dari sumber konsultasi syariah:
1. Berwudu layaknya sholat pada umumnya.
2. Jumlah rakaat disunnahkan 2 cukup dan langkahnya juga sama dengan solat lain.
3. Tidak terdapat kewajiban untuk membaca doa khusus.
4.Akan lebih baik jika sholat yang dilakukan bisa lebih kusyuk serta mengingat semua kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat dahulu.
5. Terus membaca istighfar dengan bersungguh-sungguh memohon ampunan Allah.
6. Istighfarnya biasa tidak di tambah-tambah dengan bacaan lainnya.
7. Yang perlu diingat adalah bahwa sholat taubat itu adalah untuk memohon ampunan atas dosa.

Lalu bagaimanakah agar taubat seorang hamba itu diterima?

Syarat Taubat Diterima
Agar taubat seseorang itu diterima, maka dia harus memenuhi tiga hal yaitu: (1) Menyesal, (2) Berhenti dari dosa, dan (3) Bertekad untuk tidak mengulanginya.
Taubat tidaklah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap dosa yang dikerjakan. Barang siapa yang tidak menyesal maka menunjukkan bahwa ia
senang dengan perbuatan tersebut dan menjadi indikasi bahwa ia akan terus menerus melakukannya. Akankah kita percaya bahwa seseorang itu
bertaubat sementara dia dengan ridho masih terus melakukan perbuatan dosa tersebut? Hendaklah ia membangun tekad yang kuat di atas keikhlasan, kesungguhan niat serta tidak main-main. Bahkan ada sebagian ulama yang menambahkan syarat yang keempat, yaitu tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. sehingga kapan saja seseorang mengulangi perbuatan dosanya, jelaslah bahwa taubatnya tidak benar. Akan tetapi sebagian besar para ulama tidak mensyaratkan hal ini.

Tunaikan Hak Anak Adam yang Terzholimi
Jika dosa tersebut berkaitan dengan hak anak Adam, maka ada satu hal lagi yang harus ia lakukan, yakni dia harus meminta maaf kepada saudaranya
yang bersangkutan, seperti minta diikhlaskan, mengembalikan atau mengganti suatu barang yang telah dia rusakkan atau curi dan sebagainya. Namun apabila dosa tersebut berkaitan dengan ghibah (menggunjing), qodzaf (menuduh telah berzina) atau yang semisalnya, yang apabila saudara kita tadi belum mengetahuinya (bahwa dia telah dighibah atau dituduh), maka cukuplah bagi orang telah melakukannya tersebut untuk bertaubat kepada Alloh, mengungkapkan kebaikan-kebaikan saudaranya tadi serta senantiasa mendoakan kebaikan dan memintakan ampun untuk mereka. Sebab dikhawatirkan apabila orang tersebut diharuskan untuk berterus terang kepada saudaranya yang telah ia ghibah atau tuduh justru dapat menimbulkan peselisihan dan perpecahan diantara keduanya.

Nikmat Dibukanya Pintu Taubat
Apabila Alloh menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Alloh bukakan pintu taubat baginya. Sehingga ia benar-benar menyesali kesalahannya, merasa hina dan rendah serta sangat membutuhkan ampunan Alloh. Dan keburukan yang pernah ia lakukan itu merupakan sebab dari rahmat Alloh baginya. Sampai-sampai setan akan berkata, “Duhai, seandainya aku dahulu membiarkannya. Andai dulu aku tidak menjerumuskannya kedalam dosa sampai ia bertaubat dan mendapatkan rahmat Alloh.” Diriwayatkan bahwa seorang salaf berkata, “Sesungguhnya seorang hamba bisa jadi berbuat suatu dosa, tetapi dosa tersebut menyebabkannya masuk surga.” Orang-orang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Dia menjawab, “Dia
berbuat suatu dosa, lalu dosa itu senantiasa terpampang di hadapannya. Dia khawatir, takut, menangis, menyesal dan merasa malu kepada Robbnya,
menundukkan kepala di hadapan-Nya dengan hati yang khusyu’. Maka dosa tersebut menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan orang itu, sehingga dosa tersebut lebih bermanfaat baginya daripada ketaatan yang banyak.”

SHALAT TAUBAT
Assalamualaikum wr.wb.
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan puasa, sodaqoh dan sholat.
Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya.

Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka’at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat.
Rasulullah saw bersabda:Tidaklah seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bangun (bangkit) dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya”. Kemudian beliau membaca ayat : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS Ali-Imran: 135)

Tentang shalat taubat ini, para ulama menyebutkan adanya shalat tersebut, walaupun penamaannya dengan “taubat” tidak langsung dari Nabi saw. Shalat Taubat ini disunnahkan menurut kesepakatan para ulama empat madzhab,
Diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Baihaqi dan Tirmidzi yang mengatakan hadits hasan dari Abu Bakar berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seseorang melakukan suatu dosa lalu dia berdiri untuk bersuci (berwudhu) kemudian melakukan shalat—dua rakaat—kemudian memohon ampun kepada Allah kecuali Dia swt akan memberikan ampunan padanya.”

Lalu beliau membaca ayat ini, “Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah swt ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui.Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”” (Ali Imran: 135-136)

Dari Asmaa’ bin Hakam Al Fazaariy ia berkata : Aku pernah mendengar Ali ra berkata : Aku adalah seorang apabila mendengar dari Rasulullah saw sesuatu hadits, niscaya Allah memberikan manfaat kepadaku apa yang Ia kehendaki. Dan apabila salah seorang Shahabat-Shahabat beliau menceritakan (sesuatu hadits) maka aku meminta kepadanya agar dia bersumpah, maka apabila dia telah bersumpah kepadaku, aku pun membenarkannya. Dan Abu Bakar telah menceritakan kepadaku (sesuatu Hadits) dan Abu Bakar adalah seorang yang benar (as Shiddiq), dia berkata Aku pernah mendengar Rasulullah saw, “Tidak seorang hamba pun yg telah mengerjakan sesuatu dosa, lalu dia membaguskan wudhu’nya, kemudian berdiri shalat dua raka’at kemudian (selesai shalat) dia memohon ampun kepada Allah (atas dosanya tsb), melainkan Allah akan mengampuni (dosa)nya ; kemudian beliau membaca ayat: Dan orang-orang yang mengerjakan perbuatan yang keji atau menganiaya diri sendiri, mereka segera mengingat Allah….. (QS. Ali Imran 135)

Didalam riwayat Thabrani dengan sanad hasan dari Abu ad Darda bahwa Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya lalu melaksanakan shalat dua rakaat atau empat rakaat, baik ia shalat wajib atau yang bukan wajib dengan membaguskan ruku, sujudnya lalu memohon ampunan kepada Allah maka Allah akan mengampuninya.”
Intinya bahwa orang itu melakukan taubat dan memohon ampunan kepada Allah swt atas dosa yang telah dilakukannya setelah dia menuanaikan suatu shalat (shalat apa pun) baik setelah shalat-shalat fardhu atau sunnah.

Namun, perlu diingat bahwa seseorang tidak boleh meremehkan dosa lantaran punya keyakinan bahwa shalat taubat akan menghapus dosa yang dilakukannya. Terampuninya dosa bukan karena semata-mata shalat tersebut, yang kondisi shalat itu sendiri terkadang kusyu’ terkadang tidak. Niatnya pun terkadang benar dan terkadang tidak, bila demikian keadaannya, bagaimana mungkin ia memastikan bahwa dosanya terampuni dengan sekedar shalatnya?

Perlu dicermati juga dari hadits di atas, shalat taubat tersebut adalah betul-betul sebagai ungkapan taubatnya. Oleh karena itu, Nabi saw mengatakan, “…lalu dia meminta ampun kepada Allah swt”, yakni bertaubat dengan

Syarat Taubat Nasuha :
1. Ikhlas. Artinya bertaubat semata-mata karena Allah SWT.
2. Memohon ampunan Allah SWT.
3. Menyesali dosa yang telah diperbuat
4. Bersungguh-sungguh untuk meninggalkan dosa yang telah dilakukannya
5. Tidak mengulangi dosa yang telah diperbuat
6. Memenuhi hak-hak adami. Artinya, jika dosa kita berkenaan dengan hak orang lain, maka kita harus meminta maaf dan mengganti hak-haknya yang telah kita ambil.
Adapun cara melakukan shalat ini adalah seperti halnya shalat sunnah lainnya.

Perhatian
Ada shalat taubat yang tidak sesuai dengan tata cara di atas, sehingga termasuk bid’ah. contohnya, seseorang mandi pada malam Senin setelah witir kemudian shalat 12 rakaat. Pada setiap rakaat dia membaca al-Fatihah, al-Kafirun 1 kali, dan al-Ikhlas 10 kali… dan seterusnya, dengan cara-cara yang tidak diajarkan Nabi saw. (Lihat Mu’jamul Bida’ hlm. 343)

Waktu Shalat Taubat
Disunnahkan mengerjakan shalat taubat ini saat seorang muslim bertekad untuk bertaubat dari sebuah dosa yang telah diterjangnya, baik taubat ini segera dikerjakan selepas ia melakukan maksiat itu atau mengakhirkannya. Yang wajib atas seorang yang berdosa agar segera bertaubat. Tapi kalau ia mengakhirkannya/menundanya maka tetap diterima. Karena taubat bisa diterima selama belum datang satu dari dua kondisi berikut ini:
1. Apabila ruh belum sampai ke kerongkongan. Yakni ia yakin akan segera mati sehingga tidak punya pilihan lain kecuali itu, seperti Fir'aun, dikisahkan dalam QS. Yunus: 91-92.

Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat seorang hamba selama ruh (nyawa)nya belum di tenggorokan." (HR. Al-Tirmidzi, hadits hasan)

2. Apabila matahari terbit dari barat, karena Nabi saw bersabda:"Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan menerima taubatnya." (HR. Muslim, no. 2703)
Shalat taubat ini disyariatkan dalam semua waktu, sampai pada waktu terlarang seperti sesudah shalat 'Ashar. Sebabnya, karena ia termasuk jenis shalat yang memiliki sebab. Maka disyariatkan dan boleh langsung dikerjakan saat datang sebabnya.
Syikhul Islam ra berkata, "Demikian pula shalat taubat (termasuk shalat yang memiliki sebab dan harus segera dilakukan, sehingga boleh dilakukan meskipun waktu terlarang untuk shalat), jika seseorang berbuat dosa, maka taubatnya itu wajib, yaitu wajib segera dilakukan. Dan disunnahkan baginya untuk melaksanakan shalat dua raka’at. Kemudian ia bertaubat sebagaimana keterangan dalam hadits Abu Bakar Al-Shiddiq.” (Majmu’ Al-Fatawa, Ibnu Taimiyah: 23/215)

Tata Cara Shalat Taubat

Jumlah rakaatnya 2, 4 sampai 6 rakaat.
Niatnya Ushallii sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.Artinya: “Aku niat shalat sunat taubat dua rakaat karena Allah.”

Bagaimana tata cara shalat taubat dimaksud? Ada beberapa versi yang biasa dilakukan para ulama terutama dalam hal bacaan shalat dan do’anya. Salah satunya yang saya temukan sebagai berikut:
1. Shalat dua rakaat
Rakaat pertama ba’da fatihah membaca surat al-kafirun.
Rakaat kedua ba’da fatihah membaca surat al-ikhlash.

1. Setelah shalat baca do’a berikut:
إِلهِى عَبْدُكَ الْعَاصِى أَتَاكَ ÷ مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
فَاِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ ÷ وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ يَرْحَمْ سِوَاكَ
ذُنُوْبِيْ كَمَوْجِ الْبَحْرِ بَلْ هِيَ أَكْثَرُ ÷ كَمِثْلِ الْجِبَالِ الشُّمِّ بَلْ هِيَ أَكْبَرُ
وَلكِنَّهَا عِنْدَ الْكَرِيْمِ إِذَاعَفَا ÷ جَنَاحٌ مِنَ الْبَعُوْضِ بَلْ هِيَ أَصْغَرُ
1. Membaca sayyidul istighfar 1 kali, yaitu:
أَللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّه لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
1. Membaca istighfar sebanyak 70 kali
2. Terus membaca do’a berikut:
أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ وَجَهْلِيْ وَإِسْرَافِيْ فِيْ أَمْرِيْ وَمَاأَنْتَ أَعْلَمُ بِه مِنِّيْ. أَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ جِدِّيْ وَهَزْلِيْ وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ وَكُلُّ ذَالِكَ عِنْدِيْ. أَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِه مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِرُ وَأَنْتَ عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.

Selanjutnya anda dapat berdo’a dengan do’a-do’a lainnya semampu anda. Bahkan, anda bisa saja memohon dengan bahasa indonesia atau bahasa lainnya.
Doanya:
Astagfirullahal azhiim al ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuraa.
Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat ataupun manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.

Sifat Shalat Taubat
Shalat taubat dikerjakan sebanyak dua rakaat. Dikerjakan sendirian, karena ia termasuk nawafil yang tidak disyariatkan secara berjamaah. Dan disunnahkan untuk beristighfar sesudah selesai mengerjakannya, sebagaimana yang terdapat dalam hadits Abu Bakar al-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu di atas.
Tidak ditemukan tuntutan dari sunnah Nabi saw yang menetapkan bacaan tertentu pada dua rakaat tadi. Maka orang yang mengerjakan shalat taubat membaca surat yang dia kehendaki. Selain itu, juga disunnahkan baginya untuk memperbanyak amal shalih lainnya. Ini didasarkan kepada firman Allah Ta'ala:"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS. Thaahaa: 82)

Di antara amal-amal utama yang bisa dikerjakan oleh orang yang bertaubat: shadaqah, karena shadaqah termasuk sebab besar yang menghapuskan dosa.
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 271)
Terdapat penguat dari kisah Ka'ab bin Malik ra, saat Allah menerima taubatnya, ia berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya dengan sebab (diterima) taubatku, saya akan mensedekahkan semua hartaku kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah saw bersabda, "tahanlah sebagian hartamu, maka itu lebih baik bagimu." Ia menjawab, "Aku tahan sahamku yang ada di Khaibar." (Muttafaq 'Alaih)

Shalat Taubat dan Syaratnya
Dari Ali ra dari Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan perbuatan dosa lalu di bangun dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya.” (HR. At-Tirmizi, Abu Dawud dan Ibnu Majah, serta dishahihkan oleh Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmizi I/128)
Hadits di atas dijadikan dalil oleh para ulama akan adanya shalat sunnah taubat, sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul dalam kitabnya Bughyatul Muthathawwi’ fii Shalat at-Tatawwu’.

Dan hadits ini juga didukung oleh keumuman firman Allah Ta’ala, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran : 135)

Adapun syarat diterimanya taubat, maka Asy-Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi -hafizhahullah- menyebutkan ada delapan, yaitu:
1. Taubatnya harus ikhlas, hanya mengharapkan dengannya wajah Allah. Taubatnya bukan karena riya, bukan pula karena sum’ah (keinginan untuk didengar) dan bukan pula karena dunia.
2. Berlepas diri dari maksiat tersebut.
3. Menyesali dosa yang telah dia kerjakan tersebut.
4. Bertekad untuk tidak mengulangi maksiat tersebut.
5. mengembalikan apa yang kita zhalimi kepada pemiliknya, kalau kezhalimannya berupa darah atau harta atau kehormatan.
Kami katakan: Maksudnya kalau kita menzhalimi seseorang pada darahnya, harta atau kehormatannya, maka kita wajib untuk meminta maaf kepadanya dan meminta kehalalan darinya atas kezhaliman kita.
6. Bertaubat sebelum roh sampai ke tenggorokan (sakratul maut).
7. Siksaan belum turun menimpa dirinya.
8. Matahari belum terbit dari sebelah barat.

Tata cara shalat taubat
Adapun ketentuan shalat taubat adalah sama seperti mengerjakan shalat sunnah lainnya. Dalam hati kita hanya berniat mengerjakan shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah. Ada yang menganjurkan dalam rakaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah, membaca Al-Kafirun dan pada rakaat kedua surat Al-Ikhlas.
Setelah rangkaian shalat ini dikerjakan, memperbanyak bacaan istighfar termasuk amalan yang sangat dianjurkan
“Astaghfirullahal ‘azhim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaihi, tawbata ‘abdin zhoolimil la yamliku linafsihi dhorraw wala naf’aw wala mawtaw wala hayyaw wala nusyura’
[Hamba mohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung yang tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang Mahahidup dan tetap dalam kedirian-Nya. Hamba bertaubat kepada-Nya seperti taubatnya hamba yang berbuat zhalim yang sama sekali tidak memiliki kekuatan atas dirinya dalam berbuat mudharat dan manfaat, dalam kematian dan kehidupan maupun kebangkitan nanti].

Bahkan, bacaan Sayyidul Istighfar, Raja Istighfar, seperti yang banyak ditulis di buku-buku, oleh Rasulullah saw sangat dianjurkan dibaca. Berikut adalah bacaan dari Sayyidul Istighfar saya tulis kembali,
“Allahumma anta Rabbi la ilaha illa anta khalaqtani, wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ahdika wa wa’dika ma-statha’tu, a’udzu bika min syarri ma shana’tu, abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abu’u bidzanbi fa-ghfir li, fainnahu la yaghfirudz-dzunuba illa anta” [Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau. Tuhan yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba-Mu dan aku ada dalam perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku aku laksanakan perintah-Mu. Aku berlindung dari segala perbuatan buruk yang aku lakukan kepada-Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat-Mu kepadaku, sedangkan aku senantiasa berbuat dosa. Ampunilah dosaku karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau]. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim)

Rasulullah saw membiasakan membaca doa itu dan beliau menyebutnya sebagai Sayyidul Istighfar atau Raja Istighfar. Bahkan Rasulullah saw mengaskan , barangsiapa yang membaca sayyidul istighfar pada sore hari dan hamba Allah itu meninggal pada malam harinya hingga matahari terbit, ia berhak masuk surga. Barangsiapa yang membaca sayyidul istrighfar pada pagi hari, kemudian hamba Allah itu meninggal pada siang harinya (mulai terbit matahari hingga terbenamnya), ia berhak masuk surga.

Taubat yang secara bahasa artinya ‘kembali’, ternyata bisa mengembalikan kita dari jalan yang salah menuju jalan yang benar.

Cara Taubat Nashuha
Bagaimana cara taubat nasuha sedang kita telah melakukan dosa besar yang dalam hukum Islam harus kena sangsi yang besar?
Sebelum menjelaskan tentang syarat taubat nashuha, terlebih dulukita bahas pengertian taubat nashuha itu sendiri.
Umar bin Khattab ditanya tentang taubat nashuha, beliau mengatakan:Seseorang bertaubat dari perbuatan yang buruk dan ia tidak kembali mengulangiperbuatan itu selamanya (Tafsir Al Qurthubi 18/197). Hal senada diungkapkanoleh Ibnu Abbas t (Lihat Tafsir Ath-Thabari 28/168)

Sedangkan menurut Imam Ibnu Katsir, taubat nashuha adalah taubatyang tulus yang dengannya dapat menghapus dosa-dosa yang dilakukan sebelumnyadengan menghentikan perbuatan-perbuatan buruk yang ia lakukan sebelumnya.(Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/393).

Dan Taubat Nasuha adalah taubat yang terkumpul di dalamnya 5 syarat,yaitu:
1.Ikhlas karena Allah swt, dengan menunjukkan taubatnya keharibaanWajah Allah swt, untuk mendapatkan pahala-Nya serta selamat dari adzab-Nya.
2. Menyesali perbuatan maksiatnya dengan sebenar-benarnya penyesalanserta berkemauan keras untuk tidak berbuat lagi.
3. Segera meninggalkan maksiat. jika ia merupakan hak Allah, maka iaharus meninggalkannya jika itu perbuatan yang diharamkan serta bersegeramenunaikan jika itu kewajiabn yang ditinggalkan.
4. Bercita-cita untuk tidak akan kembali lagi kepada perbuatanmaksiat tersebut di masa mendatang.
5. Tidak berhenti bertaubat sebelum datangnya ajal atau terbitnyamatahari dari arah barat.

Allah Ta'ala berfirman:"Dan, tidaklah taubat itu diterima Allahdari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajalkepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: 'sesungguhnya sayabertaubat sekarang ..." [An-Nisa : 18]

Dan Nabi saw bersabda:"Siapa yang bertaubat sebelum terbitmatahari dari arah barat, niscaya Allah terima taubatnya" [Hadits RiwayatMuslim No 4872]
[Lihat Fatawa Hammah wa Risalah Fii Sifati Sholatin Nabi r (EdisiIndonesia: Sifat Shalat Nabi r ) Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, SyaikhAbdul Aziz bin Baz, Pustaka Al-Kautsar, hal 69-72]

Apabila seseorang melakukan perbuatan dosa besar, sebesar apapundosa yang ia lakukan maka hendaklah ia bersegera bertaubat dan memohon ampunkepada Allah Ta'ala, jangan menunda-nunda taubatnya, karena sebagaimana yangdiungkapkan oleh Imam Ibnul Qayyim AL Jauziyah bahwa menunda-nunda taubattermasuk perbuatan maksiat. (Lihat Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim 1/178)

Banyak anjuran dan perintah dalam Al Qur'an agar kita segerabertaubat dan memohon ampun kepada Allah Ta'ala , sebagaimana disebutkan dalamriwayat-riwayat berikut ini :"Dan bersegeralah kamu untuk meraih ampunandari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakanuntuk orang-orang yang bertakwa." (Surat Ali Imran : 133)

"Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia adalahMaha Pengampun." (Surat Nuh : 10)"Dan mohonlah ampun kepada Allah;sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Surat Al Baqarah: 199)

Dan Rasulullah saw pun telah menjelaskan dalam haditsnya tentangmasalah ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut ini:"Dari Anasbin Malik ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "AllahTabaraka wa Ta'ala berfirman: "Wahai Anak Adam, sesungguhnya apabilaengkau memohon (ampun) dan berharap kepada-Ku maka Aku akan mengampunimu tidakpeduli seberapapun banyaknya dosa-dosamu. Wahai Anak Adam, seandainyadosa-dosamu menjulang sampai menutupi awan di langit kemudian engkau memohonampun kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu tanpa mempedulikan banyaknyadosa-dosamu. Wahai Anak Adam, seandainya engkau menghadap-Ku dengan membawadosa yang memenuhi bumi kemudian Engkau menghadap-Ku dengan tidak mensekutukanAku dengan sesuatu apapun, maka Aku akan mendatangkan kepadamu ampunan yangbesarannya dapat menutupi bumi (juga)." (HR. Turmudzi No 3540 dandishahihkan oleh Albani)

Jika dosa yang ia lakukan merupakan dosa besar yang hukumannya sudahAllah Ta'ala tetapkan seperti mencuri hukumnya dipotong tangannya, atau berzinajika ia sudah menikah maka hukumnya dirajam atau yang lainnya, jika urusannyabelum sampai ketingkat mahkamah syar'iyah (pengadilan agama) maka carataubatnya adalah dengan menyesali perbuatan tersebut dan bertekad untuk tidakmengulangi kembali dan memperbanyak amal shalih baik berupa sholat, shadaqah,dzikir, tilawah Al Quran dan lain-lainnya. Wallahu A'lam Bish Showab.

info-iman

Syarah Hadits :
1. Shalat taubat hukumnya Sunat, untuk menyempurnakan kewajiban taubat yg hukumnya wajib.
2. Jumlah raka’atnya dua raka’at
3. Waktunya bersamaan dengan taubat ketika melakukan dosa, meskipun bertepatan dengan waktu-waktu yang terlarang, boleh menurut pendapat yang lebih kuat dari dua pendapat ulama tentang shalat-shalat sunat yang
ada sebabnya seperti shalat taubat, shalat tahiyyatul masjid, shalat intizhaar dan lain-lain. Alasannya telah dijelaskan dengan hujjah yang sangat kuat oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (Majmu’ Fatawa (23/215)
4. Selesai shalat dua raka’at, kemudian memohon ampun bertaubat atas dosa yang ia lakukan sesuai dengan zhahirnya hadits.
5. Shalat Taubat dua raka’at meskipun hukumnya tidak wajib, tetapi dia mempunyai keutamaan yang sangat besar sekali, yaitu diampunkan dosanya sebagaimana keSudah terlalu banyak kesalahan, kealpaan, dan dosa yang menggunung atas nama diri, terkadang diri santai dan masih berlagak seperti orang yang suci, merasa diri yang penuh kehormatan, diri yang jauh dari dosa, diri yang kelak pasti akan diampuniNYA, diri yang akan jauh dari siksa neraka, dst. Kapan lagi diri sadar, isyaf, dan bertaubat, apa sajakah yang diri tunggu? Sakaratul maut bisa menghampiri diri sewaktu-waktu. Bagaimana diri akan bertaubat pada sang Khaliq???.

Pintu gerbang taubat adalah kesadaran, penyesalan diri atas segala perbuatan yang salah dan mengundang dosa. Setelah sampai pintu gerbang maka diri segera memohon maaf dan ampunan padanya. Shalat Taubat adalah salah satu pilihan bentuk aktifitasnya. Sebuah shalat sunnat yang dilakukan atas nama ikhtiar untuk bertaubat kepada Allah SWT.

Sang kekasih Allah Rasulullah saw bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Abi Dawud dan dihasankan oleh al-Albani dari Ali bin Abi Thalib r.a : Tidaklah seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bangun (bangkit) dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya”.

Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS Ali-Imran: 135)

Cara untuk melaksanakan sholat taubat yaitu melakukan sholat dua raka’at pada waktu yang bebas, jadi dilakukan kapanpun, kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat. Dimungkinkan pula jumlah rakaatnya 4 sampai 6, namun tetap dilakukan dua rakaat salam.

Doa untuk melakukan sholat taubat yaitu:
Niat :Ushallii sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Yang artinya: “Aku niat shalat sunat taubat dua rakaat karena Allah.”. Niat ini dibaca dalam hati saat melakukan takbiratul ikhrom pada awal sholat. yang terpenting adalah niat hanyalah untuk Allah Ta’ala semata-mata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya.

Shalat taubat hendaknya menjadi pilihan utama ketika seorang muslim merasa melakukan perbuatan dosa, maka bertaubat baginya adalah sebuah kewajiban, dann disunnahkan baginya untuk melakukan shalat taubat. Sesungguhnya berdoa dan memohon ampunan apabila dilakukan setelah suatu perbuatan ketaatan seperti shalat atau membaca al Qur’an maka doanya akan dikabulkan.

Setelah melakukan sholat ini, anda bisa memilih beragam ritual lainnya, seperti membaca wirid, membaca alquran, lalu melengkapinya dengan doa-doa. Salah satu doa khusus yang bisa anda baca adalah:

Astagfirullahal azhiim al ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuraa.
Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat ataupun manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.

Demikian paparan mengenai sholat taubat ini, semoga kita selalu berada dalam suasana kebatinan yang rendah diri, iman, dan taqwa, dihadapan Sang Khaliq Yang Maha Kuasa. Selalu merasa punya salah dan dosa segunung, dan bertaubat akan jauh lebih baik dari merasa tidak begitu bersalah dan punya dosa, dan lagi tidak melakukan taubat dengan bersungguh-sungguh.

Beberapa doa mohon ampunan kepada Allah Ta’ala yang dapat dibaca setelah shalat :
“Rabbanaa dzalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa war hamnaa lakuunanna minal khaasiriin” yang artinya “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang – orang yang merugi” (QS Al A’raaf : 23)

“AllaHumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsiiran wa laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, faghfirlii maghfiratan min ‘indika warhamnii innaka antal ghafuurur rahiim” yang artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku banyak menganiaya diriku dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Oleh karena itu ampunilah dosa – dosaku dengan ampunan dari sisi-Mu dan berikan rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang” (HR. Al Bukhari no. 834 dan Muslim no. 2705)

KANDUNGAN HADITS SHALAT TAUBAT
Asma’ bin Al-Hakam Al-Fizari meriwayatkan, aku mendengar Ali ra berkata, ‘Sesunguhnya aku adalah seorang laki-laki yang jika mendengar suatu hadits dari Rasulullah saw, Allah melimpahkan manfaat daripadanya padaku sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Dan jika salah seorang dari sahabatnya menyampaikan hadits padaku, aku memintanya bersumpah, jika ia bersumpah di hadapanku maka aku memebenarkan.

Dan bahwasanya Abu Bakar telah menyampaikan suatu hadits padaku, dan dia adalah seorang terpecaya, bahwasanya ia mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah seorang Mukmin itu melakukan suatu dosa, lalu berwudlu dan membaikkan wudhunya, lantas berdiri menegakkan shalat dua raka’at, lalu ia memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa tersebut, kecuali Allah mengampuninya”.[[Hadits Shahih, dikeluarkan oleh Ahmad, 1/2 ; Ibnu Abi Syaibah, 2/387 dalam Mushannaf-nya ; Abu Daud, hadits No.1521; Turmudzi No.3006;Nasa'i No.417 Fi Amalil Yaumi wal Lailah;Ibnu Majah No.1395;Ibnu Abi Dunya No.83 Fit Taubah dengan Tahqiq penulis; Ibnu Hibban, 2/10;At-Thayalisi hal 2; Al-Baghawi No. 1015 dalam Syarhus Sunnah; Al-Humaidi No.5 dalam Musnad-nya; Thabrani No.1841,1842,1844 Fid Du'a;At-Thabari,4/62 dalam Tafsirnya;Baihaqi No.7077,7078 Fi Syu'abil Iman]
Ia berkata, kemduian beliau membaca ayat. “Artinya : Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [An-Nisa' : 110]


PERKATAAN ULAMA DAN HUFFAZH PADA PERIODE AWAL SEPUTAR HADITS SHALAT TAUBAT
Imam Al-Hafizh At-Turmudzi berkata, “Ini adalah hadits hasan, dan ia tidak diketahui kecuali dari hadits Utsman bin Al-Mughirah. Dan beberapa orang telah meriwayatkan hadits ini dari beliau, seperti ; Syu’bah, Mis’ar dan
lainnya”[2]
Al-Hafizh Ibnu Adi berkata, “Hadits ini berasal dari Utsman bin Al-Mughirah. Di antara yang meriwayatkan daripadanya adalah Ats-Tsauri, Syu’bah, Zai’dah, Isra’il dan lainnya. Selain dari Utsman bin Al-Mughirah hadits ini juga diriwayatkan dari Ali bin Rabi’ah. Jalan hadits ini adalah hasan, sedang saya berharap jalan hadits ini shahih.
Dan Asma’ bin Al-Hakam tidak diketahui kecuali memiliki hanya satu hadits ini, tetapi barangkali ia memiliki hadits lain. [Lihat Al-Kamil, 1/43 oleh Ibnu Ali.

KESIMPULAN.
1. Shalat Taubat hukumnya sunnat, dan setiap Muslim dianjurkan untuk menghidupkan sunnah tersebut.
2. Shalat Taubat adalah dua raka’at, sebagaimana dalam raka’at-raka’at shalat lainnya. Jadi tidak ada dzikir, do’a atau bacaan Al-Qur’an yang khusus dalam shalat tersebut.
3. Shalat bisa menghapus dosa, melebur kesalahan, meningkatkkan derajat, menambah kebaikan dan menghapus keburukan, karena itu hendaknya setiap hamba memperbanyak shalat-shalat sunnah, sebatas ia mampu.
4. Shalat lima waktu bisa melebur dosa-dosa kecil yang dilakukan di antara shalat-shalat tersebut.
5. Diantara rahmat Allah yang amat agung adalah Dia mensyariatkan kepada kita, -melalui lisan Nabi-Nya saw Shalat Taubat karena Dia Maha mengetahui bahwa kita pasti akan terjerumus melakukan dosa.
6. Hadits tentang Shalat Taubat adalah Shahih. Adapaun yang diingkari oleh sebagian ahli ilmu hanyalah masalah istihlaf (meminta sumpah). Dan kita telah menjelaskan bahwa istihlaf tersebut tak lain adalah untuk tatsabbut
dan tayaqqun (mencari keakuratan dan kebenaran berita), tidak karena adanya unsur tuhmah (kecurigaan) dan ragu-ragu.

Syarat agar taubat seseorang diterima Allah Swt.
1. berhenti dari kesalahan atau dosa yang telah diperbuat. Syarat pertama ini akan terwujud dengan sikap tegas kita dalam usaha untuk tidak mengulangi kesalah atau dosa yang telah diperbuat. Masih memberikan toleransi atau berhubungan dengan kemaksiatan berarti sikap mendua yang pada akhirnya akan memberikan jalan bagi setan untuk kesekian kalinya kita terjerumus. Lingkungan pergaulan akan sangat berperan dalam memberikan arti keberhasilan seseorang untuk bertaubat.

2. menyesali atas perbuatan yang telah dilakukan baik lisan maupun hati sesuai dengan firman Allah, “Keduanya berkata: “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.(QS. Al-A’raf : 23). Tidak menangguhkan taubat adalah salah satu bentuk dari aplikasi penyesalan.

3. niat bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan salah dan dosa lagi. Niat inilah diantara cirri-ciri yang terdapat pada seseorang yang serius untuk kembali ke jalan-Nya. Ha itu akan membuat kita akan terjaga dari kejatuhan kembali di tempat yang sama.

4. menyelesaikan urusan dengan orang yang pernah dizhalimi. Syarat ini apabila kesalahan dan dosa yang dilakukan menyangkut hak dan kehormatan orang lain. Misalnya jika kita telah mengambil barang orang lain, kita harus segera mengembalikannya. Atau, bila kita telah merendahkan, menghina atau menyakiti seseorang tentunya harus segera meminta maaf.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka mintalah maaf kepadanya sekarang, sebelum datang hari dimana tidak berlaku lagi mata uang. Kalai ia punya amal kebaikan, maka sebagian amal baiknya tadi akan diambil sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukan. Kalau ia tidak punya amal baik, maka dosa orang lain yang dizhaliminya tadi akan diambil dan ditambahkan kepadanya”. (HR. Bukhari)

Sebenarnya surat yang dibaca setelah bacaan al-fatihah adalah surat apa saja atau ayat mana saja dari al-qur’an, itu sudah sah. Namun memang ada beberapa surat tertentu yang dianjurkan dibaca dalam shalat-shalat tertentu, seperti pada shalat maghrib dianjurkan membaca surah al-Kafirun pada rakaat pertama dan surah al-Ikhlas pada rakaat kedua (H.R. Ibnu Majah).

Demikian dalam shalat Isya’ membaca surah at-Tiin. Namun riwayat-riwayat yang menjelaskan surat-surat yang dibaca setelah al-fatihah ini juga berbeda-beda.
Demikian juga dalam shalat sunnah hajat, sebagian ulama mengatakan membaca ayat kursi tiga kali pada rakaat pertama dan surah al-Ikhlas pada rakaat kedua.
Setelah al-fatihah juga diperbolehkan membaca ayat-ayat tertentu dari al-Qur’an, misalnya ayat puasa dari surah al-Baqarah dan seterusnya. Dan ayat-ayat yang dibaca pada rakaat kedua tidak diharuskan bersambung dari rakaat pertama.
Adapun membaca basmalah, apabila setelah al-fatihah membaca surah pendek maka sebaiknya membaca basmalah, sesuai mazhab Syafi’i, untuk membedakan bahwa bacaan setelah basmalah adalah permulaan ayat, namun bila setelah membaca al-fatihah membaca ayat dari pertengahan surah, maka tidak perlu membaca basmalah, karena basmalah adalah untuk menunjukkan permulaan surah.

Mudahkan? Selamat bertaubat. Jangan pernah menunda kenikmatan bertaubat selagi kita masih hidup.
Sumber :dari berbagai sumber

DO'A UNTUK BERTAUBAT
Ya Alloh ya Tuhan kami,, Jadikanlah kami termasuk ke dalam orang-orang yang selalu mengingatMu dan orang-orang yang selalu berbakti kepada kedua orang tua kami....
Bersihkanlah hati kami ya Rabbi,, tuntunlah kami ke jalan yang Engkau ridhoi agar kami tak semakin jauh dariMu..Panjangkanlah umur kami ya Alloh,, yang kamipun tidak tahu kapan akan berakhir.. agar kami dapat menjalankan kewajiban kami terhadMu, dan meringankan dosa-dosa kami yang telah menggunung..
Jika telah sampai waktunya,, panggilah kami dalam keadaan khusnul khotimah..
Ya Alloh,, Betapapun mengerikan sakaratul maut yang akan menghampiri kami..kuatkan hati kami untuk selalu mengingatMu, dan kuatkan lisan kami untuk mengucap LAA ILLAHA ILALLAH ketika nyawa ini telah sampai di kerongkongan..
Ya Alloh,, Jauhkan kami dari siksa kubur dan api neraka,, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua orang tua kami Ya Ghaffar, sebab sudah terlampau banyak dosa dan khilaf kami kepadaMu.. yang mungkin kamipun malu bila harus berhadapan denganMu di akhirat kelak,,
Terimalah taubat kami ya Rabbi..
Rabbana 'atina fii dun-ya khasanah wa fil akhiroti khasanah wa qinna ‘adza bannar subhana robbika robbi ijjati amma yasifu waalal mursalin wal hadulillahi robbil alamin ...dst..Aamiin 3x YRA

Ciri-ciri taubat yang diterima :
-Setelah melakukan taubat, ia menjadi lebih baik dari sebelumnya
-Takut akan azab Allah swt
-Menyesali perbuatannya dan tidak mengulangi lagi

Kesimpulan:
1. Shalat taubat memiliki landasan shahih dari sunnah Nabi saw.
2. Shalat taubat disyariatkan saat seorang muslim bertaubat dari dosa besar maupun kecil. Tidak dibedakan, baik dosa itu baru saja dikerjakan atau sudah lama.
3. Shalat taubat bisa dikerjakan pada semua waktu, sampai pada waktu yang terlarang mengerjakan shalat sunnah.
4. Selain mengerjakan shalat taubat, orang yang bertaubat juga dianjurkan mengerjakan amal-amal kebajikan, seperti shadaqah dan selainnya.

Semoga Allah menerima taubat kita dan mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya yang bertaubat… Amin...
al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc.
Badrul Tamam

SHALAT TAUBAT DAPAT MENJERNIHKAN HATI DAN JIWA *       

ALLAH SWT selalu memerintahkan kita untuk bertobat, sebagaimana firman-Nya yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang sebenar." (At-Tahrim: 8.)
Allah telah membuka pintu harapan kepada hamba-Nya: "Katakanlah; wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "(Az-Zumar: 53)

Ketentuan taubat:
-Ikhlas ingin bertobat
-Tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi
-Menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan
-Harus memiliki tekad di dalam hati tidak akan melakukan dosa itu untuk selama-lamanya
-Dikerjakan sebelum ajal tiba

Jika salah satu syarat tidak dipenuhi, maka taubat yang dilakukan itu tidaklah sah. Jika dosa berkaitan dengan manusia yang lain, maka syaratnya ditambah lagi, yaitu harus dapat membebaskan diri dari hak orang yang terkait. Misalnya jika hal itu berbentuk harta, harus dikembalikan. Jika berbentuk hukuman, ia harus menyerahkan diri mohon dimaafkan. Jika hal berupa cacian dan sebagainya, maka ia harus memohon keredhaannya.

Waktu melaksanakan taubat:
Taubat tidak bisa diundur-undur atau ditunda. Karena jika demikian ia sangat berbahaya bagi manusia. Jika tidak segera menyucikan diri sedikit demi sedikit, maka pengaruh dosa itu akan bertompok-bercak, dan akhirnya akan merusak hati sehingga tertutup dari cahaya kebenaran.
Di antara penyebab yang akan membangkitkan jiwa bertobat seseorang itu adalah jiwa yang selalu mahal pada kematian dan hidup sendirian di dalam kubur. Kata-kata mati adalah sesuatu yang sangat menakutkan kebanyakan manusia. Mati berarti berpisah dengan segala yang disayangi atau dicintai. Hari terputusnya segala nikmat. Sedangkan berpisah sebentar saja dengan anak atau istri, dapat mengalirkan air mata kesedihan, apa lagi berpisah untuk selamanya

Firman Allah: "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula." (Az-Zumar: 30)
Di samping mengingat tentang azab penderitaan yang bakal dihadapi oleh orang-orang yang berdosa mengingat kenikmatan surga yang bakal ditempati oleh orang-orang yang saleh juga akan dapat membangkitkan keinginan jiwa untuk melakukan taubat dengan segera.

Melaksanakan shalat taubat:
Melaksanakan shalat taubat ini sama dengan shalat biasa, yaitu setelah berwudhu dengan sempurna, lalu berdiri di tempat yang suci, menghadap kiblat; Waktu di lakukan - setiap saat merasa telah berbuat dosa (kecuali waktu makruh tahrim utk melakukan shalat)
*Sebaiknya 2/3 malam (pukul 2 pagi ke atas), saat Qiyamullail
Lafaz niat: "Aku mengerjakan shalat sunat taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala." (Cukup di dalam hati, ada perdebatan ulama 'tentang lafaz niat dlm ibadah - lihat kpd ahli fiqih)

Rakaat pertama membaca (disunahkan membaca doa Iftitah) kemudian surat Al-Fatihah. Setelah itu mana2 ayat atau surat dalama al-Quran.
Rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah. Setelah itu mana2 ayat atau surat dalam al-Quran.
Saat sujud akhir rakaat kedua, baca Doa Nabi Yunus sebanyak 40 kali (dengan sungguh-sungguh di dalam hati memohon ampunan dari Allah Ta'ala),
LA ILAAHA ILAA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTUM MINADZ DZOLIMIN
(Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau Ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim).

Setelah salam, perbanyakkan istighfar seperti,
ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM LAA ILAHA ILAHUWAL HAYYUL QAYUUM WA ATUUBU ILAIIH 3x
(Ampunilah hamba Ya Allah. Tuhan yang Maha Agung. Tidak ada Tuhan yang lain kecuali hanya Engkau. Dialah Tuhan yang Maha Hidup lagi Maha Perkasa dan hamba bertobat kepada Engkau ya Allah).

Dan berdoa diawali dengan membaca Istighfar,
"ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM LAA ILAHA ILAHUWAL HAYYUL QAYUUM WA ATUUBU ILAIIH "

"ALLAHUMMA ANTA ROBBI LA ILAAHA ILAA ANTA HOLAQTANI WA ANNA ABDUKA WA ANNA 'ALAA AHDIKA WA WA'DIKA MA-AS TATO'TU A'UDZUBIKA MIN SARRII MA SONA'TU ABU-ULAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA WA ABU-U BINDANBIH FAGHFIRLIFA-INNAHU LAYAGHFIRUDDUNUUBA ILLA ANTA"
(Ya, Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku. Sedang aku adalah hamba-Mu dan aku di dalam genggaman-Mu dan di dalam janjinya (beriman dan taat) kepada-Mu sekuat mampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah ku lakukan. Aku mengakui atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku dan aku mengaku segala dosaku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni segala dosa kecuali Engkau).

Kemudian bisa juga berdoa sesuai curahan hati dan munajat masing-masing ke Hadhrat Allah

Muhammad Isa

Note :
Syarat Diterimanya Taubat
> Menghindari dosa untuk saat ini.
> Menyesali dosa yang telah lalu.
> Bertekad untuk tidak melakukannya lagi di masa datang.
> Jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka harus diselesaikan.
~Faedah Tafsir Ibnu Katsir~
Subhanallah, hakekat taubat diterima hanya Allah yang mengetahui, tetapi tanda tanda jelas dirasakan, berubahnya semangat dan kesenangan, tadinya sangat senang dengan dunia dan ma'siyat, menjadi sangat senang mendekat kepada Allah dengan kesenangan ibadah dan semangat amal sholeh, kesibukannyapun asyik tenggelam dalam perbaikan dan kebaikan (QS25:70), dia "istigroq" hatinya lembut dan mudah menangis karena Allah..." Ya Allah ampuni kami, terimalah taubat kami... duhai maha penerima taubat lagi maha mengampun... Aamiin".

Shalat Taubat adakah dalam Syari'at ?
Assalamualaikum wr.wb.
Tentang shalat taubat, para ulama menyebutkan adanya shalat tersebut, walaupun penamaannya dengan “taubat” tidak langsung dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalil yang menunjukkan adanya shalat yang dimaksud adalah hadits dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berikut ini: Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang berbuat dosa lalu bangkit dan bersuci kemudian melakukan shalat lantas meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya.”

Lalu beliau membaca ayat ini, “Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui.” (Ali Imran: 135).

Yang dimaksud dengan meminta ampun adalah bertaubat, dengan menyesali dan mencabut diri (dari dosa tersebut), serta bertekad untuk tidak kembali mengulanginya selama-lamanya, juga mengembalikan hak-hak (orang lain) bila ada. (Tuhfatul Ahwadzi)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Ditekankan untuk berwudhu dan shalat dua rakaat saat bertaubat, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.” Beliau kemudian menyebutkan hadits di atas. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir surah Ali Imran: 135)

Ibnu Khuzaimah rahimahullah dalam kitab Shahih-nya juga menyebutkan sebuah bab, “Disunnahkannya shalat setelah berbuat dosa agar shalat tersebut menjadi penghapus dosa yang dilakukannya.”

Dari keterangan di atas, shalat taubat itu ada dan disunnahkan.
Namun, perlu diingat bahwa seseorang tidak boleh meremehkan dosa lantaran punya keyakinan bahwa shalat taubat akan menghapus dosa yang dilakukannya. Terampuninya dosa bukan karena semata-mata shalat tersebut, yang kondisi shalat itu sendiri terkadang kusyu’ terkadang tidak. Niatnya pun terkadang benar dan terkadang tidak, bila demikian keadaannya, bagaimana mungkin ia memastikan bahwa dosanya terampuni dengan sekedar shalatnya?

Perlu dicermati juga dari hadits di atas, shalat taubat tersebut adalah betul-betul sebagai ungkapan taubatnya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “…lalu dia meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”, yakni bertaubat dengan syarat-syarat taubat yang telah diterangkan ulama, yaitu:
1. Menyesali perbuatan dosanya
2. Meninggalkannya
3. Bertekad untuk tidak melakukannya lagi selama-lamanya
4. Bila terkait dengan hak orang, dia mengembalikannya kepada orang yang dizalimi.

Perhatian
Ada shalat taubat yang tidak sesuai dengan tata cara di atas, sehingga termasuk bid’ah. Caranya, seseorang mandi pada malam Senin setelah witir kemudian shalat 12 rakaat. Pada setiap rakaat dia membaca al-Fatihah, al-Kafirun 1 kali, dan al-Ikhlas 10 kali… dan seterusnya, dengan cara-cara yang tidak diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
(Lihat Mu’jamul Bida’ hlm. 343)

Ustadz Qomar Suaidi, Lc
=========================
Note:
Jumlah rakaatnya : 2, 4, atau 6 rakaat
dengan baca niat : USHOLLI SUNNATAN TAUBATI RAK'ATAINII LILLAHI TA'ALAA (Aku niat sholat tobat dua rakaat lillahi ta'alaa)
Do'nya:
"ASTAGHFIRULLAHAL AZHIIIM AL LADZI LAA ILAHAA ILAA HUWAL HAYYUL QOYYUMU WA ATUUBU ILAIHI TAUBATA 'ABDIN ZHAALIMIIN LAA YAMLIKU LI NAFSIHI DHARRAN WA LAA NAF'AN WA LAA MAUTAN WA LAA HAYAATAN WALA NUSYUURAA"
artinya: "Aku memohon ampunan kepada Alloh yang maha agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Alloh, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepadaNya selalu taubatnya seorang hamba yng banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atauhidup maupun bangkit nanti"
[Shahih, HR. Abu Dawud, kitab al-Witr bab fil Istighfar no. 1523, at-Tirmidzi, kitab ash-Shalat bab Fish shalah 'inda Taubah no. 408, an-Nasa'i dalam kitab 'Amalul Yaum wal Lailah, Ibnu Majah kitab Iqamatu ash-Shalah was Sunnah bab Ma Ja'a anna ash-Shalah Kaffarah no. 1459, dan Ahmad, dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud]

Al-Mubarakfuri dalam Syarah Sunan at-Tirmidzi menerangkan, bahwa makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “…lalu melakukan shalat…” yakni dua rakaat, sebagaimana dalam riwayat Ibnu as-Sunni, Ibnu Hibban, dan al-Baihaqi.
Adapun sabda beliau “…kemudian meminta ampun kepada Allah…” yakni dari dosa tersebut, sebagaimana dalam riwayat Ibnu as-Sunni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar